Penentuan Waktu Sinyal Kinerja simpang

commit to user 18 Nilai-nilai sementara V EV , V AV dan l EV dapat dipilih dengan ketiadaan aturan di Indonesia akan hal ini: Kecepatan kendaraan yang datang V AV : V AV 10 mdet kend. bermotor Kecepatan kendaraan yang berangkat V EV : 10 mdet kend. bermotor 3 mdet kend. tak bermotor misalnya sepeda 1,2 mdet perjalan kaki Panjang kendaraan yang berangkat l EV : 5 m LV atau HV 2 m MC atau UM

2.4.3. Penentuan Waktu Sinyal

1. Pemilihan tipe pendekat approach Mengidentifikasi dari setiap pendekat apabila ada dua gerakan lalu-lintas yang diberangkatkan pada fase yang berbeda. misalnya, lalu-lintas lurus dan lalu-lintas belok kanan dengan lajur terpisah, harus dicatat pada baris terpisah dan diperlakukan sebagai pendekat-pendekat terpisah dalam perhitungan selanjutnya. Pemilihan tipe pendekat approach yaitu termasuk tipe terlindung protected = P atau tipe terlawan opossed = O. commit to user 19 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Gambar 2.9. Penentuan Tipe Pendekatan 2. Lebar Pendekatan Efektif Approach, We = effective Width Lebar Efektif W e terdiri dari Lebar Pendekatan W A , Lebar Masuk W MASUK , dan Lebar Keluar W KELUAR . Lebar Pendekatan Efektif Approach, We = effective Width ada 2 macam, yaitu: a. Lebar Pendekatan Efektif untuk Pendekatan tanpa Belok Kiri Langsung LTOR atau untuk pendekat tipe P terlindung sebagai berikut: Jika W KELUAR W e x 1 - P RT - P LTOR , maka W e diberi nilai baru yang sama dengan W KELUAR . Pada lalu lintas lurus penentuan waktu sinyal untuk pendekatan yaitu: ST Q Q = ……………………………………...…………………………… 2.5 Terlawan commit to user 20 b. Lebar Pendekatan Efektif untuk pendekatan dengan Belok Kiri Langsung LTOR atau untuk pendekat tipe O terlawan sebagai berikut: JIka WLTOR meter, maka LTOR A MASUK W W W - = …………………………………………..……...… 2.6 Jika WLTOR LTOR LTOR A MASUK W P W W - + ´ = 1 ……………………………..……...… 2.7 3. Arus Jenuh Dasar Arus jenuh dasar S merupakan arus jenuh pada keadaan standar, dengan factor penyesuaian F untuk penyimpanan dari kondisi sebenernya, dari suatu kumpulan kondisi-kondisi ideal yang telah ditetapkan sebelumnya. Arus jenuh dasar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: e W S ´ = 600 ................................................................................................... 2.8 100 0 200 0 300 0 400 0 500 0 600 0 700 0 800 0 900 0 100 00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Efe ctive w i dth m Base s atu ration flow So pc uh r S o = 6 0 0 x We Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Grafik 2.2. Arus jenuh dasar LEBAR EFEKTIF m A R U S J E N U H D A S A R S , s m p j a m -h ij au commit to user 21 4. Faktor-faktor Penyesuaian a. Penetapan faktor koreksi untuk nilai arus lalu lintas dasar kedua tipe pendekat protected dan opposed pada simpang adalah sebagai berikut: Tabel 2.4. Faktor penyesuaian ukuran kota Penduduk kota juta jiwa Faktor penyesuaian ukuran kota 3 1,05 1,0-3,0 1,00 0,5-1,0 0,94 0,1-0,5 0,83 0,1 0,82 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Grafik 