commit to user
9 Pada dasarnya jumlah titik konflik yang terjadi di persimpangan tergantung
beberapa faktor antara lain: 1. Jumlah kaki persimpangan yang ada
2. Jumlah lajur pada setiap kaki persimpangan 3. Jumlah arah pergerakan yang ada
4. Sistem pengaturan yang ada
2.3. Jenis simpang
2.3.1. Simpang Menurut Perencanaanya
Simpang menurut perencanaanya dibedakan menjadi dua,yaitu : 1. Simpang sebidang
Persimpangan sebidang adalah pertemuan dua ruas jalan atau lebih secara sebidang tidak saling bersusun. Pertemuan ini direncanakan sedemikian
dengan tujuan untuk mengalirkan atau melewatkan lalu lintas dengan lancar serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaanpelanggaran sebagai
akibat dari titik konflik yang ditimbulkan dari adanya pergerakan antara kenderaan bermotor, pejalan kaki , sepeda dan fasilitas-fasilitas lain atau
dengan kata lain akan memberikan kemudahan , kenyamanan dan ketenangan terhadap
pemakai jalan
yang melalui
persimpangan. Perencanaan
persimpangan yang baik akan menghasilkan kualitas operasional yang baik seperti tingkat pelayanan, waktu tunda, panjang antrian dan kapasitas.
Simpang jalan sebidang ada empat macam : a. Simpang 3 lengan
b. Simpang 4 lengan c. Simpang banyak
d. Simpang dengan bundaran rotary intersection 2. Simpang tak sebidang interchange
Persimpangan tidak sebidang adalah persimpangan dimana dua ruas jalan atau lebih saling bertemu tidak dalam satu bidang tetapi salah satu ruas berada
diatas atau dibawah ruas jalan yang lain. Perencanaan simpang tidak sebidang
commit to user
10 dilakukan bila volume lalu lintas yang melalui suatu pertemuan sudah
mendekati kapasitas jalan-jalannya, maka arus lalu lintas tersebut harus bisa melewati pertemuan tanpa terganggu atau tanpa berhenti, baik itu merupakan
arus menerus atau merupakan arus yang membelok sehingga perlu diadakan pemisahan bidang Grade sparation yang disebut sebagai simpang tidak
sebidang Interchange .
2.3.2. Simpang Menurut Pengaturan Arus
Berdasarkan pengaturan arus lalu lintas pada simpang, simpang dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Simpang Tak Bersinyal Pada simpang tak bersinyal berlaku aturan yang disebut “General Priority
Rule” yaitu kendaraan yang terlebih dahulu berada di persimpangan mempunyai hak untuk berjalan terlebih dahulu daripada kendaraan yang akan
memasuki persimpangan. Perilaku lalu lintas pada simpang bersinyal meliputi : persiapan, panjang antrian, kendaraan terhenti, tundaan.
Simpang tak bersinyal terdiri dari beberapa macam,yaitu : a. Simpang tanpa pengendali uncontrolled intersection
b. Simpang dengan pengendali space sharin intersection c. Simpang dengan sistem prioritas priority intersection
2. Simpang Bersinyal Pada simpang jenis ini, arus kendaraan yang memasuki persimpangan diatur
secara bergantian untuk mendapatkan prioritas dengan berjalan terlebih dahulu dengan menggunakan pengendali lalu lintas traffic light. Perilaku lalu lintas
pada simpang tak bersinyal meliputi: derajat kejenuhan, tundaan, peluang antrian, penilaian perilaku lalu lintas.
Penggunaan lampu lalu lintas pada simpang biasanya lebih ekonomis dalam hal pemakaian ruang yang dibutuhkan dibandingkan dengan penggunaan bundaran
untuk suatu kapasitas simpang tertentu.
commit to user
11 Kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh sistem pengendalian simpang
dengan lampu lalu lintas ini adalah meningkatnya tundaan dan biaya operasi kendaraan pada suatu kondisi jalan tidak macet. Pada kondisi seperti ini lampu
lalu lintas akan mengakibatkan kerugian seperti tundaan dan biaya operasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan keuntungannya dalam memecahkan
masalah konflik pada simpang
.
2.4. Kinerja simpang