Staffing Kepegawaian Directing Pengarahan

commit to user tersebut dapat dilihat dari cara pengorganisasiannya, kebersamaan bawahan dalam bekerja akan sangat mendukung pencapaian tujuan.

4.1.3. Staffing Kepegawaian

Staffing kepegawaian merupakan cara pengelolaan sistem sumber daya manusia agar para karyawan dapat dimanfaatkan secara efektif. Penataan staf merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan dengan identifikasi kebutuhan karyawan, penarikan, seleksi, penempatan, pelatihan dan pengembangan, promosi, dan kompensasi karyawan. Agus Sabardi : 126. Menurut Siagian dalam M. Sholihin, 2001:52, kepegawaian adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan tenaga kerja. UPT perpustakaan STIE ATMA BHAKTI terdapat dua kebijakan dalam pengadaan staff yaitu : 1. Kebijakan Rektor Pengadaan ini diadakan secara rutin setiap tahunnya untuk mengevaluasi staf-staf dan kinerja yang ada di perpustakaan. 2. Kebijakan Kepala Pengadaan ini diadakan secara insedental dan tergantung pada keperluan di lapangan yang pada biasanya disebut pegawai harian. 4.1.3.1. Pengembangan Staf Pengenbangan staf ini bertujuan untuk memperbaiki prestasi dan kemampuan kerja pegawai agar dapat commit to user memberikan kinerja yang optimal bagi pencapaian tujuan organisasi. Pengembangan staf yang dilakukan oleh UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI meliputi : a. Pengembangan Jangka Pendek Dalam peningkatan kemampuan staf jangka pendek ini antara lain pelatihan-pelatihan misalnya dalam pelatihan intternet, pelatihan klasifikasi, pelatihan komputerisasi dan sebagainya. b. Pengembangan Jangka Panjang Pada pengembangan jangka panjang ini biasanya tugas belajar baik Diploma maupun Sarjana Ilmu Perpustakaan yang dengan jangka waktu 2 – 3 tahun.

4.1.4. Directing Pengarahan

Dalam sebuah organisasi pengarahan harus diterapkan agar dalam melaksanakan tugas mampu dilaksanakan sesuai dengan tujuan dalam organisasi. Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan. H. Malayu S.P. Hasibuan, 2005:41. Pengarahan pada bawahan yang dilakukan pimpinan merupakan tugas yang wajib diberikan agar dapat secara cepat dalam pencapaian tujuan. Seorang pemimpin dalam memberikan commit to user pengarahan dapat berwujud instruksi atau perintah yang bisa berupa instruksi tertulis ataupun lisan. 4.1.4.1. Instruksi Tertulis Instruksi tertulis adalah suatu instruksi yang berupa catatan tertulis untuk dilaksanakan. M. Sholihin, 2001:57. Insrtuksi tertulis lebih tepat untuk : 1. Pelaksanaan instruksi rumit 2. Kinerja dan instruksi tersebut dengan membutuhkan bukti tertulis 3. Untuk mereka staf yang bukan merupakan pekerjaan rutin. 4. Untuk staf yang sudah tua dan pelupa. Di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI dalam memberikan instruksi manakala terdapat proyek-proyek besar ataupun dalam peneguran terhadap staf yang melanggar kedisiplinan berat. Bila instruksi tahap pertama tidak dihiraukan maka akan di beri instruksi tahap yang kedua, bila tidak berhasil maka diberikan tindakan langsung oleh pimpinan dengan memberi surat teguran atau surat peringatan. 4.1.4.2. Instruksi Secara Lisan Menurut Syamsi, Ibnu., dalam M. Sholihin, 2001:57, menyatakan bahwaInstruksi secara lisan adalah instruksi commit to user yang diberikan secara langsung dengan lisan berhadap- hadapan. Instruksi lisan ini lebih tepat untuk : 1. Pelaksanaan yang sederhana. 2. Pelaksanaannya tidak perlu bukti tertulis. 3. Suatu pekerjaan rutin. 4. Bagi staf yang tidak pelupa. Di UPT Perpustakaan STIE ATMA BHAKTI dalam memberikan instruksi lisan ini, pimpinan memberikan pengarahan dengan ikut terjun ke lapangan kerja. Misalnya saat pimpinan masuk ke perpustakaan melihat suatu kejanggalan yang dilakukan oleh staf, maka pimpinan mengarahkan langsung kepada staf bahwa yang dilakukanya itu kurang tepat, sehingga pimpinan memberi motivasi langsung agar kesalahan tersebut segera dibenahi sesuai denga prosedur yang ada.

4.1.5. Coordinating Koordinasi