2.3. Rasio belok kiri dan kanan 10 untuk ukuran kota 1-3juta commit to user 22 Tabel 2.5. Faktor Koreksi Hambatan Samping Lingkungan Jalan Hambatan Samping Tipe Fase Rasio Kendaraan Tak Bermotor 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 Komersial COM Tinggi Sedang Rendah Terlawan Terlindung Terlawan Terlindung Terlawan Terlindung 0.93 0.93 0.94 0.94 0.95 0.95 0.88 0.91 0.89 0.92 0.90 0.93 0.84 0.88 0.85 0.89 0.86 0.90 0.79 0.87 0.80 0.88 0.81 0.89 0.74 0.85 0.75 0.86 0.76 0.87 0.70 0.81 0.71 0.82 0.72 0.83 0.65 0.79 0.66 0.80 0.67 0.81 0.60 0.77 0.61 0.78 0.62 0.79 0.56 0.75 0.57 0.76 0.58 0.77 Pemukiman RES Tinggi Sedang Rendah Terlawan Terlindung Terlawan Terlindung Terlawan Terlindung 0.96 0.96 0.97 0.97 0.98 0.98 0.91 0.94 0.92 0.95 0.93 0.96 0.86 0.92 0.87 0.93 0.88 0.94 0.81 0.89 0.82 0.90 0.83 0.91 0.78 0.86 0.79 0.87 0.80 0.88 0.72 0.84 0.73 0.85 0.74 0.86 0.67 0.81 0.68 0.82 0.69 0.83 0.62 0.79 0.63 0.80 0.64 0.81 0.57 0.76 0.58 0.77 0.59 0.78 Akses Terbatas RA Tinggi Sedang Rendah Terlawan Terlindung 1.00 1.00 0.95 0.98 0.90 0.95 0.85 0.93 0.80 0.90 0.75 0.88 0.70 0.85 0.65 0.83 0.60 0.80 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Grafik 2.4. Faktor Penyesuaian untuk Kelandaian commit to user 23 Faktor penyesuaian parkir F p yang mencakup pengaruh panjang wakti hijau, dapat dihitung dengan rumus berikut: [ ] g W g L W L F A p A p p 3 2 3 - ´ - - = …………………...…………. 2.9 Dimana: L P : Jarak antara garis henti dan kendaraan yang dipakir pertama m. W A : Lebar pendekat m. G : Waktu hijau pada pendekat nilai normal 26 det. Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Grafik 2.5. Faktor Penyesuaian untuk Pengaruh Pakir dan Lajur Belok Kiri yang Pendek F p Fakt or K oreks i Pa rkir, F P Jarak Garis Henti – Kendaraan Parkir Pertama m, L P commit to user 24 Faktor penyesuaian belok kanan F RT dapat dihitung dengan rumus: 26 , , 1 ´ + = RT RT P F ……………………………………………….……… 2.10 1 1.05 1.1 1.15 1.2 1.25 1.3 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 Ratio of right turns Prt Cor rection fa ctor, Frt Frt = 1.0 + Prt x 0.26 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Grafik 2.6. Faktor Penyesuaian untuk Belok Kanan F RT Faktor penyesuaian belok kiri F LT , dapat dihiting dengan rumus sebagai berikut: 16 , , 1 ´ - = LT LT P F ……………………………………………………….. 2.11 0.8 0.82 0.84 0.86 0.88 0.9 0.92 0.94 0.96 0.98 1 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Ratio of left turns, Plt C o rr e ct io n f a ct o r, F lt Flt = 1.0 - Plt x 0.16 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Grafik 2.7. Faktor Penyesuaian untuk Belok Kiri F LT F ak to r K o re k si , F R T Rasio Belok Kanan, F RT F ak to r K o re k si , F L T Rasio Belok Kiri, P LT commit to user 25 b. Nilai Arus Jenuh Arus jenuh S, dapa dihitung dengan rumus sebagai berikut: LT RT P G SF CS F F F F F F S S ´ ´ ´ ´ ´ ´ = …………………………………. 