116
Hasil evaluasi prestasi siswa disampaikan kepada orang tua melalui rapor setiap  satu  semester  sekali,  hal  ini  seperti  diungkapkan  oleh  informan  Eko
Nuryadi wawancara, Senin 7 September 2009 menyatakan bahwa: Sekolah  selalu  menyampaikan  hasil  belajar  anak  saya  melalui
rapor setiap semester sekali, dengan rapor tersebut saya bisa mengetahui kekurangan  dan  kelebihan  anak  saya,  maka  saya  berharap  kepada  pihak
sekolah agar nilai yang ada tersebut benar-benar murni, apa adanya.
Dari  hasil  observasi  dan  wawancara  tersebut  di  atas,  dapat  diketahui bahwa evaluasi pembelajaran IPA dengan media pembelajaran multimedia sama
dengan  evaluasi  yang  dilakukan  dengan  penggunaan  media  pembelajaran lainnya,    dilakukan  oleh  guru  dalam  bentuk  ulangan  harian,  ulangan  mid
semester, ulangan semester dan khusus klas XII ditambah dengan ujian nasional. Ulangan  harian  dilaksanakan  oleh  guru  tanpa  pemberitahuan  kepada  siswa
minimal  dilakukan  2  kali  dalam  sebulan.    Hasil  prestasi  siswa  disampaikan kepada orang tua pada setiap semester dalam bentuk rapor.
4. Faktor  Hambatan  dan  cara  Mengatasi  dalam  Pembelajaran  IPA  dengan
Menggunakan Multimedia di SMA Negeri 2 Demak
Hambatan  yang  timbul  dalam  pembelajaran  IPA  dengan  multimedia diantaranya  adalah  kurangnya  prasarana  yang  dimiliki  oleh  sekolah,  hal  ini
seperti  dikemukakan  oleh  Sunardi  wawancara,  Rabu  9  September  2009 menyatakan bahwa:
Jumlah  LCD  dan  layar  display  yang  hanya  8  unit  memang menyulitkan  guru  dalam  menggunakan  multimedia,  bagaimanapun  juga
LCD  merupakan  satu  paket  untuk  pembelajaran  dengan  multimedia  di dalam  kelas,  lain  halnya  kalau  dalam  pembelajaran  dengan  multimedia
menggunakan program interaktif, sehingga satu siswa satu komputer, kalau
117
baru  sekedar  sebagai  alat  peraga  dalam  mengajar,  tentunya  dibutuhkan LCD agar semua siswa dapat melihat tayangan catatan lapangan 11
Kurangnya  peralatan  tersebut  diakui  oleh  wakil  kepala  bidang  sarana  dan prasarana yang menyatakan sebagai berikut:
Dengan  jumlah  kelas  24  dan  jumlah  LCD  hanya  8  memang  tidak memadai,  padahal  sekarang  maunya  semua  guru  menggunakan  laptop
untuk  mengajar,  ya...  memang  lebih  enak  daripada  susah-susah  nulis  di papan  tulis,  tapi  dengan  adanya  jumlah  yang  sangat  sedikit  dibanding
jumlah  kelas  tersebut,  ya..  hanya  sebagian  guru  yang  menggunakan multimedia, akhirnya penggunaannya harus diprioritaskan mana yang lebih
penting berdasarkan musyawarah catatan lapangan 10
Keterbatasan  peralatan  tersebut  bukannya  tidak  beralasan,  menurut  kepala sekolah Ali Askhadi wawancara, Senin tanggal 7 September 2009  mengatakan:
Menang  prasarana  untuk  pembelajaran  multimedia  masih  sangat minim, mesinya selain LCD dan layar display, harus disediakan pula sound
yang  membantu  agar  suaranya  lebih  keras,  tetapi  untuk  itu  sekolah  belum menyediakan,  sedangkan  jumlah  LCD  saat  ini  baru  8  buah,  tentunya  itu
sangat  kurang,  kurangnya  peralatan  tersebut,  karena  hampir  setiap  guru sekarang maunya kalau ngajar pakai laptop catatan lapangan 08
Selain  keterbatasan  prasarana  yang  berupa  perangkat  keras  tersebut,
ternyata  program  untuk  pembelajaran  IPA  dengan  multimedia  ternyata  masih terbatas  pada  program  powerpoint,  sehingga  multimedia  yang  dimaksudkan
hingga  saat  ini  baru  sebatas  alat  peraga  untuk  membantu  guru  mengajar,  belum dapat  digunakan  sebagai  media  interaktif,  hal  ini  disebabkan  belum  adanya
program-program  interaktif  untuk  pembelajaran  IPA,    kalaupun  ada  sekolah masih  kesulitan  untuk  mencarinya,  hal  ini  seperti  dikemukakan  oleh  kepala
sekolah  Ali  Askhadi  wawancara,  Senin  tanggal  7  September  2009    sebagai berikut:
Saat  ini  penggunaan  komputer  sebagai  media  pembelajaran  baru sebatas  dengan  pemanfaatan  program  powerpoint,  sehingga  peralatan
tersebut  baru  baru  dapat  digunakan  sebagai  sarana  bantu  dalam  mengajar,
118
belum dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran interaktif, hal tersebut disebabkan  sekolah  belum  memiliki  program-program  interaktif  khsusnya
IPA catatan lapangan 08 Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hambatan dalam pembelajaran
IPA  dengan  multimedia  adalah  keterbatasan  sarana  LCD  dan  layar  display,  dan keterbatasan  kemampuan  guru  dalam  membuat  program-program  aplikasi.
