Pengaruh Sistem Pengupahan Terhadap Kepuasan Karyawan Panen Di PTPN III Kebun Tanah Raja

(1)

PENGARUH SISTEM PENGUPAHAN TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN PANEN DI PTPN III

KEBUN TANAH RAJA

SKRIPSI

Oleh:

RUBY ANSHARI GINTING 090304031

PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

KEBUN TANAH RAJA

SKRIPSI

Oleh:

RUBY ANSHARI GINTING 090304031

PKP

Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh:

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Ir. Thomson Sebayang M.T)

NIP :195711151986011001 NIP : 197008272008122001 (Sri fajar Ayu, SP. MM. DBA)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

ABSTRAK

RUBY ANSHARI GINTING (090304031/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi PENGARUH SISTEM PENGUPAHAN TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN PANEN DI PTPN III KEBUN TANAH RAJA.Penelitian ini dibimbing oleh Ir. Thomson Sebayang M.T dan Sri Fajar Ayu, SP. MM. DBA.

Sistem pengupahan pada umumnya mempengaruhi kinerja karyawan serta mempengaruhi tingkat kepuasan karyawan.Sistem penggajian yang baik dapat merangsang timbulnya motivasi kerja sehingga bisa bekerja lebih produktif.karena besarnya gaji akan berpengaruh positif pada kinerja karyawan dan perkembangan perusahaan. Kepuasan kerja karyawan penting untuk diteliti dalam pengelolaan SDM. Karyawan yang senantiasa merasa puas dengan pekerjaannya diharapkan akan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan dan dapat meningkatkan produktivitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan sistem pengupahan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja dan menganalisis tingkat kepuasan karyawan panen serta menganalisis pengaruh komponen upah: gaji pokok, THR, Bonus, Premi dan Beras terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja. Dalam penentuan daerah penelitian digunakan metode purposive,sedangkan dalam penelitian sampel digunakan sample random sampling. Besar sampel ditentukandengan metode Slovin. Metode analisis skoring digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan dan metode regresi digunakan untuk menganalisis pengaruh sistem pengupahan terhadap kepuasan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja.Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel gaji pokok, beras, THR, premi dan bonus yang diberikan terhadap karyawan panen berpengaruh positif dan siginifikan terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengupahan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja memiliki beberapa komponen upah dengan rata-rata yaitu gaji pokok sebesar Rp. 1. 070.125; beras sebesar 25,9 kg; premi sebesar Rp. 1.191.843; bonus sebesar Rp. 852.500; dan THR sebesar Rp. 196.000. Tingkat kepuasan karyawan panen terhadap sistem pengupahan di PTPN III Kebun Tanah Raja adalah tinggi sebesar 92,4%. Variabel komponen upah gaji pokok, beras, THR, premi dan bonus yang diberikan terhadap karyawan panen berpengaruh positif dan siginifikan terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III.


(4)

RIWAYAT HIDUP

RUBY ANSHARI GINTING lahir di Kota Medan pada tanggal 23 Agustus 1991 anak dari Bapak H. Burhanuddin Ginting dan Ibu Hj. Mirna Liza Nasution. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut: pada tahun 1997 masuk Sekolah Dasar Harapan 1 Medan, tamat tahun 2003. Tahun 2003 masuk Sekolah Menengah Pertama Sutomo 1 Medan, tamat tahun 2006. Tahun 2006 masuk Sekolah Menengah Atas Dharmawangsa Medan, tamat tahun 2009.

Tahun 2009 diterima di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan melalui jalur Ujian Masuk Bersama.Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan, antara lain Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) sebagai anggota. Pada bulan Juli-Agustus 2013 penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Desa Tanah Raja, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara.Kemudian pada bulan Oktober 2013 menjalani penelitian di PTPN III Kebun Tanah Raja.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Judul skripsi ini adalah “Pengaruh Sistem Pengupahan Terhadap Kepuasan Karyawan Panen di PTPN III Kebun Tanah Raja”.Kegunaan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini pertama-tama mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda H. Burhanuddin Ginting dan Ibunda Hj. Mirna Liza Nasution yang telah memberikan seluruh cinta dan kasih sayang, motivasi dan dukungan secara materi maupun doa kepada penulis selama menjalani kuliah.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan arahan berbagai pihak. Pada kesempatan ini secara khusus dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Ir. Thomson Sebayang, M.T selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk mengajar, membimbing serta memberi masukan dan semangat yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini dan Ibu Sri Fajar Ayu, SP. MM. DBA, selaku Anggota Komisi Pembimbing dan Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memotivasi serta memberikan masukan yang sangat berarti kepada penulis.


