24 dalam Hamzah B. Uno, 2007: 35 memberikan pengertian ”tujuan
pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan ting
kat kompetensi tertentu”. Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang
dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Perilaku ini
dapat berupa fakta yang konkrit serta dapat dilihat dan fakta yang tersamar. Definisi ketiga oleh Fred Percival dan Hery Elington Hamzah B. Uno, 2007:
35 yakni ”tujuan pembelajaran adalah suatu pertanyaan yang jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan
dapat dicapai sebagai hasil belajar”.
b. Desain Pembelajaran
Menurut Ella Yulaelawati 2004: 48 menyatakan bahwa: Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang
misalnya disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan
teori tentang strategi dan serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaanya.
Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta
pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai
tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan
25
pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Desain pembelajaran sebagai proses, merupakan pengembangan sistematis tentang spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori
pembelajaran dan teori belajar untuk menjamin mutu pembelajaran. Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan
belajar serta sistem penyampainnya. Proses pembelajaran diharapkan dapat berjalan dengan efektif dana
efisien dengan adanya desain pembelajaran, hal ini seperti dikemukakan oleh Morrison, at all 2001: 2 yang menyatakan:
Learning must be more effective and efficient. This need has given rise to the instructional design process, a systematic planing method that
results in successful learning and performance
. Pembelajaran seharusnya lebih efektif dan efisien, kebutuhan ini telah memunculkan proses design
instruksional yaitu sebuah metode perencanaan sistematik yang berhasil dalam pembelajaran dan hasil kerja yang sukses.
c. Silabus
Menurut Ella Yulaelawati 2004: 123 yang menyatakan bahwa: Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan
ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi
kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis
26
memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan
kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik
rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun satu kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk
merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat
bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian, yang dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi, sistem penilaian selalu
mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan pembelajaran yang terdapat di dalam silabus.
Proses pengembangan silabus berbasis kompetensi menurut Depdiknas 2004 yang menyatakan bahwa:
Secara umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri dari tujuh langkah utama sebagaimana tercantum dalam Buku
Pedoman Umum Pengembangan Silabus yaitu: 1 penulisan identitas mata pelajaran; 2 perumusan standar kompetensi; 3 penentuan
kompetensi dasar; 4 penentuan materi pokok dan uraiannya; 5 penentuan pengalaman belajar; 6 penentuan alokasi waktu; dan 7
penentuan sumber bahan. Standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok, sudah
disiapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu tugas guru adalah
27
mengembangkan setiap kompetensi dasar tersebut dengan jalan menentukan materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu dan sumber bahan. Untuk
implementasi di kelas, silabus perlu dijabarkan lagi ke dalam bentuk persiapan mengajar, baik dalam bentuk satpel maupun rencana pembelajaran.
Secara rinci langkah-langkah pengembangan silabus adalah sebagai berikut: 1
Penulisan Identitas Mata Pelajaran Pada bagian identitas mata pelajaran perlu dituliskan dengan jelas
nama mata pelajaran, jenjang sekolahmadrasah, kelas, dan semester. Dengan informasi tersebut guru akan mendapatkan kejelasan tentang
tingkat pengetahuan prasyarat, pengetahuan awal dan karakteristik siswa yang akan diberi pelajaran.
2 Penentuan Standar Kompetensi
Standar kompetensi mata pelajaran dapat didefinisikan sebagai pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus
dikuasai serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Standar kompetensi merupakan
kerangka yang menjelaskan dasar pengembangan program pembelajaran yang terstruktur. Standar kompetensi mata pelajaran juga merupakan
fokus dari penilaian, sehingga proses pengembangan kurikulum adalah fokus dari penilaian, meskipun kurikulum lebih banyak berisi tentang
dokumen pengetahuan, keterampilan dan sikap pada bukti-bukti untuk menunjukkan bahwa siswa yang akan belajar telah memiliki pengetahuan
dan keterampilan awal.
28
Dengan demikian standar kompetensi mata pelajaran diartikan sebagai kemampuan siswa dalam: a Melakukan suatu tugas atau
pekerjaan berkaitan
dengan mata
pelajaran tertentu;
b Mengorganisasikan tindakan agar pekerjaan dalam matapelajaran tertentu
dapat dilaksanakan; c Melakukan reaksi yang tepat bila terjadi penyimpangan dari rancangan semula; dan d Melaksanakan tugas dan
pekerjaan berkaitan dengan mata pelajaran dalam situasi dan kondisi yang berbeda.
