24 dalam  Hamzah  B.  Uno,  2007:  35  memberikan  pengertian  ”tujuan
pembelajaran  sebagai  perilaku  yang  hendak  dicapai  atau  yang  dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan ting
kat kompetensi tertentu”. Tujuan  pembelajaran  adalah  suatu  pernyataan  yang  spesifik  yang
dinyatakan  dalam  perilaku  atau  penampilan  yang  diwujudkan  dalam  bentuk tulisan  untuk  menggambarkan  hasil  belajar  yang  diharapkan.  Perilaku  ini
dapat  berupa  fakta  yang  konkrit  serta  dapat  dilihat  dan  fakta  yang  tersamar. Definisi ketiga oleh Fred Percival dan Hery Elington Hamzah B. Uno, 2007:
35  yakni  ”tujuan  pembelajaran  adalah  suatu  pertanyaan  yang  jelas  dan menunjukkan  penampilan  atau  keterampilan  siswa  tertentu  yang  diharapkan
dapat dicapai sebagai hasil belajar”.
b. Desain Pembelajaran
Menurut Ella Yulaelawati 2004: 48 menyatakan bahwa: Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang
misalnya  disiplin,  sebagai  ilmu,  sebagai  sistem,  dan  sebagai  proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan
teori  tentang  strategi  dan  serta  proses  pengembangan  pembelajaran  dan pelaksanaanya.
Sebagai  ilmu,  desain  pembelajaran  merupakan  ilmu  untuk menciptakan  spesifikasi  pengembangan,  pelaksanaan,  penilaian,  serta
pengelolaan  situasi  yang  memberikan  fasilitas  pelayanan  pembelajaran dalam  skala  makro  dan  mikro  untuk  berbagai  mata  pelajaran  pada  berbagai
tingkatan  kompleksitas.  Sebagai  sistem,  desain  pembelajaran  merupakan
25
pengembangan  sistem  pembelajaran  dan  sistem  pelaksanaannya  termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Desain  pembelajaran  sebagai  proses,  merupakan  pengembangan sistematis  tentang  spesifikasi  pembelajaran  dengan  menggunakan  teori
pembelajaran  dan  teori  belajar  untuk  menjamin  mutu  pembelajaran.  Desain pembelajaran  merupakan  proses  keseluruhan  tentang  kebutuhan  dan  tujuan
belajar serta sistem penyampainnya. Proses  pembelajaran  diharapkan  dapat  berjalan  dengan  efektif  dana
efisien dengan adanya desain pembelajaran, hal ini seperti dikemukakan oleh Morrison, at all 2001: 2 yang menyatakan:
Learning  must  be  more  effective  and  efficient.    This  need  has  given rise  to  the  instructional  design  process,  a  systematic  planing  method  that
results  in  successful  learning  and  performance
.  Pembelajaran  seharusnya lebih  efektif  dan  efisien,  kebutuhan  ini  telah  memunculkan  proses  design
instruksional  yaitu  sebuah  metode  perencanaan  sistematik  yang  berhasil dalam pembelajaran dan hasil kerja yang sukses.
c. Silabus
Menurut Ella Yulaelawati 2004: 123 yang  menyatakan bahwa: Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan
ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari  seleksi,  pengelompokan,  pengurutan,  dan  penyajian  materi
kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat.  Silabus  merupakan  seperangkat  rencana  serta  pengaturan
pelaksanaan  pembelajaran  dan  penilaian  yang  disusun  secara  sistematis
26
memuat  komponen-komponen  yang  saling  berkaitan  untuk  mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Silabus  bermanfaat  sebagai  pedoman  dalam  pengembangan pembelajaran,  seperti  pembuatan  rencana  pembelajaran,  pengelolaan
kegiatan  pembelajaran  dan  pengembangan  sistem  penilaian.  Silabus merupakan  sumber  pokok  dalam  penyusunan  rencana  pembelajaran,  baik
rencana  pembelajaran  untuk  satu  standar  kompetensi  maupun  satu kompetensi  dasar.  Silabus  juga  bermanfaat  sebagai  pedoman  untuk
merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau  pembelajaran  secara  individual.  Demikian  pula,  silabus  sangat
bermanfaat  untuk  mengembangkan  sistem  penilaian,  yang  dalam pelaksanaan  pembelajaran  berbasis  kompetensi,  sistem  penilaian  selalu
mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan pembelajaran yang terdapat di dalam silabus.
