Manajemen Pemberian Pakan TINJAUAN PUSTAKA

bertubuh kurus, berusia remaja sapi dara dan sepasang giginya telah tanggal Sarwono dan Arianto, 2002. Menurut Santoso 2002 sapi yang paling baik untuk digemukkan adalah sapi jantan, karena mempunyai bobot lahir dan pertambahan bobot badan harian yang tinggi. Bakalan yang akan digemukkan dapat berasal dari sapi lokal atau sapi impor yang belum maksimal pertumbuhannya Sarwono dan Arianto, 2002. Dapat juga bersumber dari berbagai jenis sapi yang telah ada di Indonesia termasuk sapi perah jantan Siregar, 2003. Sapi yang sudah lama terdapat di Indonesia dan telah berkembang secara turun temurun dikenal dengan sebutan sapi lokal. Sapi lokal ini tersebar hampir di seluruh daerah Indonesia, tetapi ada pula yang hanya terdapat di daerah tertentu saja Siregar, 2003.

B. Manajemen Pemberian Pakan

Berdasarkan bahan pakannya, sapi termasuk hewan herbivora, yaitu pemakan tumbuh-tumbuhan. Hampir seluruh pakannya berasal dari tumbuh- tumbuhan. Berdasarkan kondisi fisiologis dan sistem pencernaan pakannya, sapi digolongkan sebagai ruminansia karena pencernaan pakannya di dalam rumen. Pencernaan pada ruminansia bersifat khas, karena terjadi pencernaan secara mekanis di dalam mulut dengan bantuan saliva, pencernaan fermentatif di dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan pencernaan enzimatis pasca rumen Abidin, 2002. Pakan merupakan bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor ternak yang mampu memberikan nutrien penting untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, dan reproduksi Blakely dan David, 1992. Sapi maupun ternak ruminansia lainnya mempunyai keterbatasan dalam mengkonsumsi pakan hijauan ataupun rumput-rumputan yang tumbuh didaerah tropis karena kandungan gizinya relatif rendah. Sehingga sapi yang digemukkan dengan hanya memberikan hijauan saja tanpa adanya penambahan pakan lain yang berupa konsentrat tidak mungkin mencapai pertambahan bobot badan maksimal Siregar, 2003. 4 Pakan dapat diberikan dengan cara dijatah atau disuguhkan yang dikenal dengan istilah kereman, pakannya diperoleh dari ladang, sawah serta tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan sebanyak 10 dari berat badannya. Pakan tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu dan sebagainya Djarijah, 1996. Menurut Abidin 2002 bahwa salah satu cara untuk mempercepat proses penggemukkan memerlukan kombinasi pakan yang baik antara hijauan dan konsentrat. Perbandingan hijauan dan konsentrat tergantung dari ketersediaan hijauan di lokasi penggemukan. Jika hijauan yang tersedia di lokasi berkualitas rendah, seperti pucuk tebu, perbandingan hijauan dan konsentrat adalah 60 : 40. Jika hijauan berkualitas cukup baik, misalnya rumput gajah, setaria, lamtoro, gamal dan kaliandra perbandingan hijauan dan konsentrat cukup 80 : 20 atau 70 : 30. Pemberian hijauan dilakukan sekitar 2 jam setelah pemberian konsentrat pada pagi hari. Frekuensi pemberian hijauan yang lebih sering dilakukan dapat meningkatkan kemampuan sapi untuk mengkonsumsi pakan juga meningkatkan kecernaan bahan kering hijauan. Sebaiknya dihindari pemberian hijauan yang sekaligus dan dalam jumlah yang banyak. Abidin, 2002. Pemberian air minum merupakan salah satu bagian dari tatalaksana pemeliharaan sapi. Sebagian peternak sering menganggap bahwa kebutuhan air minum sapi telah tercukupi oleh air yang ada di dalam rumput, daun ataupun hijauan lainnya.Anggapan ini tidak benar, sebaiknya air minum untuk sapi harus disediakan ad libitum tak terbatas terutama didaerah-daerah kering Huitema, 1986.

C. Manajemen Perkandangan