(6)

Dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS, selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah memfasilitasi penulis dalam perkuliahan dan organisasi ekstrakulikuler di kampus.

2. Bapak Dr. Satia Negara Lubis, M. Ec, selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Sumatera Utara.

3. Seluruh Dosen, Staf dan Pegawai di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Syahnan Purba, selaku Kepala Desa dan Mandor I di PTPN III Kebun Tanah Raja yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dan memperoleh data penelitian skripsi.

5. Keluarga besar penulis khususnya Keluarga Besar Ginting dan Nasution Adinda Reza Abdillah Ginting, Kakek H. Lawanuddin Ginting dan Nenek Hj. Ngenah Sinulingga.

6. Sahabat-sahabat mahasiswa stambuk 2009 Program Studi Agribisnis khususnya,Tami,Kiki, Ridho, Zeko, Dantrie, Andrian, Dika, dan Dr. Karina Witary Siagian, atas kebersamaan dan canda tawa kalian yang membuat penulis menjadi lebih semangat. Semoga apa yang kita cita-citakan dapat terwujud dan semoga Allah SWT selalu melindungi kita semua.

7. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, September 2014


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 7

2.2 Landasan Teori ... 9

2.2.1 Teori Pengupahan ... 9

2.2.2 Sistem Remunerasi ... 11

2.2.3 Teori Maslow... 12

2.3 Kerangka Pemikiran ... 13

2.4 Hipotesis Penelitian ...15

2.5 Penelitian Terdahulu ...15

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 16

3.2 Metode Pengumpulan Sampel ... 16

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 17

3.4 Metode Analisis Data ... 17

3.5 Definisi dan Batasan Operasional... 20

3.5.1 Definisi ... 21


(8)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Perkebunan ... 22

4.2 Luas Areal ... 24

4.3 Keadaan Penduduk ... 24

4.4 Sarana dan Prasarana Desa ... 26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Sampel ... 28

5.2 Sistem Pengupahan Karyawan Panen di PTPN III Kebun Tanah Raja ... 29

5.3 Tingkat Kepuasan Karyawan panen Terhadap Sistem Pengupahan di PTPN III Kebun Tanah Raja ... 31

5.4 Pengaruh Komponen Upah Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Panen... 33

5.5 Pembahasan Hasil ... 35

5.5.1 Pengaruh Gaji Pokok Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di Kebun Tanah Raja PTPN III ... 35

5.5.2 Pengaruh Beras Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di Kebun Tanah Raja PTPN III ... 36

5.5.3 Pengaruh Premi Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di Kebun Tanah Raja PTPN III ... 36

5.5.4 Pengaruh Bonus Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di Kebun Tanah Raja PTPN III ... 36

5.5.5 Pengaruh THR Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di Kebun Tanah Raja PTPN III ... 37

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 56

6.2 Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal.

1. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin di Seluruh Kebun PTPN III

3 2. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Divisi Perkebunan PTPN III Kebun

Tanah Raja

17 3. Parameter Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di PTPN III Kebun Tanah

Raja

18

4. Pemanfaatan Lahan Kebun Tanah Raja 23

5. Pemanfaatan Lahan Karet 23

6. Pemanfaatan Lahan Kelapa Sawit 24

7. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Tanah Raja 2010 25 8. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Tanah Raja 25 9. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Tanah Raja 26 10. Sarana dan Prasarana di Desa Tanah Raja 2010 27 11. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin 28

12. Distribusi Sampel Berdasarkan Golongan 29

13. Jumlah Upah Dalam Bentuk Uang Yang di Terima Karyawan Panen Setiap Bulan di PTPN III Kebun Tanah Raja

29 14. Penerima Beras Karyawan Panen di PTPN III Kebun Tanah Raja 30 15. Frekuensi Karyawan Panen Berdasarkan Skoring Upah Uang 31 16. Frekuensi Karyawan Panen Berdasarkan Upah Natura 32 17. Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di PTPN III Kebun Tanah Raja 32 18. Omnimbus Test Of Model COeficients Dalam Hasil Uji Analisis Logistik 33 19. Variabel In The Equation Dari Hasil Pengujian Parsial 34


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal


(11)

ABSTRAK

RUBY ANSHARI GINTING (090304031/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi PENGARUH SISTEM PENGUPAHAN TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN PANEN DI PTPN III KEBUN TANAH RAJA.Penelitian ini dibimbing oleh Ir. Thomson Sebayang M.T dan Sri Fajar Ayu, SP. MM. DBA.