Proses  pengembangan  silabus  berbasis  kompetensi  menurut Depdiknas 2004 yang menyatakan bahwa:
Secara umum proses  pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri  dari  tujuh  langkah  utama  sebagaimana  tercantum  dalam  Buku
Pedoman  Umum  Pengembangan  Silabus  yaitu:  1  penulisan  identitas mata  pelajaran;  2  perumusan  standar  kompetensi;  3  penentuan
kompetensi  dasar;  4  penentuan  materi  pokok  dan  uraiannya;  5 penentuan  pengalaman  belajar;  6  penentuan  alokasi  waktu;  dan  7
penentuan sumber bahan. Standar  kompetensi,  kompetensi  dasar  dan  materi  pokok,  sudah
disiapkan  oleh  pemerintah.  Oleh  karena  itu  tugas  guru  adalah
27
mengembangkan setiap kompetensi dasar tersebut dengan jalan menentukan materi  pokok,  pengalaman  belajar,  alokasi  waktu  dan  sumber  bahan.  Untuk
implementasi  di  kelas,  silabus  perlu  dijabarkan  lagi  ke  dalam  bentuk persiapan mengajar, baik dalam bentuk satpel maupun rencana pembelajaran.
Secara rinci langkah-langkah pengembangan silabus adalah sebagai berikut: 1
Penulisan Identitas Mata Pelajaran Pada bagian identitas mata pelajaran perlu dituliskan dengan jelas
nama  mata  pelajaran,  jenjang  sekolahmadrasah,  kelas,  dan  semester. Dengan  informasi  tersebut  guru  akan  mendapatkan  kejelasan  tentang
tingkat  pengetahuan prasyarat,  pengetahuan awal  dan karakteristik  siswa yang akan diberi pelajaran.
2 Penentuan Standar Kompetensi
Standar  kompetensi  mata  pelajaran  dapat  didefinisikan  sebagai pernyataan  tentang  pengetahuan,  keterampilan  dan  sikap  yang  harus
dikuasai  serta  tingkat  penguasaan  yang  diharapkan  dicapai  dalam mempelajari  suatu  mata  pelajaran.  Standar  kompetensi  merupakan
kerangka  yang  menjelaskan  dasar  pengembangan  program  pembelajaran yang  terstruktur.  Standar  kompetensi  mata  pelajaran  juga  merupakan
fokus  dari  penilaian,  sehingga  proses  pengembangan  kurikulum  adalah fokus  dari  penilaian,  meskipun  kurikulum  lebih  banyak  berisi  tentang
dokumen  pengetahuan,  keterampilan  dan  sikap  pada  bukti-bukti  untuk menunjukkan bahwa siswa yang akan belajar telah memiliki pengetahuan
dan keterampilan awal.
28
Dengan  demikian  standar  kompetensi  mata  pelajaran  diartikan sebagai  kemampuan  siswa  dalam:  a  Melakukan  suatu  tugas  atau
pekerjaan berkaitan
dengan mata
pelajaran tertentu;
b Mengorganisasikan tindakan agar pekerjaan dalam matapelajaran tertentu
dapat  dilaksanakan;  c  Melakukan  reaksi  yang  tepat  bila  terjadi penyimpangan  dari  rancangan  semula;  dan  d  Melaksanakan  tugas  dan
pekerjaan berkaitan dengan mata pelajaran dalam situasi dan kondisi yang berbeda.
Penentuan  standar  kompetensi  hendaknya  dilakukan  dengan cermat  dan  hati-  hati,  karena  jika  setiap  sekolahmadrasah  atau  setiap
kelompok sekolahmadrasah mengembangkan standar kompetensi sendiri tanpa  memperhatikan  standar  nasional,  maka  pemerintah  pusat  akan
kehilangan sistem untuk mengontrol mutu sekolah madrasah. Akibatnya kualitas sekolahmadrasah akan bervariasi, dan tidak dapat dibandingkan
antara  kualitas  sekolahmadrasah  yang  satu  dengan  kualitas  sekolah madrasah yang lain.