Penentuan standar kompetensi hendaknya dilakukan dengan cermat dan hati- hati, karena jika setiap sekolahmadrasah atau setiap
kelompok sekolahmadrasah mengembangkan standar kompetensi sendiri tanpa memperhatikan standar nasional, maka pemerintah pusat akan
kehilangan sistem untuk mengontrol mutu sekolah madrasah. Akibatnya kualitas sekolahmadrasah akan bervariasi, dan tidak dapat dibandingkan
antara kualitas sekolahmadrasah yang satu dengan kualitas sekolah madrasah yang lain.
3 Penentuan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi. Kompetensi dasar adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang minimal harus dikuasai peserta didik untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang
ditetapkan. Untuk memperoleh perincian tersebut kita perlu melakukan analisis standar kompetensi. Caranya dengan jalan mengajukan
29
pertanyaan: Kemampuan dasar apa saja yang harus dikuasai siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi? Jawaban atas pertanyaan tersebut
berupa daftar lengkap pengetahuan, keterampilan, dan atau sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi.
Kompetensi dasar untuk setiap standar kompetensi dapat berkisar antara 5 sampai 6 butir.
Kompentensi dasar dirumuskan dengan menggunakan kata- kata kerja operasional, yaitu kata kerja yang dapat diamati dan diukur,
misalnya membandingkan, menghitung, menyusun, memproduksi. Setelah diperoleh daftar perincian tersebut, kemudian daftar tersebut
diurutkan. Komponen lain yang harus diperhatikan dalam menyusun silabus
adalah penentuan materi pokok. Materi pokok harus disusun sedemikian rupa agar dapat menunjang tercapainya kompetensi. Materi pokok adalah
pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan
menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.
Karena standar materi pokok telah ditetapkan secara nasional, maka materi pokok tinggal disalin dari buku
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
. Sementara tugas para pengembang silabus adalah memberikan jabaranmateri pokok tersebut ke dalam uraian materi pokok atau biasa
30
disebut materi pembelajaran untuk memudahkan guru, sekaligus memberikan arah serta cakupan materi pembelajarannya.
d. RPP
Mulyasa 2006: 213 menyatakan bahwa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP adalah rencana
yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen penting dari kurikulum yang
dipergunakan pada program percepatan belajar yang mengacu pada KTSP. RPP pengembangannya harus dilakukan secara profesional. Tugas guru
yang paling utama terkait dengan RPP adalah menjabarkan silabus ke dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman
atau skenario dalam pembelajaran. Dalam pengembangan RPP, guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus
dengan kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Hal ini harus dipahami dan dilakukan guru, terutama kalau sekolah
tempatnya mengajar tidak mengembangkan silabus sendiri, tetapi menggunakan silabus yang dikembangkan oleh Depdiknas atau silabus dari
sekolah lain. Rencana pelaksanaan pembelajaran RPP adalah rancangan
pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru baik yang
menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan diharapkan bisa menerapkan
31
pembelajaran secara terprogram. Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap
aplicable
yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui
RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. Rencana pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan
kontekstual dirancang oleh guru yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas yang berisi skenario tentang apa yang akan dilakukan siswanya
sehubungan topik yang akan dipelajarinya. Secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup komponen-komponen berikut Masnur
Muslich, 2008: 53: 1.
Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar;
2. Tujuan pembelajaran;
3. Materi pembelajaran;
4. Pendekatan dan metode pembelajaran;
5. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran;
6. Alat dan sumber belajar;
7. Evaluasi pembelajaran.
Menurut Masnur Muslich 2008: 54 adapun langkah-langkah yang dilakukan guru dalam penyusunan RPP adalah sebagai berikut:
1. Ambillah satu unit pembelajaran dalam silabus yang akan ditetapkan
dalam pembelajaran. 2.
Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit tersebut.
3. Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut
4. Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator
tersebut. 5.
Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut
6. Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan dikenakan kepada
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan 7.
Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran
32
8. Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 9.
Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari 2 dua jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi
lebih dari satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan tujuan pembelajaran atau sifattipe jenis materi
pembelajaran.
10. Sebutkan sumbermedia belajar yang akan digunakan dalam
pembelajaran secara konkret dan untuk setiap bagian unit pertemuan 11.
Tentukan teknik penilaian, bentuk dan contoh instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrumen penilaian berbentuk tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana
rambu-rambu penilaiannya. Jika instrumen penilaian berbentuk soal, cantumkan soal-soal tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya
dan atau jawabannya. Jika penilaiannya berbentuk proses, susunlah rubriknya dan indikator masing-masingnya.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sedangkan dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan
standar proses dan standar penilaian. Tugas utama guru dalam pembelajaran kontekstual adalah menjabarkan, menganalisis, mengembangkan indikator,
dan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan karakteristik dan perkembangan peserta didik, situasi dan kondisi sekolah,
serta kondisi dan kebutuhan daerah. Selanjutnya mengemas hasil analisis terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut ke dalam
pembelajaran kontektual, yang di dalamnya mencakup silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP E. Mulyasa, 2006: 109.
