Pakan dapat diberikan dengan cara dijatah atau disuguhkan yang dikenal dengan istilah kereman, pakannya diperoleh dari ladang, sawah serta tempat
lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan sebanyak 10 dari berat badannya. Pakan tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek,
ampas tahu dan sebagainya Djarijah, 1996. Menurut Abidin 2002 bahwa salah satu cara untuk mempercepat proses penggemukkan memerlukan
kombinasi pakan yang baik antara hijauan dan konsentrat. Perbandingan hijauan dan konsentrat tergantung dari ketersediaan hijauan di lokasi
penggemukan. Jika hijauan yang tersedia di lokasi berkualitas rendah, seperti pucuk tebu, perbandingan hijauan dan konsentrat adalah 60 : 40. Jika hijauan
berkualitas cukup baik, misalnya rumput gajah, setaria, lamtoro, gamal dan kaliandra perbandingan hijauan dan konsentrat cukup 80 : 20 atau 70 : 30.
Pemberian hijauan dilakukan sekitar 2 jam setelah pemberian konsentrat pada pagi hari. Frekuensi pemberian hijauan yang lebih sering dilakukan
dapat meningkatkan kemampuan sapi untuk mengkonsumsi pakan juga meningkatkan kecernaan bahan kering hijauan. Sebaiknya dihindari
pemberian hijauan yang sekaligus dan dalam jumlah yang banyak. Abidin, 2002.
Pemberian air minum merupakan salah satu bagian dari tatalaksana pemeliharaan sapi. Sebagian peternak sering menganggap bahwa kebutuhan
air minum sapi telah tercukupi oleh air yang ada di dalam rumput, daun ataupun hijauan lainnya.Anggapan ini tidak benar, sebaiknya air minum untuk
sapi harus disediakan ad libitum tak terbatas terutama didaerah-daerah kering Huitema, 1986.
C. Manajemen Perkandangan
Kandang merupakan tempat tinggal ternak sepanjang waktu, sehingga pembangunan kandang sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak,
harus bisa menjamin hidup yang sehat dan nyaman Sugeng, 2003. Dikatakan juga oleh Siregar 2003 bahwa dengan kandang, pengamanan terhadap
pencuri sapi akan lebih terjaga. Selain itu, kandang yang dibangun harus dapat 5
menunjang peternak, baik dalam segi ekonomis maupun segi kemudahan dalam pelayanan. Sehingga diharapkan dengan adanya bangunan kandang ini
sapi tidak berkeliaran disembarang tempat dan kotorannyapun dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin Sugeng, 2003.
Kandang harus dibuat dengan memperhatikan beberapa syarat teknis antara lain :
1. Dibuat dari bahan-bahan berkualitas dan mudah didapatkan. 2. Luas kandang harus dibuat sesuai dengan jumlah sapi agar sapi tidak
bedesak-desakan yang memungkinkan timbul perkelahian. 3. Lantai kandang dibuat dengan kemiringan 5-10
mengarah ke saluran air yang langsung dialirkan kesaluran penampungan.
4. Sinar matahari, terutama pagi hari harus dapat masuk kedalam kandang selain dibutuhkan oleh sapi juga membunuh bakteri dan kuman penyebab
penyakit. 5. Ventilasi udara harus lancar dan di tempat yang tidak terlalu banyak
terpaan angin. 6. Arah angin tidak berlawanan dengan arah muka sapi
7. Atap kandang dibuat dari bahan-bahan yang tidak terlalu panas dan mudah ditemui dan tahan lama dan mampu menjaga kehangatan di dalam
kandang agar sapi terasa nyaman dikandang Djarijah, 1996.
Kandang secara umum memiliki dua tipe yaitu kandang individu dan kandang koloni Abidin, 2002. Menurut Sarwono dan Arianto 2002
kandang individu adalah kandang yang terdiri dari satu ruangan atau bangunan dan hanya digunakan untuk memelihara satu ekor ternak. Kandang
koloni adalah kandang yang terdiri dari satu ruangan atau bangunan tetapi digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak.
Perlengkapan kandang yang harus disediakan adalah tempat pakan dan tempat minum Sugeng, 2003. Tempat pakan dan tempat minum dapat dibuat
dari tembok beton yang bentuknya dibuat cekung dengan lubang pembuangan air pada bagian bawah atau bisa juga tempat pakan terbuat dari papan atau
6
kayu dan tempat minum menggunakan ember Siregar, 2003. Menurut Sugeng 2003 kandang harus dilengkapi dengan peralatan kebersihan seperti
sekop, sapu lidi, sikat, selang air, ember, dan kereta dorong.
D. Pengendalian Penyakit