3 Penentuan Kompetensi Dasar
Kompetensi  dasar  merupakan  perincian  atau  penjabaran  lebih lanjut  dari  standar  kompetensi.  Kompetensi  dasar  adalah  pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang minimal harus dikuasai peserta didik untuk menunjukkan  bahwa  siswa  telah  menguasai  standar  kompetensi  yang
ditetapkan.  Untuk  memperoleh  perincian  tersebut  kita  perlu  melakukan analisis  standar  kompetensi.  Caranya  dengan  jalan  mengajukan
29
pertanyaan: Kemampuan dasar apa saja yang harus dikuasai siswa dalam rangka  mencapai  standar  kompetensi?  Jawaban  atas  pertanyaan  tersebut
berupa  daftar  lengkap  pengetahuan,  keterampilan,  dan  atau  sikap  yang harus  dikuasai  siswa  dalam  rangka  mencapai  standar  kompetensi.
Kompetensi dasar untuk setiap standar kompetensi dapat berkisar antara 5 sampai 6 butir.
Kompentensi  dasar  dirumuskan  dengan  menggunakan  kata-  kata kerja  operasional,  yaitu  kata  kerja  yang  dapat  diamati  dan  diukur,
misalnya  membandingkan,  menghitung,  menyusun,  memproduksi. Setelah  diperoleh  daftar  perincian  tersebut,  kemudian  daftar  tersebut
diurutkan. Komponen lain  yang harus  diperhatikan dalam menyusun silabus
adalah  penentuan  materi  pokok.  Materi  pokok  harus  disusun  sedemikian rupa agar dapat menunjang tercapainya kompetensi. Materi pokok adalah
pokok-pokok  materi  pembelajaran  yang  harus  dipelajari  siswa  sebagai sarana  pencapaian  kompetensi  dan  yang  akan  dinilai  dengan
menggunakan  instrumen  penilaian  yang  disusun  berdasarkan  indikator pencapaian belajar.
Karena  standar  materi  pokok  telah  ditetapkan  secara  nasional, maka  materi  pokok  tinggal  disalin  dari  buku
Standar  Kompetensi  Mata Pelajaran
. Sementara tugas para pengembang silabus adalah memberikan jabaranmateri  pokok  tersebut  ke  dalam  uraian  materi  pokok  atau  biasa
30
disebut  materi  pembelajaran  untuk  memudahkan  guru,  sekaligus memberikan arah serta cakupan materi pembelajarannya.
d. RPP
Mulyasa 2006: 213 menyatakan bahwa: Rencana  Pelaksanaan    Pembelajaran  RPP  adalah  rencana
yang  menggambarkan    prosedur    dan  manajemen    pembelajaran untuk  mencapai    satu  atau    lebih  kompetensi  dasar  yang  ditetapkan
dalam Standar Isi dan dijabarkan  dalam silabus. RPP  merupakan  komponen    penting  dari  kurikulum  yang
dipergunakan  pada  program  percepatan  belajar  yang  mengacu  pada  KTSP. RPP  pengembangannya  harus  dilakukan    secara  profesional.  Tugas    guru
yang  paling    utama    terkait    dengan  RPP  adalah  menjabarkan    silabus    ke dalam  RPP yang lebih operasional  dan rinci, serta siap  dijadikan pedoman
atau  skenario  dalam  pembelajaran.  Dalam  pengembangan  RPP,  guru  diberi kebebasan  untuk  mengubah,  memodifikasi,  dan    menyesuaikan    silabus
dengan kondisi sekolah  dan daerah, serta  dengan karakteristik peserta didik. Hal  ini  harus  dipahami  dan  dilakukan    guru,    terutama  kalau    sekolah
tempatnya  mengajar  tidak    mengembangkan    silabus    sendiri,    tetapi menggunakan  silabus  yang dikembangkan  oleh Depdiknas atau silabus dari
sekolah lain. Rencana  pelaksanaan  pembelajaran  RPP  adalah  rancangan
pembelajaran  mata  pelajaran    per  unit  yang  akan  diterapkan    guru  dalam pembelajaran  di  kelas.  Berdasarkan    RPP  inilah    seorang  guru  baik  yang
menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan diharapkan  bisa menerapkan
31
pembelajaran  secara  terprogram.  Karena  itu,    RPP  harus    mempunyai  daya terap
aplicable
yang  tinggi.  Tanpa    perencanaan    yang  matang,  mustahil target  pembelajaran    bisa  tercapai  secara  maksimal.  Pada  sisi  lain,  melalui
RPP  pun  dapat    diketahui    kadar    kemampuan    guru  dalam  menjalankan profesinya. Rencana pembelajaran berbasis kompetensi  melalui  pendekatan
kontekstual  dirancang  oleh guru yang  akan melaksanakan  pembelajaran di kelas  yang  berisi  skenario    tentang  apa  yang  akan  dilakukan  siswanya
sehubungan  topik  yang  akan  dipelajarinya.  Secara  teknis  rencana pembelajaran  minimal    mencakup    komponen-komponen  berikut  Masnur
Muslich, 2008: 53: 1.