2.12 Dimana: SO : arus jenuh dasar FCS : faktor koreksi ukuran kota FSF : faktor koreksi hambatan samping FG : faktor koreksi kelandaian FP : faktor koreksi parkir FRT : faktor koreksi belok kanan FLT : faktor koreksi belok kiri 5. Perbandingan arus lalu lintas dengan arus jenuh FR Rasio arus FR dapat dihitung dengan rumus: S Q FR = …………………………………………….…………..………… 2.13 Dimana: FR : rasio arus Q : arus lalu lintas smpjam S : arus jenuh smpjam Rasio arus simpang IFR dengan rumus berikut: orit FR IFR å = ………………………………………………………..……. 2.14 Sedangkan rasio fase PR dapat dihitung rumus sebagai berikut: IFR FR PR orit = …………………………………………………………… 2.15 dimana: IFR PR : rasio fase FRerit : nilai FR tertinggi dari semua pendekat yang berangkat pada suatu fase sinyal commit to user 26 6. Waktu Siklus dan Waktu Hijau a. Waktu siklus sebelum penyesuaian menghitung waktu siklus sebelum waktu pentesuaian Cua untuk pengendalian waktu tetap, dan masukan hasil kedalaman kotak dengan tanda “waktu siklus” pada bagian terbawah kolom II dari formulir SIG-IV. Waktu siklus dihitung dengan rumus: IFR LTI c ua - + ´ = 1 5 5 , …………………………………………. 2.16 Dimana: c ua : Waktu siklus sebelum penyesuaian sinyal det LTI : Waktu hilang total per siklusdet IFR : Rasio arus Simpang ORIT 3 0 6 0 9 0 12 0 15 0 18 0 2 10 2 4 0 2 7 0 3 0 0 3 3 0 3 6 0 0 .1 0 .2 0 .3 0 .4 0 .5 0 .6 0 .7 0 .8 0 .9 1 In te rs e c ti o n fl o w ra ti o IF R Cycle time seco nd L T = 2 0 L T = 1 5 L T = 1 0 L T = 5 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Grafik 2.8. Penentuan waktu siklus sebelum penyesuaian Wa ktu Siklus det ik Rasio Arus Simpang, IFR commit to user 27 Adapun waktu siklus yang layak untuk simpang adalah seperti terlihat pada tabel 2.5 Tabel 2.6. Waktu Sklus yang Layak untuk Simpang Tipe pengaturan Waktu siklus yang layak det Pengaturan dua-fase 40-80 Pengaturan tiga-fase 50-100 Pengaturan empat-fase 80-130 Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Nilai-nilai yang lebih rendah dipakai untuk simpang dengan lebar jalan 10 , nilai yang lebih tinggi untuk jalan yang lebih lebar. Waktu siklus lebih rendah dari nilai yang disarankan, akan menyebabkan kesulitan bagi para pejalan kaki untuk menyebrang jalan. Waktu siklus yang melebihi 130 detik harus dihindari kecuali pada kasus sangat khusus simpang sangat besar karena hal ini sering kali menyebabkan kerugian dalam kapasitas keseluruhan. b. Waktu Hijau Waktu hijau green time untuk masing-masing fase menggunakan rumus: i ua i PR LTI C g ´ - = ................................................................................2.17 Dimana: gi : waktu hijau dalam fase-i detik LTI : total waktu hilang per siklus detik Cua : waktu siklus pra penyesuaian sinyal detik PRi : perbandingan fase F c. Waktu siklus yang disesuaikan Waktu siklus yang telah disesuaikan c berdasarkan waktu hijau yang diperoleh dan telah dibulatkan dan waktu hilang LTI dihitung dengan rumus: LTI g c + å = ………………………………………………….………. 2.18 commit to user 28 Dimana: c : waktu hijau detik LTI : total waktu hilang per siklus detik : total waktu hijau detik Waktu siklus yang disesuaikan berdasarkan pada waktu hijau yang telah dibulatkan dan waktu hilang LTI.

2.4.4 Kapasitas