BAB 4. HASIL
Penelitian dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Diperoleh sampel 60 neonatus yang terdiri dari 30 neonatus penderita ISK dan 30 neonatus
tidak menderita ISK. Total sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 60 neonatus, dibagi menjadi dua kelompok yaitu 30
kelompok kasus dan 30 kelompok. Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Profil penelitian 60 neonatus yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi
Penderita ISK Kasus n= 30
Tidak menderita ISK kontrol n= 30
Neonatus dengan kultur - N = 30
Neonatus dengan kultur + N = 30
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Karakteristik dasar subjek penelitian
Karakteristik Kelompok
kasus n=30
Kelompok kontrol
n=30
Usia hari, mean SD Usia ibu tahun, mean SD
Usia ayah tahun, mean SD Berat badan lahir gram, mean SD
Jenis persalinan, n 7.8 5.4
25.9 3 27.3 3.2
2462 808.0 8.9 7.7
26.2 3.7 28.1 3.4
2599 608.9
- Cesar 12 40
15 50.0 - Pervaginam
18 60 15 50.0
Rata-rata usia kelompok kasus adalah 7.8 hari, dan kelompok kontrol 8.9 hari. Rata-rata usia ibu saat melahirkan pada kelompok kasus adalah
25.9 tahun, dan kelompok kontrol 26.2 tahun. Rata-rata usia ayah pada kelompok kasus adalah 27.3 tahun, dan kelompok kontrol adalah 28.1 tahun.
Rata-rata berat badan lebih tinggi pada kelompok kontrol dan jenis persalinan yang terbanyak adalah pervaginam tabel 4.1.
Tabel 4.2. Hubungan faktor risiko dengan kejadian ISK analisa bivariat
Faktor risiko Kasus
n Kontrol
n OR
95 CI p
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
20 66.7 10 33.3
16 53.3 14 46.7
0.571 0.201 –
1.624 0.292
BBLSR 1500 g
Ya Tidak
7 23.3 23 76.7
1 3.3 29 96.7
8.826 1.012-
76.960 0.023
Kateter intravena
dan antibiotik Ya
Tidak 28 93.3
2 6.7 22 73.3
8 26.7 5.091
0.981- 26.430
0.038
Sepsis Ya
Tidak 13 43.3
17 56.7 5 16.7
25 83.3 3.824
1.150 – 12.713
0.024 Ventilator
Ya Tidak
2 6.7 28 93.3
4 13.3 26 86.7
2.154 0.363 –
12.764 0.389
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 menunjukkan analisa bivariat masing-masing faktor risiko dengan kejadian ISK pada neonatus menggunakan uji regresi logistik. Hasil
data menunjukkan variabel faktor risiko yang bermakna dengan nilai P 0.05 adalah sepsis dengan nilai OR 3.824, penggunaan antibiotik dan kateter vena
dengan nilai OR 5.091, serta BBLSR dengan OR 8.826, kemudian variabel dengan nilai P 0.25 dapat dimasukkan dalam analisa multivariat untuk
mengetahui variabel yang paling besar faktor risikonya.
28
Variabel yang dimasukkan dalam analisa multivariat adalah sepsis, penggunaan kateter
vena dan antibiotik, dan BBLSR. Analisa multivariat dilakukan menggunakan uji regresi logistik dengan metode Stepwise Backward Selection.
Tabel 4.3. Hubungan faktor risiko dengan kejadian ISK analisa multivariat
Signifikan Dari tabel 4.3 diketahui bahwa variabel faktor risiko ISK yang paling
berpengaruh dengan nilai P 0.05 adalah BBLSR, dan sepsis. Sepsis
Faktor risiko Koefisien
Adjust OR
IPK 95 p
Langkah 1
BBLSR 2.739
15.464 1.484 – 161.169
0.022 Kateter Vena Antibiotik
1.710 5.531
0.863 – 35.453 0.071
Sepsis 1.659
5.254 1.416 – 19.494
0.013
Langkah 2
BBLSR 2.611
13.608 1.481 – 125.047
0.021 Sepsis
1.668 5.301
1.506 – 18.661 0.009
Universitas Sumatera Utara
memiliki OR 5.301 yang berarti neonatus yang sepsis akan berisiko 5.301 kali lebih tinggi menderita ISK dibandingkan dengan neonatus yang tidak sepsis.
Berat badan lahir sangat rendah memiliki OR 13.608 yang berarti neonatus dengan BBLSR akan berisiko 13.608 kali lebih tinggi menderita ISK
dibandingkan dengan neonatus yang berat lahir 1500 gram.
Tabel 4.4. Jenis Kuman pada urin dan darah pada kelompok kasus
Jenis Kuman Urin
n=30 Darah
n=30
Klebsiella pneumonia, n 5 16.7
1 3.3 Enterobacter cloacae, n
2 6.7 0 0
Escherichia coli, n 13 43.3
8 26.7 Streptococcus agalactie, n
9 30.0 2 6.7
Streptococcus faecalis, n 1 3.3
0 0 Streptococcus pyogenes, n
0 0 1 3.3
Acitenobacter baumanii, n 0 0
2 6.7 Acitenobacter junii, n
0 0 1 3.3
Staphylococcus haemolyticus, n 0 0
1 3.3 Tidak dijumpai pertumbuhan, n
0 0 14 46.7
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa jenis kuman pada urin dan darah yang terbanyak adalah Escherichia coli sebanyak 13 43.3 dan 8 26.7.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5. PEMBAHASAN