commit to user 15
a. Mendegradasi antinutrisi dalam makanan yang mengganggu
proses pencernakan b.
Meningkatkan ketersediaan nutrisi dari suatu bahan pakan yang tidak dapat terdegradasi oleh enzim pencernakan hewan ternak
c. Sebagai suplemen terhadap aktifitas pencernakan pada hewan
dalam masa pertumbuhan dan pada hewan dalam masa penyembuhan
d. Membantu efektifitas penyerapan nutrisi sehingga mengurangi
dampak polusi kotoran ternak Boyce et al., 2004.
3.2. Fitase
Fitase atau myo-inositol heksaisfosfat hidrolase merupakan enzim fosfatase yang mampu mengkatalis hidrolisis pelepasan fosfat pada fitat.
Hidrolisis asam fitat sangat bermanfaat untuk meningkatkan nilai nutrisi pada beberapa tanaman pangan Gambar 8 Shin et al., 2001.
Fitase adalah enzim yang dapat memutuskan ikatan phospat pada fitat, yaitu suatu bentuk timbunan fosfat organik yang ada di alam Jorquera et al.,
2008. Fitase aktif asal mikroba banyak ditemukan pada spesies fungi dan aspergillus. Shieh dan Ware 1968, menyatakan bahwa hasil penyaringan pada
isolat tanah terdapat lebih dari dua ribu 2000 mikroorganisme yang mampu menghasilkan enzim fitase. Dari isolat tersebut kebanyakan memproduksi fitase
intraselluler, sedangkan 30 isolat adalah fitase ekstraselluler.
commit to user 16
Lei et al., 2003
3.2.1 Klasifikasi Fitase
“The Enzym Nomenclature of The International Union of Biochemistry” menggolongkan fitase ke dalam dua tipe yaitu 6–fitase EC 3.1.3.26 dan 3–fitase
EC 3.1.3.8. Pengelompokan tersebut didasarkan pada posisi gugus fosfat pertama yang dihidrolisis oleh enzim. Enzim 6-fitase memulai reaksi hidrolisis
fitat dari gugus fosfat posisi L-6 atau D-4, menghasilkan produk awal L-inositol 1,2,3,4,5P
5
. Enzim 3-fitase memulai hidrolisis fitat pada gugus fosfat posisi D-3, menghasilkan produk awal D-inositol 1,2,4,5,6P
5
Gambar 9. Enzim 6–fitase biasanya terdapat pada tumbuhan dan 3–fitase dijumpai pada fungi Dvorakova,
1998. Hidrolisis asam fitat terjadi secara berurutan mulai dari ester fosfor mio-
inositol yang lebih rendah gambar 9, kemudian menurun sesuai dengan nomor asam fosfat IP5 – IP1. Enzim dalam bentuk tunggal tidak mampu melakukan
Gambar 8.
Fitat dihidrolisis oleh Fitase menjadi inositol, fosfat dan ion mineral Fitat mengikat element besi Fe dan seng Zn diantara group fosfat
pada satu molekul fitat maupun antar molekul fitat. Fitase memulai hidrolisis fitat dari karbon no 1, 3 atau 6 pada cincin inositol,
sehingga fosfat terlepas dari ikatan dan melepaskan kalsium Ca, besi Fe, seng Zn ataupun mineral lain yang terikat sebelumnya.
commit to user 17
defosfolirase asam fitat secara penuh. Kombinasi fitase dan fosfatase non spesifik akan meningkatkan aktivitas defosforilasi asam fitat Maenz, 2001.
Degradasi fitat dalam saluran pencernaan unggas berhubungan dengan aksi fitase dari satu atau tiga sumber enzim. Fitase dalam saluran pencernaan
berasal dari :1. Fitase usus yang terdapat dalam saluran pencernaan, 2 fitase asal tumbuhan dan 3 fitase asal mikroba.
Gambar 9. 6 – fitase EC 3.1.3.26, 3 – fitase EC 3.1.3.8
Gambar 10. Defosforilasi asam fitat oleh 3-Fitase Saccaromices cerevisae
commit to user 18
Berdasarkan mekanisme hidrolisis fitat terdapat 4 pengelompokkan Fitase, yaitu; histidine acid phosphatase HAP, cysteine phytase CPhy,
purple acid phosphatase PAP dan -propeller phytase BPP Tabel 3. a. Histidine Acid Phophatase HAP
Merupakan kelompok enzim yang banyak digunakan dan dipelajari. Enzim kelompok ini terdapat pada hewan, tumbuhan maupun mikro
organisme. Enzim ini tetap mempunyai aktivitas dalam kondisi asam. Salah satu prokariotik yang menghasilkan HAPhy Histidine Acid
Phophatase adalah Escherichia coli, dari kelompok kapang antara lain Aspergillus niger PhyA and PhyB. Aktivitas katalitik enzim terjadi
melalui 2 tahap reaksi yang menghidrolisis asam fitat menjadi monoester fosfat. HAPhy Histidine Acid Phophatase banyak
digunakan dalam hidrolisis asam fitat dalam sereal dan biji-bijian untuk pakan ternak.
