mengenai faktor risiko penting untuk menentukan dilaksanakannya kultur urin pada neonatus untuk diagnosis dini ISK.
5
Oleh karena itu, diagnosis ISK pada neonatus perlu dibuat secara dini guna menghindari terjadinya komplikasi ginjal yang berat.
1.2 . Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan: • Apakah jenis kelamin, BBLSR, sepsis, penggunaan kateter
intravena dan antibiotik, dan ventilator mekanis merupakan faktor risiko ISK pada neonatus di RSUP Haji Adam Malik Medan?
1.3 . Hipotesis
Sepsis, penggunaan kateter vena dan antibiotik spektrum luas, ventilasi mekanik, berat badan lahir sangat rendah dan jenis kelamin laki-laki
berhubungan dengan risiko kejadian ISK pada neonatus.
1.4 . Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko ISK pada neonatus yaitu berupa adanya sepsis, penggunaan kateter vena
Universitas Sumatera Utara
danantibiotik spektrum luas, ventilasi mekanik, berat badan lahir sangat rendah dan jenis kelamin laki-laki di RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.4.2. Tujuan khusus
1. Mengetahui apakah sepsis merupakan faktor risiko ISK pada neonatus di RSUP Haji Adam Malik Medan.
2. Mengetahui apakah berat badan lahir sangat rendah merupakan faktor risiko ISK pada neonatus di RSUP Haji Adam Malik Medan.
3. Mengetahui apakah penggunaan kateter vena dan antibiotik spektrum luas merupakan faktor risiko ISK pada neonatus di
RSUP Haji Adam Malik Medan. 4. Mengetahui apakah penggunaan ventilasi mekanik merupakan
faktor risiko ISK pada neonatus di RSUP Haji Adam Malik Medan. 5. Mengetahui apakah jenis kelamin laki-laki merupakan faktor risiko
ISK pada neonatus di RSUP Haji Adam Malik Medan. 6. Menentukan kultur urin sebagai prosedur operasi standar pada
neonatus dengan faktor risiko ISK di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.5 . Manfaat Penelitian
1. Untuk deteksi dini ISK pada neonatus sehingga dapat dilakukan penegakkan diagnosis dan pengobatan dini.
2. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi ilmiah dalam pendeteksian dini ISK pada neonatus sehingga komplikasi
yang mungkin muncul dapat dicegah.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Infeksi Saluran Kemih pada Neonatus
Neonatus memiliki faktor risiko yang lebih tinggi untuk terkena ISK. Hal ini disebabkan karena sistem imun yang belum berkembang sempurna.
3
Dengan mengacu pada kondisi imaturitas sistem imun, bayi dengan berat badan lahir rendah lebih rentan terhadap ISK.
7
Namun hal ini dapat dikurangi dengan pemberian ASI selama 6 bulan pertama.
3
Penyebab ISK yang paling sering adalah E. Coli. Pada bayi kurang bulan dan sepsis awitan lanjut penyebab infeksi yang paling sering adalah
Acitenobacter calcoaceticus. Acitenobacter calcoaceticus merupakan agen nosokomial dengan virulensi rendah, namun dapat menjadi penyebab infeksi
berat pada pejamu imunokompromais termasuk di dalamnya neonatus.
7
Penyebab ISK pada neonatus adalah penyebaran mikroorganisme secara hematogenik atau penyebaran ke atas dari meatus uretra.
7
Maka infeksi saluran kemih pada neonatus bukanlah suatu keadaan tunggal namun
berupa variasi kondisi dari bakteriuria asimtomatik sampai sepsis.
13
Oleh karena itu, gejala ISK pada neonatus pada umumnya tidak spesifik dan
bervariasi.
1
Pada umumnya gejala yang paling sering timbul adalah demam tanpa fokus dengan suhu di atas 38
o
C.
8,14
Gejala dan tanda lain yang sering timbul adalah rewel, toleransi diet buruk, muntah, diare dan
Universitas Sumatera Utara