5. Pembalikan dilakukan setiap 3 hari sekali. 6. Hari ke 30 sudah menjadi pupuk kompos.
7. Penyaringan pupuk kompos. 8. Pengemasan.
Hasil dari pengolahan kompos adalah pupuk yang berbentuk halus, berwarna hitam dan tidak berbau. Selain dijual untuk konsumen produk
kompos ini juga digunakan untuk pembenihan atau penyemaian bibit jati super dan sengon.
C. Evaluasi Kegiatan Magang
Kegiatan pemeliharaan dipeternakan CV. Argo Liman ini sepenuhnya dilakukan oleh 10 anak kandang, dengan sistem bergilir setiap 10 hari masuk
sekali dan 2 orang yang setaip 3 hari masuk, 3 hari libur. Jumlah kandang yang ada dipeternakan ini sebanyak 31 dan dikelompokkan menjadi 3 blok.
1. Pengadaan Sapi Bakalan
Pemilihan bakalan yang baik menjadi langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan usaha penggemukan sapi potong Abidin, 2002.
Bakalan yang memiliki penampilan produksi baik akan menghasilkan produk yang maksimal dengan pengelolaan yang optimal. Sapi bakalan
yang ada di CV. Argo Liman diperoleh dari impor juga pasar-pasar lokal di daerah sekitar Wonogiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono dan
Arianto 2002 bahwa sapi bakalan yang akan digemukkan dapat berasal dari pasar hewan lokal.
Pengadaan sapi bakalan tidak rutin dilakukan, jika dirasa perlu penambahan ternak baru dilakukan pembelian sapi bakalan. Jenis ternak
yang dipelihara oleh CV. Argo Liman antara lain bangsa sapi PO,santa cross, Brangus, dan Simmental. Menurut Djarijah 1996 bahwa jenis sapi
yang banyak dipelihara oleh para peternak di Indonesia adalah sapi Bali, Madura, Aberdeen Angus, Brahman, Brangus Brahman Angus,
peranakan Ongole dan Simmental. Ternak sapi yang akan digemukkan berumur rata-rata 1,5–2 tahun dengan bobot badan rata-rata 200-300 kg.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Abidin 2002 bahwa sapi yang akan 25
digemukkan adalah sapi-sapi yang berumur 2-2,5 tahun, karena selain pertumbuhan ternak mencapai tingkat optimum, efisiensi penggunaan
pakannya pun cukup tinggi.
2. Manajemen Pemberian Pakan
Untuk sapi yang sehat pada umumnya memerlukan jumlah pakan yang cukup dan berkualitas, baik dari segi kondisi pakan maupun nutrisi
yang dikandungnya. Nutrisi di dalam pakan ternak merupakan unsur penting unuk menjamin kesehatan sapi, pertumbuhan badan yang optimal,
dan kesuburan dalam reproduksi Akoso, 1996.
