Model psikologis Uraian Materi Strategi Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran

Bahasa Inggris SMP KK G 21 dalam menyampaikan materi dan tentunya mempermudah peserta didik dalam menyerap materi pembelajaran. Penerapan model komunikasi pragmatis dalam metode diskusi ini memiliki korelasi dengan keterampilan guru dalam menggunakan model komunikasi mekanistis, psikologis, dan interaksional. Metode dan Teknik Komunikasi Efektif Sosok guru di mata peserta didiknya merupakan seorang yang serba tahu dan bijaksana, sehingga peserta didik merasakan ada orang lain tempat mengadu, selain orang tuanya di rumah. Mereka merasa mempunyai orang tempat berlindung, bertanya, berdiskusi, dan tempat meminta nasihat untuk bisa memecahkan persoalan yang dihadapinya. Berhadapan dengan peserta didik di kelas, guru merupakan sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Guru dituntut untuk lebih banyak merangsang peserta didiknya dengan mengomunikasikan beberapa fakta yang terkait dengan mata pelajarannya dan bisa mempengaruhi peserta didiknya kearah suatu aktivitas tertentu. Dengan kata lain, dalam suasana pembelajaran terjadi proses komunikasi antara gurudengan peserta didiknya. Pada umumnya proses pembelajaran berlangsung secara terencana di dalam kelas dan bersifat tatap muka dalam kelompok yang relatif kecil. Meskipun demikian guru sewaktu-waktu dapat mengubah bentuk komunikasi kelompok itu menjadi komunikasi antarpersonal, bahkan tidak mustahil akan terjadi komunikasi intrapersonal pada diri peserta didiknya masing-masing. Dalam keadaan demikian akan terjadi pula suatu dialog yang menimbulkan komunikasi dua arah, dimana guru dan peserta didik bisa berubah-ubah kedudukan sebagai unsur komunikasinya. Suatu waktu guru berlaku sebagai komunikator, dan peserta didik merupakan komunikannya. Di saat lain, kondisi menghendaki si peserta didik menjadi komunikator, dan guru menjadi komunikannya. Komunikasi dua arah akan terwujud apabila peserta didik bersikap responsif. Sebaliknya apabila mereka bersikap pasif, hanya mendengar atau mencatat saja, tanpa ada gairah untuk mengajukan pertanyaan atau komentar, meskipun komunikasinya bersifat tatap muka, maka prosesnya tetap berlangsung satu arah dan komunikasi pun tidak efektif lagi. Demi tepat gunanya komunikasi bagi 22 Kegiatan Pembelajaran 2 suksesnya proses pembelajaran jelas bahwa bentuk-bentuk komunikasi yang terlibat tadi harus dipacu dengan suatu strategi dan teknik komunikasi yang mampu mewujudkan suasana belajar yang diwarnai dengan komunikasi dua arah. Secara strategis guru harus membaca situasi dan kondisi peserta didiknya, sedangkan secara teknis guru bisa menggunakan teknik persuasif berupa dialog atau diskusi, demonstrasi, penggunaan audio visual aids, retorika, dan sebagainya. Berikut penjelasannya:

a. Diskusi

Dalam usaha komunikasi untuk membangkitkan daya penalaran peserta didik, mereka sendiri ikut menentukan keberhasilannya, betapa tidak, para pelajar pada hakekatnya bukan hanya insan yang hanya siap untuk digiring atau didorong- dorong ke suatu sikap tertentu. Apabila mereka berada di alam demokrasi dan secara psikologis memiliki temperamen tinggi Zakiah Daradjat, 1983: 1 –20, serta dalam keadaan proses pembebasan diri Gunarsa, 1978:1 – 20. Demi efektifnya komunikasi yang berlangsung suasana pembelajaran hendaknya diciptakan menjadi suasana peserta didik aktif menggunakan kesempatannya untuk bertanya, berkomentar dan mengeluarkan pendapatnya, dengan demikian peserta didik merasa terbiasa atas kebenaran yang dikemukakannya. Dengan kata lain proses komunikasi dalam bentuk diskusi ini dapat berfungsi untuk 1 Meningkatkan intelektualitas peserta didik atas materi pelajaran yang didiskusikannya. 2 Mewujudkan komunikasi intra dan antar persona di kalangan peserta didik itu sendiri. Pada saat peserta didik melakukan komunikasi intra persona, terjadilah suatu proses bertahap dari persepsi ideasi, dan berakhir pada transmisi. Pada tahap persepsi, peserta didik melakukan penginderaan terhadap mata pelajaran yang disajikan gurunya, sehingga timbul kesan pada pusat sarafnya. Pusat sarafnya mengolah kesan tadi menjadi sandi yang berwujud ide-ide tahap ideasi. Atas dasar pemikiran lebih lanjut yang mengacu pada pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya selama jalan hidupnya, ide-ide tadi disusun secara sistematis dan logis menjadi suatu kesatuan konsep yang siap ditransmisikan kepada rekan rekannya atau kepada gurunya dalam bentuk umpan balik dari cara gurunya