11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Belajar
Belajar adalah ’key term’ istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.
Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan. Syah
mendefinisikan belajar sebagai berikut; 1.
Belajar adalah perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Dengan belajar manusia dapat
berkembang lebih jauh daripada makhluk-makhluk lainya, sehingga ia terbebas dari kemandgan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi.
Kemampuan manusia untuk berkembang melalui belajar menjadikan manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-
keputusan penting untuk kehidupan. 2.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarhganya sendiri Syah, 2003:59-63.
12
B. Proses Pembelajaran
Pada proses pembelajaran mengandung dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain yaitu belajar dan pembelajaran. Belajar didefinisikan
sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri seseorang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
merupakan suatu usaha perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik,
mental dan dana. Aspek fisik meliputi panca indera, otak dan anggota tubuh lainnya, sedangkan aspek mental dan kejiwaan berupa intelegensi, bakat, motivasi,
minat dan sebagainya. Dalyono, 1997:49. Selain kegiatan belajar, proses pembelajaran atau proses belajar mengajar
mengandung kegiatan pembelajaran. Menurut Darsono 2000:24, pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga
tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran dilakukan bertujuan untuk membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan
dengan pengalaman itu, tingkah laku siswa berubah baik kualitasnya. Tingkah laku ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan norma yang berfungsi sebagai
pengendali sikap dan perilaku siswa. Ciri-ciri
pembelajaran meliputi:
a. Pembelajaran dilakukan seara sadar dan direncanakan secara sistematis.
13
b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar. c.
Pembelajaran dapat menyediakan bahan ajar yang menarik dan menantang bagi siswa.
d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa. f.
Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
Karena pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja maka pembelajaran bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah baik. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka diperlukan suatu strategi
agar proses belajar dapat mencapai tujuan. Cara yang digunakan untuk mencapai tujuan disebut metode. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran Nana, 2000:27-30.
Proses pembelajaran dapat berlangsung apabila ada interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Menurut Vygotsky, belajar
merupakan suatu perkembangan pengertian. Komunikasi verbal dengan orang dewasa atau orang yang dianggap lebih mengetahui akan mengembangkan
pengertian tersebut. Seperti halnya pandangan konstruktivis sosiokultur, Vygotski menekankan pentingnya keaktifan seseorang dalam belajar. Teori Konstruktivis
14
Vygotski memandang bahwa fungsi kognisi manusia berkembang dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konteks budaya, interaksi sosial khususnya
melalui dialog dan komunikasi verbal berpengaruh terhadap pembelajaran seseorang Suparno, 1996: 45-46.
Dalam proses pembelajaran, tugas pengajar adalah membantu seseorang untuk membentuk pengetahuanya sendiri. Mengajar bukanlah mentransfer
pengetahuan dari orang yang sudah tahu kepada yang belum tahu, dalam hal ini penyediaan prasarana dan situasi yang memungkinkan dialog secara kritis perlu
dikembangkan. Tugas pengajar lebih sebagai mitra yang aktif bertanya, untuk merangsang penalaran siswa dengan membiarkan siswa mengungkapkan gagasan
dan konsepnya. Dalam pembelajaran, seringkali kelas didominasi oleh siswa pandai,
sedangkan kelompok sedang apalagi kelompok kurang pandai tidak begitu nampak perananya dalam pembelajaran, sehingga perlu usaha untuk melibatkan
ketiga kelompok ini untuk ikut serta dalam proses pembelajaran. Cara yang lebih efektif yaitu melibatkan seluruh anggota kelompok dalam kegiatan pembelajaran,
cara tersebut lazim dikenal dengan pembelajaran kooperatif.
C. Pembelajaran Kooperatif