45
3. Suasana lingkungan tempat perawatan
0,161 -
4. Makanan luar
RS 0,002
0,454 5.
Mutu makanan RS 0,000
0,562
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Tata Cara Penyajian
Makanan Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa Makanan
Berdasarkan hasil analisis univariat dapat diketahui bahwa persentase persepsi responden terhadap tata cara penyajian makanan di RS yang menyatakan
persepsi baik sebanyak 37 orang atau 82,2, sedangkan responden yang menyatakan kurang baik terhadap tata cara penyajian makanan di RS sebanyak 8
orang atau 17,8. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara persepsi pasien mengenai tata cara penyajian makanan dengan terjadinya sisa makanan di RSUD Kota Semarang. Hal tersebut dibuktikan dalam
hasil analisis bivariat diperoleh nilai p value sebesar 1,000 p0,05.
46
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budhi Sulistyani 2003:62 bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tata cara penyajian
makanan dengan terjadinya sisa makanan di rumah sakit. Hal ini disebabkan karena pelayanan yang dilakukan oleh RSUD Kota Semarang termasuk baik.
Petugas penyelengara makanan yang mendistribusikan makanan kepada pasien sudah baik hal ini dapat dilihat dari keramahan petugas yang selalu tersenyum dan
menyapa pasien pada saat memberikan makanan, petugas juga berlaku sopan kepada pasien hal ini dapat dilihat pada waktu memberikan makanan, petugas
memberikan makanan ke tangan pasien secara hati-hati, selain itu juga petugas selalu menjaga kebersihan baik itu kebersihan pakaian maupun peralatan
makanan.
5.2 Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Jadual Penyajian Makanan
dengan Terjadinya Sisa Makanan
Berdasarkan hasil analisis univariat dapat diketahui bahwa dapat diketahui bahwa persentase persepsi responden terhadap jadual penyajian makanan di RS
yang menyatakan persepsi tepat waktu sebanyak 14 orang atau 31,1, sedangkan responden yang menyatakan tidak tepat waktu atau terlambat terhadap jadual
penyajian makanan di RS sebanyak 31 orang atau 68,9. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
antara persepsi pasien mengenai jadual penyajian makanan dengan terjadinya sisa makanan di RSUD Kota Semarang. Hal tersebut dibuktikan dalam hasil analisis
bivariat diperoleh nilai p value sebesar 0,010 p0,05. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budhi Sulistyani
2003:63 bahwa ada hubungan antara jadual makan dengan terjadinya sisa 44
47
makanan. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sjahmien Moehji 1992:13 bahwa waktu pembagian makanan yang tepat dengan jam makan pasien
serta jarak waktu yang sesuai antara makan pagi, siang dan malam hari dapat mempengaruhi habis tidaknya makanan yang disajikan. Bila jadual pemberian
makan tidak sesuai maka makanan yang sudah siap akan mengalami waktu penungguan sehingga pada saat makanan akan disajikan ke pasien, makanan
menjadi tidak menarik karena mengalami perubahan dalam suhu makanan. Sedangkan menurut Tiurma Heryawanti, dkk., 2004:93 bahwa waktu penyajian
makanan merupakan faktor eksternal yang dapat menyebabkan terjadinya sisa makanan. Waktu penyajian yang tidak tepat dapat menyebabkan berkurangnya
selera untuk menghabiskan makanan yang disajikan.
5.3 Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Suasana Lingkungan