Standar  kompetensi,  kompetensi  dasar,  dan  indikator  pencapaian  hasil belajar;
2. Tujuan pembelajaran;
3. Materi  pembelajaran;
4. Pendekatan  dan metode  pembelajaran;
5. Langkah-langkah kegiatan  pembelajaran;
6. Alat dan  sumber  belajar;
7. Evaluasi  pembelajaran.
Menurut  Masnur  Muslich  2008:  54  adapun  langkah-langkah    yang dilakukan guru  dalam penyusunan RPP adalah  sebagai berikut:
1. Ambillah  satu  unit  pembelajaran  dalam  silabus  yang  akan  ditetapkan
dalam pembelajaran. 2.
Tulis  standar  kompetensi    dan  kompetensi  dasar  yang  terdapat    dalam unit tersebut.
3. Tentukan indikator untuk mencapai  kompetensi dasar tersebut
4. Tentukan  alokasi    waktu  yang  diperlukan    untuk  mencapai    indikator
tersebut. 5.
Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut
6. Tentukan materi  pembelajaran yang akan diberikan dikenakan  kepada
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan 7.
Pilihlah metode pembelajaran  yang dapat  mendukung sifat  materi dan tujuan pembelajaran
32
8. Susunlah  langkah-langkah  kegiatan  pembelajaran    pada  setiap    satuan
kegiatan awal,  kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 9.
Jika  alokasi  waktu  untuk  mencapai  satu  kompetensi  dasar  lebih  dari  2 dua  jam  pelajaran,  bagilah    langkah-langkah    pembelajaran  menjadi
lebih    dari  satu  pertemuan.    Pembagian  setiap  jam  pertemuan    bisa didasarkan  pada satuan tujuan  pembelajaran  atau sifattipe jenis materi
pembelajaran.
10. Sebutkan  sumbermedia  belajar  yang  akan  digunakan  dalam
pembelajaran  secara konkret dan untuk setiap bagian unit pertemuan 11.
Tentukan teknik penilaian, bentuk  dan contoh instrumen  penilaian yang akan  digunakan  untuk  mengukur  ketercapaian  kompetensi    dasar  atau
tujuan  pembelajaran  yang  telah  dirumuskan.  Jika    instrumen  penilaian berbentuk    tugas,    rumuskan  tugas  tersebut  secara  jelas  dan  bagaimana
rambu-rambu  penilaiannya.  Jika  instrumen    penilaian  berbentuk  soal, cantumkan  soal-soal  tersebut dan  tentukan rambu-rambu penilaiannya
dan  atau    jawabannya.  Jika    penilaiannya  berbentuk  proses,  susunlah rubriknya dan indikator masing-masingnya.
Standar  kompetensi  dan  kompetensi  dasar  merupakan  arah    dan landasan  untuk mengembangkan  materi pokok,  kegiatan pembelajaran, dan
indikator  pencapaian    kompetensi    untuk  penilaian.  Sedangkan  dalam merancang    kegiatan  pembelajaran    dan  penilaian    perlu  memperhatikan
standar proses dan standar penilaian. Tugas utama  guru dalam pembelajaran kontekstual  adalah  menjabarkan,  menganalisis,  mengembangkan  indikator,
dan  menyesuaikan    standar  kompetensi  dan  kompetensi  dasar  dengan karakteristik    dan  perkembangan    peserta  didik,  situasi  dan  kondisi  sekolah,
serta  kondisi  dan  kebutuhan  daerah.  Selanjutnya    mengemas    hasil  analisis terhadap  standar  kompetensi  dan  kompetensi  dasar  tersebut    ke  dalam
pembelajaran  kontektual,  yang  di  dalamnya  mencakup  silabus  dan  rencana pelaksanaan pembelajaran RPP E. Mulyasa, 2006: 109.
1. Hakikat  Perencanaan
33
Rencana  pembelajaran  dimulai  dari  pemahaman  tujuan,  seperti halnya dikemukakan oleh Borich, D.Gary 1998: 180 menyatakan: ”
Unit planning  begins with an understanding of the  alternative goals, learning
needs,  content,  and  methods  that  are  involved  in  writing  lesson  plans
”
.