a. Konsentrat Pakan yang diberikan pada ternak ada dua jenis yaitu pakan kasar
berupa jerami kering dan pakan penguat berupa konsentrat. Pemberian dua macam pakan ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
ternak. Menurut Akoso 1996, bahwa pemberian satu jenis pakan akan cenderung memberikan ransum yang imbangan nutrisinya tidak serasi
sehingga tidak dapat diperoleh manfaat yang optimal untuk proses metabolisme didalam tubuh. Pakan berupa konsentrat diberikan 2,5
dari bobot badan dengan perbandingan hijauan dan konsentrat 30 : 70. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo 1990, bahwa kebutuhan
ternak sapi akan konsentrat adalah 2,5 BK dari bobot badan. Apabila rata–rata bobot badan sapi 300 kg, maka jumlah pakan yang harus
diberikan adalah sebesar 7,5 bahan kering kgekorhari. Pemberian konsentrat dilakukan 2 jam sebelum pemberian hijauan, hal ini sesuai
dengan pendapat Siregar 2003, bahwa pemberian konsentrat yang dilakukan 2 jam sebelum pemberian hijauan akan meningkatkan
kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum. Sebab konsentrat yang banyak mengandung pati sebagian besar sudah dicerna oleh
mikroorganisme rumen pada saat hijauan mulai masuk ke dalam rumen. 26
Konsentrat yang digunakan adalah buatan sendiri dengan mencampur secara manual. Menurut Siregar 2003, pencampuran
konsentrat dapat dilakukan dengan tenaga mekanis atau mixer dan secara manual, tetapi pencampuran bahan pakan secara manual
memerlukan teknik tertentu agar dapat diperoleh campuran yang homogen. Pemilihan bahan untuk konsentrat harus memperhatikan segi
kualitas dan kuantitasnya seperti yang dijelaskan oleh Siregar 2003, bahwa hal–hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan komponen
konsentrat yaitu bahannya tersedia sepanjang tahun, bernilai gizi tinggi, harganya relatif murah, dan terbatas atau hanya sedikit mengandung zat
anti nutrisi. Sapi yang digemukkan memerlukan banyak energi untuk
pembentukan daging, sehingga komposisi ransum harian harus berimbang agar diperoleh manfaat gizi secara optimal yaitu dengan
takaran yang tepat untuk setiap komponen nutrisi seperti protein, TDN, vitamin dan mineral yang disesuaikan dengan jenis hewan, umur, dan
sasaran atau tujuan pemeliharaan. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi sapi potong dapat dilihat dalam tabel 4.
Tabel 4. Kebutuhaan Nutrisi Sapi Potong BB
Kg PBBH
Kgekor hari
Minimal konsumsi BK
Kgekorhari Kosentra
t dlm ransum
Total PK
Total TDN
Total Ca
Total P
300 400
450 500
0,9 1,0
1,0 0,9
8,0 9,4
10,3 10,5
45-55 45-53
45-55 45-55
10,0 9,4
9,3 9,1
72 72
72 72
0,25 0,22
0,19 0,18
0,22 0,21
0,19 0,18
Sumber: Data Sekunder CV. Agro Liman 2002 b. Jerami
Pakan kasar yang digunakan adalah jerami kering. Menurut Komar 1984 jerami adalah bagian padi yang telah dipanen bulir–bulir
buahnya bersama atau tidak dengan tangkainya dikurangi dengan akar dan batang sesudah disabit. Jerami padi mengandung serat kasar yang
tinggi dengan kadar protein yang rendah. Menurut Akoso 1996 sapi 27
dan ternak ruminan lainnya sangat membutuhkan serat kasar, sebab bila kebutuhan serat kasar ini tidak terpenuhi akan menimbulkan gangguan
pencernaan. Serat kasar dapat membantu pencernaan untuk bekerja dengan baik, membuat rasa kenyang dan mendorong kelancaran getah
kelenjar pencernaan keluar. c. Pemberian air minum
Air mutlak diperlukan dalam usaha penggemukan sapi potong, karena berpengaruh langsung pada kehidupan ternak. Menurut Akoso
1996, bahwa air merupakan kebutuhan mutlak bagi sapi, terutama pada masa pertumbuhan, masa laktasi dan pada saat suhu udara panas.
Air yang ada dalam tubuh sapi berfungsi untuk mengatur suhu badan, membantu proses pencernaan, mengangkut sari makanan keseluruh
bagian tubuh dan mengeluarkan sisa makanan. Pemberian air minum untuk ternak sapi harus jernih, bersih, sehat
dan dalam keadaan yang cukup atau berlebih. Pemberian air minum untuk sapi tidak terbatas. Menurut Akoso 1996 air minum sebaiknya
disediakan sesaat sebelum makan untuk menghindari terjadinya kembung perut. Apabila didalam pakan konsentrat ditambahkan garam,
untuk menjaga konsumsi protein, maka kebutuhan air akan lebih banyak lagi, karena akan dipakai untuk mengeluarkan garam tersebut.
3. Manajemen Perkandangan