Sehingga multimedia yang ada baru dimanfaatkan sebagai alat peraga pengganti papan tulis dengan menggunakan program powerpoint.
Untuk mengatasi hambatan tersebut beberapa langkah telah ditempuh oleh kepala  sekolah  seperti  pernyataan  Ali  Askhadi  wawancara,  Senin  tanggal  7
September 2009  sebagai berikut: Saya  telah  memberikan  kesempatan  kepada  semua  guru  untuk  ikut
pelatihan  komputer  di  lembaga  lain,  bila  perlu  biayanya  dibantu  oleh sekolah, sehingga saya berharap semua guru nantinya menggunakan media
multimedia  dalam  mengajar,  terkait  dengan  keterbatasan  prasarana  saya memerintahkan  kepada  wakil  kepala  sekolah  bidang  sarana  dan  prasarana
untuk  sementara  waktu  mengatur  jadwal  penggunaan,  tahun  depan  baru diusulkan penambahan prasarana tersebut catatan lapangan 08
Demikian  halnya  dengan  Muslikah  wawancara,  Selasa,  tanggal  1 September 2009 menyatakan bahwa:
Kepala  sekolah  memberikan  peluang  kepada  setiap  guru  untuk memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran multimedia sehingga
siswa  lebih  tertarik,  bagi  guru  yang  mau  diberi  kesempatan  untuk  kursus komputer  di  lembaga  lain,  sedangkan  kekurangan  alat  kepala  sekolah
mengusahakan  pengadaan  tahun  depan,  sedangkan  sementara  waktu penggunaannya  dijadwalkan  oleh  wakil  kepala  sekolah  bidang  sarana  dan
prasarana catatan lapangan 01
Dari  data  tersebut  di  atas,  dapat  diketahui  bahwa  langkah  kepala  sekolah dalam  mengatasi  hambatana  tersebut  adalah  dengan  meningkatkan  kemampuan
guru  dalam  pengoperasian  komputer,  dan  mengusahakan  penambahan  sarana
119
LCD  untuk  tahun  anggaran  mendatang,  selain  itu  guna  mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran multimedia kepala sekolah melalui wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasara mengatur penggunaan LCD dan layar display dalam pembelajaran IPA.
Penggunaan media pembelajaran multimedia oleh guru hingga saat ini baru digunakan  sebatas  penggunaan  powerpoint,  sedangkan  pembelajaran  interaktif
melalui software pembelajaran belum diterapkan, hal ini disebabkan oleh belum tersedianya  software  interaktif.    Penggunaan  pembelajaran  e-learning  melalui
internet  hingga  saat  ini  baru  sebatas  pada  pencarian  bahan  ajar  sebagai  tugas tambahan.
B. Pembahasan
1. Penggunaan multimedia oleh guru  IPA yunior dan Senior di SMA Negeri 2
Demak dalam pembelajaran IPA
Berdasarkan  hasil  wawancara  seperti  disebutkan  di  atas,  diketahui  bahwa guru di SMA Negeri 2 Demak terbagi dalam dua kelompok yaitu guru senior dan
guru yunior, kriteria guru senior yang berlaku di SMA Negeri 2 adalah guru yang diangkat  pada  tahun  sembilan  puluhan  yang  lulus  sebelum  tahun  1994,
sedangkan guru yunior adalah guru yang diangkat pada tahun dua ribuah dengan lulusan setelah tahun 1994.
Penglompokan  guru  senior  dan  yunior  tersebut  hanya  berlaku  untuk lingkungan SMA Negeri 2 Demak, sebagai bentuk penghargaan guru yang lebih
muda  dengan  pengalaman  yang  belum  banyak  terhadap  guru  yang  sudah