Pembelajaran Kooperatif LANDASAN TEORI

14 Vygotski memandang bahwa fungsi kognisi manusia berkembang dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konteks budaya, interaksi sosial khususnya melalui dialog dan komunikasi verbal berpengaruh terhadap pembelajaran seseorang Suparno, 1996: 45-46. Dalam proses pembelajaran, tugas pengajar adalah membantu seseorang untuk membentuk pengetahuanya sendiri. Mengajar bukanlah mentransfer pengetahuan dari orang yang sudah tahu kepada yang belum tahu, dalam hal ini penyediaan prasarana dan situasi yang memungkinkan dialog secara kritis perlu dikembangkan. Tugas pengajar lebih sebagai mitra yang aktif bertanya, untuk merangsang penalaran siswa dengan membiarkan siswa mengungkapkan gagasan dan konsepnya. Dalam pembelajaran, seringkali kelas didominasi oleh siswa pandai, sedangkan kelompok sedang apalagi kelompok kurang pandai tidak begitu nampak perananya dalam pembelajaran, sehingga perlu usaha untuk melibatkan ketiga kelompok ini untuk ikut serta dalam proses pembelajaran. Cara yang lebih efektif yaitu melibatkan seluruh anggota kelompok dalam kegiatan pembelajaran, cara tersebut lazim dikenal dengan pembelajaran kooperatif.

C. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana keberhasilan individu diorientasikan dalam keberhasilan kelompok. Metode pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran 15 dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan. Pada pembelajaran kooperatif, guru berperan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan melalui interaksi dengan kelompok. Pembelajaran kooperatif memupuk pembentukan kelompok kerja dengan lingkungan positif, meniadakan persaingan individu dan isolasi di lingkungan akademik. Tiga konsep utama karakteristik pembelajaran kooperatif menurut Slavin 1995:5 adalah penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil. Lie 2002 :30-36 menyebutkan ada lima unsur model pembelajaran kooperatif menurut Roger dan David, yaitu: a Saling ketergantungan positif Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri, sehingga anggota lain dapat mencapai tujuan. b Tanggung jawab perseorangan Tugas dan pola penilaian menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning memacu siswa merasa bertanggungjawab untuk melakukan yang terbaik. 16 c Tatap muka Kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi, akan membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa orang akan lebih sempurna daripada pemikiran satu orang. d Komunikasi antar anggota Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesadaran setiap anggotanya untuk saling mendengarkan dan saling mengutarakan pendapat. e Evaluasi Proses kerja kelompok dan hasil kerjasama perlu dievaluasi sehingga pada tahap selanjutnya dapat terjalin kerja sama yang efektif. Sedangkan menurut Lungdren, 1994, unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah : 1 Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka ”tenggelam” atau ”berenang” bersama, 2 Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, 3 Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama, 4 Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para anggota kelompok, 5 Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok, 6 Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar, 7 Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. 17 Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan Slavin, 1995.

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah : 1 setiap anggota memiliki peran, 2 terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, 3 setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, 4 guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, 5 guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan Carin dalam Yusup, 2003. Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif sebagaimana dikemukakan oleh Slavin 1995, yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil. 1 Penghargaan kelompok Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam 18 menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu dan saling peduli. 2 Pertanggungjawaban individu Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitik beratkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya. 3 Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegiatan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan 19 individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya Slavin dalam Yusup, 2003. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, etc 2000, yaitu: 1 Hasil belajar akademik Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa maupun kelompok yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. 2 Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuanya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung 20 pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. 3 Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model pembelajaran kooperatif yang diuraikan Arends dalam Yusup 2003 adalah sebagaimana terlihat pada tabel berikut; Fase Tingkah laku guru Fase 1 : Guru menyampaikan semua tujuan Menyampaikan tujuan dan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran memotivasi siswa tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar Fase 2 : Guru menyajikan informasi kepada siswa Menyajikan informasi dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan Fase 3 : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Fase 4 : Guru membimbing kelompok-kelompok 21 Membimbing kelompok bekerja dan belajar pada saat mereka mengerjakan tugas dan belajar mereka Fase 5 : Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing- masing mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6 : Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif pada siswa, berarti guru dan siswa: 1. Mengembangkan dan menggunakan keterampilan kooperatif berpikir kritis dan kerjasama kelompok. 2. Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif diantara siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda. 3. Menerapkan bimbingan oleh teman peercooching 4. Menciptakan lingkungan yang menghargai dan menghormati nilai-nilai ilmiah.

D. Pembelajaran Konvensional

Dokumen yang terkait

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25