Karakteristik Bakteri Fitase 1. Morfologi Sel

commit to user 40 C. Karakteristik Bakteri Fitase C.1. Morfologi Sel Identifikasi mikroorganisme dilakukan dengan mengamati ciri-ciri morfologi, meliputi; bentuk, ukuran dan reaksi pewarnaan. Identifikasi mikroorganisme yang didasarkan pada morfologi tidak mampu memberikan informasi filogenetik suatu mikroorganisme namun pengamatan morfologi sel tetap diperlukan sebagai tahap awal identifikasi Iebih lanjut. Isolat bakteri terpilih; RW Sm A, RW Sm C dan RW Sl 5 diidentifikasi berdasarkan bentuk koloni dan pewarnaan gram. Isolate RW Sm A memiliki karakteristik koloni berwarna putih , agak mukoid, tepi tidak rata Gambar 15a. Pewarnaan gram terhadap isolate RW sm A, menunjukkan bakteri bentuk batang, gram positif. Isolat RW Sl 5 memiliki koloni berwarna putih, berbentuk bulat kecil, tepi rata, tidak tembus cahaya Gambar 15b. Hasil pewarnaan gram menunjukkan isolate RW Sl 5 merupakan bakteri gram positif, bentuk batang. Isolat RW Sm C memiliki koloni berwarna putih, tepi rata Gambar 15c, merupakan bakteri gram positif berbentuk batang. Gambar 15. Koloni 3 isolat Bakteri yang mempunyai aktivitas fitase tertinggi, masing-masing a isolat RW Sm A, b isolat RW Sl 5, c Isolat RW Sm C Pada pewarnaan bakteri, Kristal violet akan membentuk senyawa komplek dengan lugol memberi warna ungu. Pada beberapa jenis bakteri, zat warna tersebut dengan mudah dilepaskan dengan pencucian menggunakan larutan alkohol 95, sementara pada jenis bakteri yang lain, zat warna a b c commit to user 41 tersebut dapat tetap melekat setelah dicuci dengan alkohol 95. Bakteri yang zat warnanya tidak terlepas setelah pencucian dengan alkohol 95 akan berwarna ungu dan tidak terwarnai oleh pewarna safranin merupakan bakteri gram positif. Bakteri yang tidak terwarnai oleh Kristal violet setelah pencucian dengan alkohol 95, kemudian terwarnai oleh safranin sehingga berwarna merah, merupakan bakteri gram negatif Gambar 16 Mark, 2000. Gambar 16. Diagram pewarnaan Gram pada Bakteri Mark, 2000. Pada pewarnaan gram terjadi perbedaan kemampuan terhapusnya zat warna tertentu ketika proses berlangsung. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan struktur dinding sel bakteri, antara bakteri gram positif dan gram negative Gambar 17. Bakteri gram positif mempunyai lapisan peptidoglikan yang lebih tebal dibanding pada bakteri gram negatif sehingga warna dari Kristal violet melekat kuat pada bakteri gram positif. commit to user 42 Gambar 17. Perbandingan Dinding sel bakteri gram positif dan gram negative, pada bakteri gram positif terdapat lapisan peptidoglikan yang lebih tebal C.2. Fisiologi Bakteri dan Ekspresi Fitase Pengamatan fisiologi bakteri dilakukan terhadap 3 isolat bakteri dengan aktivitas fitase tertinggi; RW Sm A, RW Sm C, RW Sl 5, meliputi kurva pertumbuhan bakteri Gambar 18. Dari seleksi terhadap isolat bakteri ketiga isolat terpilih mempunyai aktivitas fitase tertinggi, dimana pembentukan enzim pada suatu mikroorganisme sangat tergantung pada kondisi optimum ketika sebuah sifat diekspresikan Qiagen, 2003 cit. Sajidan, 2010. Selanjutnya perlu diketahui fase optimum produksi enzim pada masing- masing isolat bakteri. Kurva pertumbuhan dibuat untuk mengamati pola pertumbuhan bakteri. Pola keberlangsungan hidup bakteri dapat diamati sehingga diketahui fase optimum aktivitas fitase tertinggi pada masing-masing isolat tersebut. Pola pertumbuhan bakteri meliputi 4 fase, yaitu : Lapisan Peptidoglikan commit to user 43 a. Fase Adaptasi Lag phase Merupakan fase adaptasi bakteri terhadap lingkungan pertumbuhan. Individu bakteri tumbuh menjadi dewasa tetapi tidak diikuti dengan pembelahan sel. b. Fase Eksponensial Exponential phase atau Logaritmik phase Merupakan fase terjadinya penggandaan jumlah bakteri. Jumlah bakteri baru yang terbentuk per satuan waktu sebanding dengan populasi. c. Fase Stasioner Stationery phase Laju pertumbuhan bakteri melambat oleh beberapa factor antara lain; ketersediaan nutrisi, akumulasi metabolisme, ketersediaan ruang d. Fase Kematian Dead Phase Merupakan fase yang ditandai dengan menurunnya populasi bakteri Dwidjoseputro, 2008. Gambar 18. Perbandingan fase pertumbuhan Bakteri antara isolate RW Sm A, RW Sm C, RW Sl 5, ketiga isolate mencapai fase eksponensial pada 16 jam inkubasi dengan Aktifitas tertinggi dicapai pada puncak fase eksponensial. commit to user 44 Pada umumnya enzim diproduksi selama pertumbuhan bakteri dan akan mencapai aktivitas tertinggi pada akhir fase eksponensial atau fase log Haros et al., 2005. Kurva pertumbuhan Gambar 18 memperlihatkan aktivitas ketiga isolate bakteri mencapai aktivitas tertinggi pada akhir fase log yaitu pada 16 jam inkubasi. Pada akhir fase log terjadi peningkatan jumlah sel dan setiap sel aktif menggandakan diri. Aktivitas fitase mulai menurun ketika memasuki fase stasioner. Pada fase stasioner tidak lagi terjadi penggandaan sel-sel bakteri.

D. Identifikasi Bakteri