Perencanaan  dimulai  dengan  pemahaman  tentang  tujuan  alternatif, kebutuhan  pembelajaran,  isi,  dan  metode  yang  dibutuhkan  dalam
penulisan perencanaan  pelajaran. Menurut Mulyasa 2006: 213
“Rencana pelaksanaan pembelajaran pada  hakekatnya  merupakan  perencanaan  jangka  pendek  untuk
memperkirakan  atau  memproyeksikan  apa  yang  akan  dilakukan  dalam pembelajaran
”. Dengan  demikian,  RPP  merupakan  upaya  untuk    memperkirakan
tindakan  yang  akan  dilakukan  dalam  kegiatan  pembelajaran.  RPP  perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yakni:
kompetensi  dasar,  materi  standar,  indikator  hasil  belajar;  dan  penilaian. Kompetensi  dasar  berfungsi  mengembangkan    pontesi  peserta  didik;
materi  standar  berindikator  hasil  belajar  berfungsi  menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik; sedangkan penilaian
berfungsi  mengukur  pembentukan  kompetensi  dan  menentukan  tindakan yang harus dilakukan  apabila kompetensi  standar  belum  terbentuk  atau
belum  tercapai. Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain  untuk melibatkan  dan
memotivasi  peserta  didik  agar  kegiatan  belajar  dirasakan  oleh  mereka
34
sebagai  bagian  dari  kehidupannya  dan  mereka  merasa  memilikinya.  Hal ini  dapat  dilakukan  dengan  prosedur  sebagai  berikut:  1  Peserta  didik
didorong    untuk  menyatakan    kebutuhan    belajar  berupa    kompetensi tertentu  yang    ingin  mereka  miliki  dan  diperoleh    melalui    kegiatan
pembelajaran;  2  Peserta  didik  didorong  untuk  mengenali  dan mendayagunakan  lingkungan  sebagai sumber  belajar  untuk memenuhi
kebutuhan  belajar  3  Peserta  didik  dibantu  untuk  mengenal    dan menyatakan    kemungkinan    adanya  hambatan    dalam  upaya    memenuhi
kebutuhan  belajarnya,  baik  yang    datang    dari  dalam  internal  maupun dari luar eksternal.
Kedua,  Identifikasi  Kompetensi.  Kompetensi  merupakan  sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik, dan merupakan  komponen utama
yang harus dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki peran penting dan  menentukan  arah  pembelajaran.  Kompetensi  yang  jelas  akan
memberikan  petunjuk  yang  jelas  pula  terhadap  materi    yang  harus dipelajari,  penetapan    metode  dan  media  pembelajaran,  serta  memberi
petunjuk  terhadap  penilaian.  Oleh  karena  itu,  setiap  kompetensi  harus merupakan  perpaduan  dari  pengetahuan,  keterampilan,  nilai  dan  sikap
yang  direfleksikan    dalam  kebiasaan  berpikir  dan  bertindak
thinking skill
.  Uraian  di  atas  mengisyaratkan  bahwa  pembentukan  kompetensi melibatkan
Intellegence  quoteont
IQ,
Emotional  Quotient
EI,
Creativity Intellegence
CI,  yang  secara  keseluruhan  harus  tertuju  pada pembentukan  spiritual    intelegensi    SI.  Dengan    demikian    terdapat
35
hubungan
link
antara    tugas-tugas  yang  dipelajari  peserta  didik  di sekolah    dan  untuk  hidup  bermasyarakat.  Untuk  itu,    pengembangan
silabus ke dalam bentuk RPP yang efektif menuntut kerja sama yang baik antara  sekolahsatuan  pendidikan  dengan  masyarakat  dan  dunia
usahadunia  kerja,  terutama  dalam  mengidentifikasi  dan  menganalisis kompetensi yang perlu dipelajari  dan dimiliki oleh peserta didik.
