Bentuk Penyelenggaraan Makanan di RS Mekanisme Kegiatan Penyelenggaraan Makanan

13 yang tersedia sesuai dengan jumlah pasien dan menu yang direncanakan, maka diharapkan dapat dihasilkan makanan yang berkualitas baik Murni I Prakoso, 1990:20.

2.1.4 Penyelenggaraan Makanan RS

Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Sasaran penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah pasien maupun karyawan rumah sakit tersebut. Dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit standar masukan atau input meliputi biaya, tenaga, metode, sarana dan prasarana. Standar proses meliputi penyusunan anggaran belanja bahan makanan, perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, pembelian bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan makanan, serta pengolahan makanan dan pendistribusian makanan. Sedangkan standar keluaran atau output adalah kepuasan konsumen Depkes RI., 2003:26.

2.1.4.1 Bentuk Penyelenggaraan Makanan di RS

Bentuk penyelenggaraan makanan di rumah sakit di bagi menjadi dua, yaitu: 2.1.4.1.1 Penyelenggaraan Makanan Sistem Swakelola Jika penyelenggaraan makanan dilakukan dengan sistem swakelola maka instalasi atau unit pelayanan gizi bertanggung jawab untuk melaksanakan semua kegiatan penyelenggaraan makanan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 2.1.4.1.2 Penyelenggaraan Makanan Sistem Jasa Boga atau Out-Sourcing 14 Yaitu penyelengaraan makanan dengan memanfaatkan perusahaan jasa boga atau catering. Sistem Out-Sourcing dibagi menjadi dua kategori yaitu semi out sourcing dan full out sourcing. Pada sistem semi out sourcing, pengusaha jasa boga selaku penyelenggara makanan menggunakan sarana dan prasarana milik rumah sakit. Sedangkan sistem full out sourcing pengusaha jasa boga tidak menggunakan sarana dan prasarana milik rumah sakit melainkan milik perusahaannya sendiri. Dalam penyelenggaraan makanan dengan sistem semi out sourcing maupun full out sourcing, fungsi ahli gizi rumah sakit adalah sebagai perencana menu, penentu standar porsi, dan pemesanan makanan Depkes RI., 2003:26.

2.1.4.2 Mekanisme Kegiatan Penyelenggaraan Makanan

Mekanisme kegiatan penyelenggaraan makanan meliputi: 2.1.4.2.1 Perencanaan Anggaran Belanja Perencanaan anggaran belanja merupakan suatu kegiatan penyusunan anggaran biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi konsumen atau pasien yang dilayani, dengan tujuan tersedianya taksiran anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan bagi konsumen atau pasien yang dilayani sesuai dengan standar kecukupan gizi Depkes RI., 2003:27. 2.1.4.2.2 Perencanaan Menu Menu adalah rangkaian dari beberapa macam hidangan atau masakan yang disajikan untuk seseorang atau kelompok orang untuk setiap kali makan Nursiah A Mukrie, dkk., 1990:57. Sedangkan perencanaan menu merupakan serangkaian 15 kegiatan menyusun hidangan dalam variasi yang serasi. Perencanaan menu merupakan salah satu fungsi manajemen dalam pengadaan makanan, oleh karena itu perencana menu harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan tentang semua segi pelayanan makanan dan tanggung jawabnya. Kegiatan ini dilakukan untuk melayani banyak orang atau pasien dan dalam kurun waktu yang cukup lama, oleh sebab itu perlu adanya perencanaan menu yang baik Wiwik Suminarti, 1997:15. 2.1.4.2.3 Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan makanan, yang bertujuan supaya tercapainya anggaran dan kebutuhan bahan makanan untuk pasien dalam satu tahun anggaran. 2.1.4.2.4 Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan Merupakan kegiatan penyusunan permintaan bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen atau pasien yang dilayani. Tujuan dari pemesanan dan pembelian bahan makanan adalah tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai standar atau spesifikasi yang ditetapkan pada rumah sakit tersebut. 2.1.4.2.5 Penerimaan Bahan Makanan Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan. 16 2.1.4.2.6 Penyimpanan Bahan Makanan Penyimpanan bahan makanan merupakan suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah serta pencatatan dan pelaporannya. Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya bahan makanan siap untuk diolah dan digunakan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan. 2.1.4.2.7 Persiapan Bahan Makanan Persiapan bahan makanan merupakan kegiatan mempersiapkan bahan- bahan makanan serta bumbu-bumbu sebelum dilakukan kegiatan pemasakan. 2.1.4.2.8 Pengolahan Bahan Makanan Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah atau memasak bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi. 2.1.4.2.9 Pendistribusian Makanan Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen atau pasien yang dilayani baik itu pasien dengan menu makanan nasi maupun makanan khusus. Sistem penyaluran makanan yang digunakan sangat mempengaruhi makanan yang disajikan, tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan dan perlengkapan yang ada. Ada 3 sistem penyaluran makanan yang biasa dilaksanakan di rumah sakit, yaitu sistem yang dipusatkan sentralisasi dimana makanan pasien dibagi dan disajikan dalam alat makan di tempat pengolahan 17 makanan., sistem yang tidak dipusatkan desentralisasi yaitu makanan pasien dibawa dari tempat pengolahan ke dapur ruang perawatan pasien, dalam jumlah banyak atau besar, untuk selanjutnya disajikan dalam alat makan masing-masing pasien sesuai dengan permintaan makanan, dan sistem kombinasi antara sentralisasi dan desentralisasi dimana penyaluran makanan kombinasi dilakukan dengan cara sebagian makanan ditempatkan langsung ke dalam alat makanan pasien sejak dari tempat produksi atau dapur, dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam wadah besar, pendistribusiannya dilaksanakan setelah sampai di ruang perawatan Depkes RI., 2003:39.

2.1.5 Sisa Makanan dan Faktor yang Mempengaruhi

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang berhubungan dengan adanya sisa makanan biasa pada pasien rawat inap di kelas III RSUD Pirngadi Medan

20 222 99

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DJATIROTO LUMAJANG

7 30 154

Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di rumah sakit Haji Jakarta tahun 2011

12 44 226

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN BIASA PASIEN BANGSAL RAWAT INAP RSUD SALATIGA Faktor-Faktor Eksternal Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Biasa Pasien Bangsal Rawat Inap RSUD Salatiga.

0 1 18

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Eksternal Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Biasa Pasien Bangsal Rawat Inap RSUD Salatiga.

1 2 5

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN BIASA PASIEN BANGSAL RAWAT INAP Faktor-Faktor Eksternal Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Biasa Pasien Bangsal Rawat Inap RSUD Salatiga.

0 2 16

FAKTOR – FAKTOR INTERNAL PASIEN YANG Faktor – Faktor Internal Pasien Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Di Ruang Rawat Inap Kelas Iii Rsud Kajen Kabupaten Pekalongan.

0 0 18

PENDAHULUAN Faktor – Faktor Internal Pasien Yang Berhubungan Dengan Sisa Makanan Di Ruang Rawat Inap Kelas Iii Rsud Kajen Kabupaten Pekalongan.

0 1 5

(ABSTRAK) FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA SISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD KOTA SEMARANG.

0 0 3

Faktor-faktor yang berhubungan dengan adanya sisa makanan biasa pada pasien rawat inap di kelas III RSUD Pirngadi Medan

0 0 14