serta menghasilkan methanol grade AA dengan kemurnian di atas 99,85 . Unit operasi yang digunakan meliputi prerun column, pressure column, dan
atmospheric column KMI, 1997.
2.2. Etanol
Alkohol adalah senyawa hidrokarbon berupa gugus hidroksil -OH dengan dua atom karbon C. Jenis alkohol yang banyak digunakan adalah CH
3
OH yang disebut dengan metil alkohol methanol, C
2
H
5
OH yang disebut dengan etil alkohol etanol. Dalam dunia perdagangan, yang disebut dengan alkohol
adalah etil alkohol atau etanol dengan rumus kimia C
2
H
5
OH Prihandana et al., 2007. Lebih lanjut menurut Prihandana et al. 2007, penggunaan etanol tidak
hanya untuk minuman namun juga digunakan sebagai pelarut, antiseptik, dan bahan baku untuk bahan organik lain seperti etil ester, dietil eter, butadien, dan
etil amin. Fuel grade etanol etanol 99 dapat digunakan sebagai bahan bakar. Molekul etanol diikat satu sama lain di dalam fase cair oleh ikatan
hidrogen. Interkasi tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar pada titik didih etanol yaitu sekitar 78
C -80 C. Kemampuan ikatan hidrogen tersebut
membuat etanol dapat larut dengan cukup baik di dalam air karena terdapat empat atau kurang atom karbon yang dapat berikatan dengan molekul air
Weininger, 1972. Alkohol yang mempunyai bobot molekul lebih rendah mempunyai sifat
yang menyerupai air. ikatan kimia antara atom yang berbeda adalah ikatan polar, seperti ikatan C-O dan C-Cl. Semakin besar komponen polar dalam
Universitas Sumatera Utara
suatu senyawa, semakin polar senyawa tersebut dan juga sebaliknya O’Leary, 1976.
Etil alkohol CH
3
CH
2
OH sering juga disebut alkohol untuk menunjukkan sumber bahan baku yang digunakan atau tujuan umum
penggunaannya. Etanol mempunyai penampakan tidak berwarna, mudah menguap, jernih, memiliki bau yang halus dan rasa yang pedas Setyaningsih,
2006. Etanol terbentuk pada sintesis metanaol melalui reaksi antara metanol
dengan CO
2
dan H
2
yang merupakan sebagian dari gas yang terlarut dan tidak memenuhi stoikiometri reaksi sehingga menjadi sisa gas dalam reaksi
pembentukan metanol KMI,1997.
2.3. Aseton
Aseton merupakan keton yang paling sederhana, digunakan sebagai pelarut polar dalam kebanyakan reaksi organik. Aseton dikenal juga sebagai dimetil
keton, 2-propanon, atau propan-2-on. Aseton adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar, digunakan untuk membuat plastik,
serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh
manusia dalam kandungan kecil. Aseton memiliki gugus karbonil yang mempunyai ikatan rangkap dua karbon-
oksigen terdiri atas satu ikatan σ dan satu ikatan π. Umumnya atom hidrogen yang terikat pada atom karbon sangat
stabil dan sangat sukar diputuskan. Namun lain halnya dengan atom hidrogen yang berada pada karbon C di samping gugus karbonil yang disebut atom
Universitas Sumatera Utara
hidrogen alfa α. Sebagai akibat penarikan elektron oleh gugus karbonil, kerapatan elektron pada atom karbon α semakin berkurang, maka ikatan karbon
dan hidrogen α semakin melemah, sehingga hidrogen α menjadi bersifat asam dan dapat mengaki
batkan terjadinya substitusi α Wade, L.G. 2006.
2.4. Trimetilamin