Kompetensi  yang harus  dipelajari dan dimiliki peserta didik  perlu dinyatakan    sedemikian    rupa  agar  dapat    dinilai,    sebagai  wujud  hasil
belajar    yang  mengacu  pada  pengalaman  langsung.  Peserta  didik  perlu mengetahui  tujuan  belajar,  dan  tingkat-tingkat  penguasaan  yang    akan
digunakan  sebagai  kriteria  pencapaian  secara  eksplisit,  dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki kontribusi
terhadap  kompetensi-kompetensi  yang  sedang  dipelajari.  Penilaian pencapaian    kompetensi  perlu  dilakukan    secara  objekatif,  berdasarkan
kinerja  peserta  didik,  dengan  bukti    penguasaan  mereka  terhadap  suatu kompetensi  sebagai  hasil  belajar.  Dengan  demikian  dalam  pembelajaran
yang  dirancang  berdasarkan    kompetensi,  penilaian  tidak  dilakukan berdasarkan pertimbangan yang bersifat subyektif.
2. Penyusunan  program  pembelajaran
Penyusunan  program  pembelajaran  akan  bermuara  pada  rencana pelaksanaan pembelajaran, sebagai produk program pembelajaran jangka
pendek,  yang mencakup komponen  program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen  program  mencakup kompetensi dasar,
36
materi    standar,    metode  dan    teknik,  media  dan  sumber  belajar,  waktu belajar dan daya dukung lainnya. Dengan demikian rencana pelaksanaan
pembelajaran pada hakekatnya  merupakan suatu sistem, yang terdiri  atas komponen-komponen    yang  saling    berhubungan  serta  berinteraksi  satu
sama  lain,  dan  memuat    langkah-langkah  pelaksanaannya,  untuk mencapai tujuan atau membentuk kompetensi.
3. Fungsi RPP
Rencana  pelaksanaan    pembelajaran  merupakan  suatu    perkiraan atau proyeksi guru  mengenai seluruh kegiatan  yang akan  dilakukan baik
oleh  guru  maupun    peserta  didik,  terutama  dalam  kaitannya    dengan pembentukan    kompetensi.  Dalam    RPP  harus  jelas    kompetensi  dasar
yang    akan  dimiliki  oleh  peserta  didik,  apa  yang  harus  dilakukan,  apa yang  harus  dipelajari,  bagaimana  mempelajarinya,  serta  bagaimana  guru
mengetahui  bahwa  peserta  didik  telah  menguasai  atau  memiliki kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur  utama  yang
secara minimal  harus ada dalam setiap RPP sebagai pedoman guru dalam melaksanakan    pembelajaran  dan  membentuk  kompetensi  peserta  didik.
Menurut Mulyasa 2006: 217 ”Fungsi RPP dibedakan menjadi dua yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengembangan RPP”.
4. Cara  Pengembangan  RPP
Cara  pengembangan  RPP  dalam  garis  besarnya    dapat  mengikuti langkah-langkah  sebagai  berikut:  1  Mengisi  kolom  identitas;  2
Menentukan  alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah
37
ditetapkan;  3  Menentukan  standar  kompetensi  dan  kompetensi  dasar, serta indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah
disusun;  4  Merumuskan  tujuan  pembelajaran  berdasarkan  standar kompetensi  dan  kompetensi  dasar,  serta  indikator  yang  telah  ditentukan;
5 Mengidentifikasi
materi standar
berdasarkan materi
pokokpembelajaran  yang  terdapat  dalam  silabus.  Materi  standar merupakan  uraian  dari  materi  pokok  pembelajaran;  6  Menentukan
metode  pembelajaran  yang  akan  digunakan;  7  Merumuskan  langkah- langkah pembelajaran yang  terdiri dari kegiatan  awal, inti, dan akhir; 8
Menentukan  sumber  belajar  yang  digunakan;  dan  9  Menyusun  kriteria penilaian, lembar pengamatan.
Masnur  Muslich  2008:  53  menyatakan  bahwa  ”Perencanaan pembelajaran  atau  biasa  disebut  rencana  pelaksanaan  pembelajaran  RPP
adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam  pembelajaran  di kelas”. Berdasarkan  RPP inilah  seorang guru
baik yang menyusun RPP itu sendiri  maupun  yang bukan diharapkan bisa menerapkan  pembelajaran  secara  terprogram.  Karena  itu,  RPP  harus
mempunyai  daya  terap
aplicable
yang  tinggi.  Tanpa    perencanaan  yang matang,  mustahil  target  pembelajaran  bisa  tercapai    secara  maksimal.  Pada
sisi  lain,  melalui  RPP  pun  dapat  diketahui  kadar  kemampuan  guru  dalam menjalankan profesinya.
3. Proses Pembelajaran