1. Hakikat Perencanaan
33
Rencana pembelajaran dimulai dari pemahaman tujuan, seperti halnya dikemukakan oleh Borich, D.Gary 1998: 180 menyatakan: ”
Unit planning begins with an understanding of the alternative goals, learning
needs, content, and methods that are involved in writing lesson plans
”
.
Perencanaan dimulai dengan pemahaman tentang tujuan alternatif, kebutuhan pembelajaran, isi, dan metode yang dibutuhkan dalam
penulisan perencanaan pelajaran. Menurut Mulyasa 2006: 213
“Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk
memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran
”. Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan
tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yakni:
kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar; dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan pontesi peserta didik;
materi standar berindikator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik; sedangkan penilaian
berfungsi mengukur pembentukan kompetensi dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau
belum tercapai. Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan
memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan oleh mereka
34
sebagai bagian dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1 Peserta didik
didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan diperoleh melalui kegiatan
pembelajaran; 2 Peserta didik didorong untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk memenuhi
kebutuhan belajar 3 Peserta didik dibantu untuk mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya hambatan dalam upaya memenuhi
kebutuhan belajarnya, baik yang datang dari dalam internal maupun dari luar eksternal.
Kedua, Identifikasi Kompetensi. Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik, dan merupakan komponen utama
yang harus dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki peran penting dan menentukan arah pembelajaran. Kompetensi yang jelas akan
memberikan petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, serta memberi
petunjuk terhadap penilaian. Oleh karena itu, setiap kompetensi harus merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
thinking skill
. Uraian di atas mengisyaratkan bahwa pembentukan kompetensi melibatkan
Intellegence quoteont
IQ,
Emotional Quotient
EI,
Creativity Intellegence
CI, yang secara keseluruhan harus tertuju pada pembentukan spiritual intelegensi SI. Dengan demikian terdapat
35
hubungan
link
antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik di sekolah dan untuk hidup bermasyarakat. Untuk itu, pengembangan
silabus ke dalam bentuk RPP yang efektif menuntut kerja sama yang baik antara sekolahsatuan pendidikan dengan masyarakat dan dunia
usahadunia kerja, terutama dalam mengidentifikasi dan menganalisis kompetensi yang perlu dipelajari dan dimiliki oleh peserta didik.
Kompetensi yang harus dipelajari dan dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil
belajar yang mengacu pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar, dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan
digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit, dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki kontribusi
terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara objekatif, berdasarkan
kinerja peserta didik, dengan bukti penguasaan mereka terhadap suatu kompetensi sebagai hasil belajar. Dengan demikian dalam pembelajaran
yang dirancang berdasarkan kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan yang bersifat subyektif.
2. Penyusunan program pembelajaran
Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan pembelajaran, sebagai produk program pembelajaran jangka
pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen program mencakup kompetensi dasar,
36
materi standar, metode dan teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya. Dengan demikian rencana pelaksanaan
pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu
sama lain, dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan atau membentuk kompetensi.
3. Fungsi RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik
oleh guru maupun peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan pembentukan kompetensi. Dalam RPP harus jelas kompetensi dasar
yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru
mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai atau memiliki kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur utama yang
secara minimal harus ada dalam setiap RPP sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan membentuk kompetensi peserta didik.
Menurut Mulyasa 2006: 217 ”Fungsi RPP dibedakan menjadi dua yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengembangan RPP”.
4. Cara Pengembangan RPP
Cara pengembangan RPP dalam garis besarnya dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1 Mengisi kolom identitas; 2
Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah
37
ditetapkan; 3 Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah
disusun; 4 Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditentukan;
5 Mengidentifikasi
materi standar
berdasarkan materi
pokokpembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi standar merupakan uraian dari materi pokok pembelajaran; 6 Menentukan
metode pembelajaran yang akan digunakan; 7 Merumuskan langkah- langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir; 8
Menentukan sumber belajar yang digunakan; dan 9 Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan.
Masnur Muslich 2008: 53 menyatakan bahwa ”Perencanaan pembelajaran atau biasa disebut rencana pelaksanaan pembelajaran RPP
adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas”. Berdasarkan RPP inilah seorang guru
baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Karena itu, RPP harus
mempunyai daya terap
aplicable
yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada
sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.
3. Proses Pembelajaran