43
hubungan antara persepsi pasien mengenai keadaan lingkungan tempat perawatan dengan terjadinya sisa makanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.
Tabel 12 Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Suasana Lingkungan Tempat
Perawatan dengan Terjadinya Sisa Makanan
Suasana Lingkungan
Tempat Perawatan
Sisa makanan Jumlah
Nilai p
Tinggi Rendah
n n
N Kurang Baik
16 72,7 6
27,3 22
100 0,161
Baik 11 47,8
12 52,2
23 100
Jumlah
27 60,0 18
40,0 45
100
4.2.4 Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Makanan dari Luar
Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa Makanan Pengkategorian makanan dari luar RS dalam penelitian ini, meliputi ada
dan tidak ada. Sedangkan sisa makanan dikategorikan menjadi 2, yaitu tinggi dan rendah. Berdasarkan hasil analisis uji crosstab diperoleh hasil yang memenuhi
syarat untuk dilakukan uji chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,002, sehingga nilai p0,05 dan Ho ditolak, yang artinya ada hubungan antara persepsi
pasien mengenai makanan dari luar RS dengan terjadinya sisa makanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Serta diperoleh koefesien kontingensi
cc=0,454 artinya ada hubungan yang cukup kuat antara makanan luar RS dengan
terjadinya sisa makanan di RSUD Kota Semarang. Tabel 13
Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Makanan Luar RS dengan Terjadinya Sisa Makanan
Makanan Luar RS
Sisa makanan Jumlah
Nilai p
CC
Tinggi Rendah
n n
N Ada 20
83,3 4
16,7 24
100
44
Tidak ada 7
33,3 14
66,7 21
100 0,002
0,454
Jumlah
27 60,0 18
40,0 45
100
4.2.5
Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Mutu Makanan Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa Makanan
Pengkategorian mutu makanan RS dalam penelitian ini, meliputi baik dan
kurang baik. Sedangkan sisa makanan dikategorikan menjadi 2, yaitu tinggi dan rendah. Berdasarkan hasil analisis uji crosstab diperoleh hasil yang memenuhi
syarat untuk dilakukan uji chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,000 sehingga nilai p0,05 dan Ho ditolak, yang artinya ada hubungan antara persepsi
pasien mengenai mutu makanan RS dengan terjadinya sisa makanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Serta diperoleh koefesien kontingensi
cc=0,562 artinya ada hubungan yang cukup kuat antara mutu makanan RS
dengan terjadinya sisa makanan di RSUD Kota Semarang. Tabel 14
Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Mutu Makanan RS dengan Terjadinya Sisa Makanan
Mutu Makanan RS
Sisa makanan Jumlah
Nilai p
CC
Tinggi Rendah
n n
N Kurang baik 23
88,5 3
11,5 26
100 0,000
0,562 Baik 4
21,1 15
78,9 19
100
Jumlah 27 60,0
18 40,0
45 100
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, diperoleh hasil analisis bivariat dengan analisis statistik dengan menggunakan uji chi square X
2
dan koefesien kontingensi sebagai berikut:
Tabel 15 Rangkuman Hasil Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya
Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota Semarang No. Faktor
Nilai p value
CC
1. Tata cara penyajian makanan
1,000
- 2. Jadual
penyajian makanan
0,010
0,396
45
3. Suasana lingkungan tempat perawatan
0,161 -
4. Makanan luar
RS 0,002
0,454 5.
Mutu makanan RS 0,000
0,562
BAB V PEMBAHASAN