Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Media Pembelajaran

123 Adanya perbedaan kurikulum pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah tersebut ternyata berdampak pada perilaku guru yang enggan menggunakan media pembelajaran multimedia, karena guru senior tidak mempunyai basic penggunaan multimedia, selain itu guru senior menganggap dengan metode pembelajaran yang digunakan sudah dianggap cukup. Dengan adanya perbedaan penggunaan media pembelajaran multimedia tersebut sudah seharusnya kepala sekolah mengambil sikap tegas, agar semua guru menggunakan media pembelajaran multimedia, karena penggunaan media pembelajaran multimedia dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dan hal tersebut tentunya akan berakibat pada peningkatan prestasi belajar siswa. Sikap tegas kepala sekolah tersebut akan dapat mendorong guru berusaha dengan berbagai cara agar menguasai penggunaan media pembelajaran multimedia.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Media Pembelajaran

Multimedia di SMA Negeri 2 Demak Penyusunan RPP IPA dengan multimedia oleh Guru SMA Negeri 2 Demak, dimulai dari kesiapan guru sebelum melaksanakan pembelajaran dengan terlebih dahulu memahami identitas, standar kompetensi dan standart isi dengan pemahaman tersebut, maka guru dapat melakukan pengembangan silabus dalam bentuk RPP. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap informan seperti dalam sajian data dapat dijelaskan bahwa dalam menyusun RPP IPA dengan media pembelajaran multimedia Guru terlebih menentukan identifikasi terhadap mata pelajaran yang meliputi: nama sekolah, mata pelajaan, kelassemester, dan alokasi waktu. Dengan mengetahui identitas khususnya mata 124 pelajaran, kelassemester dan alokasi waktu, maka guru dapat dengan mudah untuk menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, menentukan metode dan teknik pembelajaran, dan merencanakan penilaian sesuai dengan kondisi sekolah Langkah selanjutnya adalah mengkaji dan menganalisis standar kompetensi, setiap mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Urutan RPP tidak harus sesuai dengan urutan dalam standar isi, melainkan berdasar hirarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan bahan b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran c. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran RPP IPA dengan media pembelajaran multimedia yang dibuat oleh guru SMA Negeri 2 Demak sesuai dengan mata pelajaran masing-masing, yang pada dasarnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran IPA. Dengan demikian, RPP IPA dengan media pembelajaran multimedia yang dibuat merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran IPA. RPP IPA perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yaitu: kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi siswa, materi standar berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil belajar berfungsi menunjukkan 125 keberhasilan pembentukan kompetensi siswa, sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau belum tercapai. Rencana pelaksnanaan pembelajaran IPA dengan media pembelajaran multimedia yang disusun oleh guru di SMA Negeri 2 Demak telah mencakup tiga kegiatan yaitu: identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran. Penentuan identitas dalam RPP IPA dengan media pembelajaran multimedia merupakan syarat mutlat, karena dengan diketahuinya identitas, maka tujuan dari perencanaan untuk merencanakan suatu desain pembelajaran dapat dibuat dengan tepat. Kegiatan guru menentukan identifikasi terhadap mata pelajaran sebelum melakukan pembelajaran IPA dengan media pembelajaran multimedia tersebut sesuai dengan tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yaitu memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, sesuai pendapat Susilo 2007: 94 yang menyatakan bahwa: ”KTSP memberikan keleluasaan penuh setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap memperhatikan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar, KTSP merupakan hasil kreasi dari guru-guru di sekolah berdasarka standar isi dan standar kompetensi”. Pilihan guru dalam menentukan media pembelajaran multimedia tersebut merupakan langkah guru untuk memudahkan siswa dan guru menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dan guru dalam melakukan proses belajar mengajar dengan mudah, siswa memberikan pengetahuan dan siswa menerima 126 pengetahuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sri Anitah 2008: 2 menyatakan bahwa ”media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap”. Penyusunan RPP IPA dengan media pembelajaran multimedia yang dilakukan oleh guru guru tersebut merupakan implementasi dari desentralisasi pendidikan, dimana sekolah diberikan kewenangan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan kurikulum. Kebebasan guru dalam mengembangakan kurikulum tersebut sejalan dengan tujuan desentralisasi, menurut Susilo 2007: 94 hal tersebut merupakan konsep yang indah karena dengan desentralisasi pendidikan berarti memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk berkembang. Dengan desentralisasi, seluruh potensi setempat diharapkan dapat didayagunakan demi pembangunan setempat. Dalam lingkup satuan pendidikan atau sekolah, paradigma yang sama juga ingin diberlakukan, yakni satuan pendidikan menjadi mandiri, dan diberi kesempatan mengerahkan seluruh potensi demi kemajuan pendidikan yang kontekstual, meski harus disadari, hal ini tidak mudah dilaksanakan. Adanya kebebasan guru dalam menyusun RPP dengan media pembelajaran multimedia tersebut tentunya dapat mendorong guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam hal penggunaan multimedia, namun demikian pada kenyataannya tidak semua guru telah merencanakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran multimedia, selain itu keterbatasan guru 127 dalam memanfaatkan media pembelajaran masih terbatas pada menyusun peragaan denan program power point yang masih sederhana, sehingga pemanfaatan media multimedia tersebut belum dapat dikatakan maksimal. Untuk mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran multimedia sudah selayaknya kepala sekolah meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran multimedia, misalnya melalui diklat atau kurus-kursus untuk mendesain presentasi, sehingga guru dapat membuat perencanaan pembelajaran dengan multimedia lebih baik lagi.

3. Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan media pembelajaran Multimedia