b. Cysteine Phytase CPhy Merupakan kelompok fitase yang ditemukan pada bakteri anaerob
dalam rumen yaitu Selomonas ruminantium Chu et.al., 2004. Mempunyai suhu optimum 50-55
C dan pH optimum antara 4-5. CPhy Cysteine Phytase mengkatalis reaksi defosforilasi asam fitat
menjadi myo-inositol monophosphat, aktivitas katalitiknya dihambat oleh Fe
2+
, Fe
3+
, Hg
2+
, dan Zn
2+
. c. Purple Acid Phosphatase PAP
PAP Purple Acid Phosphatase merupakan kelompok fitase yang terdapat pada Burkholderia cepacia
,
dan pada kedelai Glycine max L.
Merr GmPhy Lim et al., 2007. GmPhy Glycine max Phytase
commit to user 19
ditemukan pada perkecambahan biji kedelai. GmPhy Glycine max phytase mempunyai aktivitas spesifik terhadap asam fitat yang lebih
rendah dibanding aktivitas fitase dari kapang. Rendahnya aktivitas spesifik fitase GmPhy Glycine max Phytase menguntungkan bagi biji
tanaman selama proses perkecambahan, dimana defosforilasi terjadi dengan lambat dan seimbang selama perkecambahan biji. Dalam
tahap perkecambahan biji asam fitat mempunyai peran penting sebagai sumber fosfat Mullaney and Ullah, 2003.
d. β
-Propeller Phytase BPP Fitase kelompok
β -Propeller Phytase BPP mempunyai 2 situs
pelekatan, yaitu situs untuk hidrolisis substrat dan situs untuk mengikat substrat yang akan dihidrolisis.
β -Propeller Phytase BPP
memutuskan ikatan 3-fosfat pada asam fitat menghasilkan inositol 3fosfat, aktivitas katalitik meningkat dengan adanya Ca kalsium.
Adanya ikatan fitat dengan Ca kalsium akan membentuk penghubung yang mendekatkan fitase dengan substrat Shin et al.,
2001. BPP β
-Propeller Phytase dapat digunakan sebagai tambahan pada pakan ternak dan bermanfaat pada pertumbuhan tanaman yang
hidup pada kondisi fosfat terbatas. BPP
β -Propeller Phytase
terdapat pada Bacillus subtilis 168PhyA, Shewanella oneidensis PhyS, ; Xanthomonas oryzae PhyA Lim et al., 2007.
3.2.2 Aktivitas fitase
Kebanyakan aktivitas fitase diketahui melalui warna fitat atau fosfat inorganik yang terbentuk dari reagent setelah terjadi reaksi enzim-substrat.
Metode untuk mengetahui kuantitas fitat meliputi tahap yang kompleks; beberapa tahap ekstraksi, presipitasi dengan FeCl3, sentrifugasi dan
commit to user 20
pencucian Thomson, 1982 dalam Lim et al., 2007. Beberapa metode analisis HPLC atau infrared spektrocopy merupakan teknik lain yang
digunakan Chen, 2003. Metode yang paling mudah digunakan untuk mengetahui aktivitas fitase adalah dengan cara menentukan fosfat inorganik
yang dilepaskan setelah terjadi reaksi enzim-substrat. Penentuan tersebut didasarkan pada terbentuknya komplek warna antara fosfat inorganik dengan
ammonium molybdate vanadat Sajidan, 2000. Tabel 3. 4 kelompok Fitase
Kelompok Enzim Struktur Khas
Mekanisme Katalitik Contoh
Histidine Acid Phophatase
N-terminal RHGXRXP
C-terminal HD motif konsensus
N-terminal H membentuk intermediet phosphohistidin,
C-terminal bertindak sebagai donor proton sebagai tempat spesifik
untuk substrat bermuatan positif A. Niger,
P. lycii, E. coli,
Zea mays β Propeller Phytase
Molekul yang berbentuk 6 bilah
baling baling Mekanisme katalitik terdiri dari 2
situs yaitu situs pelekatan dan situs pemecahan.
Situs pelekatan mengikat grup phosphat sementara situs yang lain
memecah ikatan phosphat pada grup phosphat yang
berdampingan. Adanya situs ganda tersebut
menguntungkan IP6, IP5 atau IP4 sebagai substrat
Bacillus sp, X. oryzae
Cysteine Phosphatase
Struktur P loop terdiri dari motif
konsensus HCXXGXXRTS
Protein tirosin phosphat memecah grup phosphat
S. ruminantium
Purple Acid Phosphat
Motif konsensus: DXGGDXXY
GNHE,D VXXHGHXH
Metalloenzim, terdapat pada tanaman
Glycine max, M. truncatula
Lei et al., 2007
3.2.3 Sumber Fitase
Fitase terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan mikroorganisme dan jaringan tubuh ternak.
commit to user 21
a. Fitase Mikrobia