commit to user 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Isolasi Kultur Bakteri Fitase
Fitase merupakan kelompok enzim yang mampu membebaskan fosfat dari fitat, yaitu bentuk penimbunan fosfat organik di alam. Enzim fitase dapat
ditemukan pada beberapa organisme, salah satunya adalah bakteri Jorquera et al., 2008. Bakteri fitase diisolasi dari abu vulkanik gunung Merapi Jawa
Tengah yang berada diatas tanah, diambil dari 2 lokasi yaitu Selo Boyolali dan Cangkringan Sleman Yogyakarta. Lapisan tanah paling atas dan lapisan
tanah yang berdekatan dengan akar tanaman merupakan tempat tumbuh berbagai spesies bakteri, antara lain bakteri fosfat Rengel, 2008.
Lokasi Selo Boyolali dan Cangkringan Sleman merupakan daerah yang ikut terkena dampak letusan gunung Merapi pada tanggal 26 November
2010. Pada jarak 2,92 km dari puncak merapi di daerah Selo, abu menutupi lahan mencapai ketebalan 2-3 cm. pH abu dan tanah yang tertutup abu
berkisar 5,4-netral. Sementara di daerah Cangkringan ketebalan abu yang menutupi tanah mencapai ketebalan 10-29 cm dengan kisaran pH 5,5-netral.
Kandungan P fosfat pada abu vulkanik berkisar antara rendah sampai tinggi 8-232 ppm P
2
O
5
. Abu vulkanik mempengaruhi mikroorganisme tanah, pada ketebalan Abu sampai 5 cm, total bakteri abu vulkanik mencapai 7,2 x 10
7
– 1,4 x 10
9
, terdiri dari Azotobacter spp
0 - 3,1 x 10
5
, Azospirillum spp
0 - 1,1 x 10
6
, bakteri pelarut P 0 – 6,0 x 10
4
Suriadikarta dkk., 2010. Kultivasi bakteri dilakukan pada medium LB Luria Bertany padat
maupun cair Gambar 12. Kultivasi pada media padat dilakukan dengan teknik pengenceran untuk memisahkan bakteri menjadi koloni koloni tunggal.
Masing-masing isolat yang diperoleh dibedakan berdasarkan penampakan
commit to user 36
bentuk fisik koloni yang tumbuh sehingga belum dapat dipastikan apakah isolat-isolat yang diperoleh merupakan spesies yang berbeda atau sama.
Isolat yang tampak berbeda diambil sehingga mewakili seleksi untuk mendapatkan bakteri yang memiliki aktivitas fitase.
Semua koloni tunggal yang telah diperoleh selanjutnya ditumbuhkan pada medium LB Luria bertani yang mengandung 0,4 Na-fitat dalam 100
mM Na-asetat pH 5 Nuhriawangsa dkk., 2004. Koloni bakteri yang tumbuh pada medium yang mengandung Na-fitat dan membentuk zona bening
merupakan bakteri fitase. Fitat yang terdapat pada medium akan terdegradasi menjadi fosfat anorganik. Sehingga kebutuhan fosfat anorganik
yang tidak terdapat pada medium terpenuhi karena kerja enzimatis. Dari 20 strain yang dapat diisolasi hanya 16 strain bakteri dapat tumbuh pada
medium dengan Na-Fitat namun tidak semua isolat bakteri membentuk zona bening. Park 2001 mengungkapkan bahwa tidak semua bakteri fitase
membentuk zona bening pada medium skrining. Isolat-isolat yang tidak dapat tumbuh atau tidak membentuk zona bening dalam medium skrining memiliki
2 kemungkinan, yaitu isolat tersebut bukan merupakan bakteri fitase, tidak memiliki gen fitase atau isolat tersebut bisa jadi termasuk bakteri fitase
dengan gen fitase yang tidak berhasil diekspresikan. Induksi fitase tergantung pada 2 hal, yaitu ketersediaan Na-Fitat dan tidak adanya fosfat anorganik
dalam media Kusumadjaja., 2009.
Gambar 12. Isolat bakteri dalam a medium cair Luria bertany, b medium Luria Bertany padat
a a
b b
commit to user 37
B. Seleksi Bakteri Fitase