Table 4.23 Hasil Analisa Asetat SampelTop Pressure Column F03 Clock
Volume NaOH Konsentrasi 07. 00 WITA
0,38 22,8 ppm
11. 00 WITA 0,38
22,8 ppm 15. 00 WITA
0,39 23,4 ppm
Table 4.24 Hasil Analisa Asetat Sampel Top Atmospheric Column F05 Clock
Volume NaOH Konsentrasi 07. 00 WITA
0,38 ml 22,8 ppm
11. 00 WITA 0,41 ml
25,6 ppm 15. 00 WITA
0,37 ml 22,2 ppm
4.2. Analisa Data
Methanol grade AA adalah metanol yang mempunyai kemurnian sebesar 99,99 atau minimal 99,85 dengan nilai impuritisnya yang meliputi TMA, Acetone,
etanol, air, dan asam asetat adalah 52,1 desain pabrik atau 0,15 dari 100 larutan methanol sehingga untuk menghitung tingkat kemurnian methanol
digunakan rumus sebagai berikut: Nilai impurities sampel
Impuritis sampel = x impurities standar
Nilai impurities standar K MeOH = 100 - Impuritis sampel
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.25 Data Nilai Impuritis Standar desain pabrik Methanol 99,85 Parameter
Nilai TMA
2,1 ppb Aseton
10 ppm Etanol
5 ppm Air
5-wt Asamasetat
30 ppm Total
52,10,15
Table 4.26 Data Nilai Impuritis Sampel Methanol Sampel
Nilai Impuritis Raw MeOH Tank
3253,47993 Bottom Prerun Column
1307,80767 Top Pressure Column F03
31,3603 Top Atmospheric Column F05
25,884
Dari data di atas dapat dihitung tingkat kemurnian methanol sebagai berikut: 1. Kemurnian MeOH hasil sintesis raw
3253,47993 Jadi, Impuritis sampel =
x 0,15 = 9,367 52,1
K MeOH = 100 - 9,367 = 90,63
Universitas Sumatera Utara
2. Kemurnian MeOH hasil bottom prerun column 1307,80767
Jadi, Impuritis sampel = x 0,15 = 3,76528
52,1 K MeOH = 100 - 3,76528 = 96,235
3. Kemurnian MeOH hasil top pressure column F07 31,3603
Jadi, Impuritis sampel = x 0,15 = 0,090289
52,1 K MeOH = 100 - 0,090289 = 99,9097
4. Kemurnian MeOH hasil top atmospheric column F05 25,884
Jadi, Impuritis sampel = x 0,15 = 0,074522
52,1 K MeOH = 100 - 0,074522 = 99.93
4.3. Pembahasan
Dari data dan perhitungan analisa yang diperoleh, di mana dengan melakukan analisa sampel methanol dari setiap keluaran kolom-kolom destilasi
ternyata didapat hasil analisa kadar impurities TMA, aseton, etanol, air, dan asam asetat yang berbeda-beda dari setiap kolom yaitu berturut; 1raw
methanol Tanka dalah 2478,8 ppb: 6,18653 ppm: 480,6267 ppm: 13,8667 wt: 274 ppm, 2 bottom prerun column adalah 549,9267 ppb: 3,1023 ppm: 479,86
Universitas Sumatera Utara
ppm: 12,91867 wt: 262 ppm, 3 top pressure column F07 adalah 1,263 ppb: 2,9283 ppm: 4,158 ppm: 0,0110367 wt: 23 ppm, 4 top atmospheric column
F05 adalah 0,0489 ppb: 0,67 ppm: 1,615 ppm: 0,01725 wt: 23,533 ppm. Sehingga kemurnian metanol semakin meningkat setelah melewati kolom-
kolom tersebut yaitu berturut 90,63 - 96,235 -, 99,9097 - 99.93 . Kolom distilasi disusun secara bertahap dimana hasil dari unit methanol
synthesis dialirkan ke dalam prerun column di sini terjadi pemisahan antara methanol dengan zat lowboilingnya yaitu TMA bebas dan aseton, kemudian
dialirkan ke dalam pressure column di sini terjadi pemisahan methanol dengan high bolingnya yaitu etanol dan asam asetat, di mana bagian atas merupakan
methanol murni dan bagian bawah merupakan air dan sisa metanol yang di alirkan ke atmospheric column untuk memisahkan metanol dari air yang keluar
dari bagian atas column. Dalam pemisahan metanol dari TMA, pada prerun column diinjeksikan
NaOH 10 melalui bagian bawah column tujuannya adalah untuk mengubah garam TMA yang bersifat asam dan non volatil menjadi TMA bebas yang
bersifat volatil sehingga dapat mudah dipisahkan dari metanol. Namun pemisahan metanol dari TMA yang terjadi di prerun column hanya dapat
memisahkan sebagian dari TMA yang terkandung dalam metanol, hal ini disebabkan jumlah NaOH yang dialirkan kedalam column tersebut tidak
sebanding dengan jumlah TMA yang dapat dinetralisasi sehingga hasil dari keluaran column tersebut masih terdapat TMA dengan konsentrasi yang tinggi.
Pada hasil keluaran pressure column juga masih terdapat kandungan TMA yang tinggi, dikarenakan titik didih garam TMA yang sangat dekat dengan
Universitas Sumatera Utara
metanol sehingga sangat sulit untuk dipisahkan. Oleh karena itu PT. KMI menambahkan TMA catchpot vessel yang berguna untuk mengurangi kadar
TMA dari hasil keluaran pressure column, di mana dalam vessel tersebut terdapat resin-resin yang mengikat TMA sehingga terpisah dari metanol.
Dapat diketahui pengaruh jumlah column distilasi terhadap kemurnian metanol, yang mana setiap kolom mempunyai fungsi dan spesialis masing-
masing dalam memisahkan metanol dari impuritisnya berdasarkan perbedaan titik didih dari impuritis-impuritis tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisa diketahui bahwa sampel metanol mengandung impurities TMA, aceton, ethanol, asam asetat, dan air dengan konsentrasi
yang berbeda-beda pada setiap hasil destilasi yaitu berturut-turut; 1 raw methanol Tank adalah 2478,8 ppb:6,18653 ppm:480,6267 ppm:13,8667
wt:274 ppm, 2 bottom prerun column adalah 549,9267 ppb:3,1023 ppm:479,86 ppm:12,91867 wt:262 ppm, 3 top pressure column F07
adalah 1,263 ppb:2,9283 ppm4,158 ppm:0,0110367 wt:23 ppm, 4 top atmospheric column F05 adalah 0,0489 ppb:0,67 ppm:1,615 ppm:0,01725
wt:23,533 ppm. 2. Hasil analisa pengaruh jumlah kolom terhadap kemurnian metanol didapat
dari hasil analisa kadar impuritisnya, dimana kemurnian methanol semakin meningkat setelah melewati kolom-kolom destilasi tersebut yaitu berturut-
turu: 90,63 - 96,235 -, 99,9097 - 99.93 . 3. Pengaruh jumlah column destilasi terhadap kemurnian methanol adalah yang
mana setiap kolom mempunyai fungsi dan spesialis masing-masing dalam memisahkan metanol dari impuritisnya berdasarkan perbedaan titik didih
masing-masing impuritis tersebut. 4. Methanol yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar mutu IMPCA yaitu
sekitar 99,92 .
Universitas Sumatera Utara