Sistem pengupahan pada umumnya mempengaruhi kinerja karyawan serta mempengaruhi tingkat kepuasan karyawan.Sistem penggajian yang baik dapat merangsang timbulnya motivasi kerja sehingga bisa bekerja lebih produktif.karena besarnya gaji akan berpengaruh positif pada kinerja karyawan dan perkembangan perusahaan. Kepuasan kerja karyawan penting untuk diteliti dalam pengelolaan SDM. Karyawan yang senantiasa merasa puas dengan pekerjaannya diharapkan akan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan dan dapat meningkatkan produktivitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan sistem pengupahan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja dan menganalisis tingkat kepuasan karyawan panen serta menganalisis pengaruh komponen upah: gaji pokok, THR, Bonus, Premi dan Beras terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja. Dalam penentuan daerah penelitian digunakan metode purposive,sedangkan dalam penelitian sampel digunakan sample random sampling. Besar sampel ditentukandengan metode Slovin. Metode analisis skoring digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan dan metode regresi digunakan untuk menganalisis pengaruh sistem pengupahan terhadap kepuasan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja.Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel gaji pokok, beras, THR, premi dan bonus yang diberikan terhadap karyawan panen berpengaruh positif dan siginifikan terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengupahan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja memiliki beberapa komponen upah dengan rata-rata yaitu gaji pokok sebesar Rp. 1. 070.125; beras sebesar 25,9 kg; premi sebesar Rp. 1.191.843; bonus sebesar Rp. 852.500; dan THR sebesar Rp. 196.000. Tingkat kepuasan karyawan panen terhadap sistem pengupahan di PTPN III Kebun Tanah Raja adalah tinggi sebesar 92,4%. Variabel komponen upah gaji pokok, beras, THR, premi dan bonus yang diberikan terhadap karyawan panen berpengaruh positif dan siginifikan terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III.


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem pengupahan di suatu negara didasarkan kepada falsafah atau sistem perekonomian negara tersebut. Teori yang mendasari sistem pengupahan pada dasarnya dibedakan menurut dua ekstrim, yaitu: 1) sistem pengupahan yang dilakukan di negara-negara penganut paham komunis 2) sistem pengupahan yang digunakan di negara-negara yang digolongkan kapitalis (Ahmad,2001). Sistem pengupahan perlu diteliti karena sistem pengupahan pada umumnya mempengaruhi kinerja karyawan serta mempengaruhi tingkat kepuasan karyawannya.Sistem pengupahan diberbagai negara termasuk Indonesia, pada umumnya berada diantara dua ekstrim tersebut.Landasan sistem pengupahan di Indonesia adalah UUD, Pasal 27 ayat 2 dan penjabarannya dalam hubungan Industrial Pancasila. Sistem pengupahan pada prinsipnya haruslah: (1) mampu menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya; (2) mencerminkan pemberian imbalan terhadap hasil kerja seseorang; dan (3) memuat pemberian insentif yang mendorong peningkatan produktivitas kerja dan pendapatan nasional (Ahmad,2001).

Sistem penentuan upah (pengupahan) yang berlaku di Indonesia adalah sistem yang berbasis indeks biaya hidup dan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita sebagai proksi dari tingkat kemakmuran, dengan kata lain berbasiskan angka Kehidupan Hidup Layak (KHL) dan tingkat inflasi (Ahmad,2001). Sistem pengupahan di suatu negara biasanya didasarkan kepada falsafah atau teori yang dianut oleh negara itu.Teori yang mendasari sistem pengupahan pada dasarnya dapat dibedakan menurut dua ekstrim.Ekstrim yang pertama didasarkan pada teori nilai dan pertentangan kelas.Ekstrim yang kedua didasarkan kepada teori pertambahan produk marjinal berlandaskan asumsi perekonomian bebas. Sistem pengupahan dari ekstrim pertama umumnya dilaksanakan di negara-negara komunis, sedangkan ekstrim kedua umumnya digunakan di negara-negara yang menganut paham kapitalis (Umar, 1998)


(13)

Sistem penggajian yang baik dapat merangsang timbulnya motivasi kerja sehingga bisa bekerja lebih produktif.karena besarnya gaji akan berpengaruh positif pada kinerja karyawan dan perkembangan perusahaan. Dalam keadaan tersebut perlu diadakan suatu penanganan yang dapat dijadikan kontrol bagi seluruh operasional perusahaan.Salah satunya yaitu dengan dilakukannya suatu pengawasan internal gaji dan upah yang baik untuk menunjang kelancaran aktifitas perusahaan itu sendiri.Namun selain itu, pengawasan internal juga dilakukan untuk menjaga perusahaan dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi, seperti kerugian, pemborosan dan kecurangan-kecurangan. Oleh sebab itu dengan diterapkannya pengawasan internal gaji dan upah yang baik dan efektif sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, pimpinan perusahaan tidak perlu terus-menerus mengawasi aktivitas karyawan secara langsung, tetapi cukup dengan pendelegasian wewenang terhadap bawahannya atau yang sering disebut dengan auditor intern, yakni auditor yang bertugas menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi (Simamora, 1995).

Guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha perusahaan BUMN, pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor, perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan strukturisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, tiga BUMN perkebunan yang terdiri dari PTPN III, PTPN IV dan PTPN V (Siregar, 2012).

Sejarah PTPN III diawali dengan proses pengambil alihan perusahaan-perusahaan milik Belanda oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi perseroan perkebunan negara (PPN). Pada tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan perusahaan negara perkebunan (PNP) yang selanjutnya 1974, bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT. Perkebunan (Persero) (Siregar, 2012). Adapun jumlah tenaga kerja di seluruh kebun PTPN III dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.


(14)

Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin di Seluruh Kebun PTPN III

No Nama kebun Jumlah karyawan Jumlah seleuruh

karyawan Pria wanita

1 Sei Meranti 590 212 802

2 Sei Daun 541 172 713

3 Torgamba 535 114 649

4 Bukit Tujuh 325 56 381

5 Sei Baruhur 515 85 600

6 Sei Kara 581 109 690

7 Aek Torop 482 75 557

8 Aek Raso 317 44 361

9 Sisumut 600 38 638

10 Aek Nabara Utara 754 16 770

11 Aek Nabara Selatan 755 21 776

12 Rantau Prapat 893 20 913

13 Membang Muda 675 29 704

14 Labuhan Haji 586 12 598

15 Merbau Selatan 892 19 911

16 Sei Dadap 611 21 632

17 Pulau Mandi 366 21 387

18 Ambalutu 494 56 550

19 Sei Silau 1.175 19 1.195

20 Bandar Selamat 424 21 445

21 Huta Padang 553 22 575

22 Dusun Hulu 523 11 534

23 Bangun 467 32 449

24 Bandar Betsy 1.117 79 1.196

25 Gunung Pamela 768 50 818

26 Gunung Monako 278 31 309

27 Silau Dunia 827 85 912

28 Gunung Para 858 54 912

29 Sei Putih 802 35 837

30 Tanah Raja 403 41 444

31 Rambutan 973 73 1.046

32 Sarang Ginting 605 71 676

Sumber: Kantor Besar PT. Perkebunan Nusantara III Sumatera Utara 2012

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja pria lebih besar dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja wanita.

Pengembangan profesionalisme tenaga kerja adalah merupakan syarat utama untuk menjawab tantangan pengembangan dunia usaha dan industri yang bersifat kompetitif dalam era globalisasi. Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui berbagai jalur, diantaranya melalui pendidikan, pelatihan serta pengembangan di tempat kerja. Pendidikan merupakan jalur peningkatan kualitas SDM yang lebih menekankan pada pembentukan kualitas dasar, misalnya


(15)

keimanan, ketaqwaan, kepribadian, kecerdasan, kedisiplinan, kreativitas dan sebagainya. Sedang pelatihan lebih menekankan pada pembentukan dan pengembangan profesionalisme dan kompetisi (Sinuraya, 2001).

Sementara itu pengembangan di tempat kerja merupakan jalur pemantapan aplikasi kompetisi SDM untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi. Namun, pengelolaan SDM yang tradisional biasanya terpusat pada pelaksanaan kegiatan perekrutan, seleksi dan pengujian, penempatan, pengupahan, pelatihan, transportasi, promosi serta berbagai tindakan kepegawaian yang lain. Pengorganisasian kerap kali juga menjadi tugas dari pengelola SDM. Tugasnya adalah mengusahakan para pekerja agar dapat menjadi sumber daya produksi yang efektif (Sinuraya, 2001).

Dalam meningkatkan hasil produksi perusahaan dituntut untuk dapat memprioritaskan penanganan terhadap peningkatan kualitas sumber daya yang dimilikinya, antara lain sumber daya manusia. Karyawan yang aktif, inovatif, kreatif, partisipatif, dan memiliki loyalitas kepada perusahaan serta mendukung terhadap pencapaian tujuan perusahaan sangat dibutuhkan dalam memperkuat daya saing perusahaan dalam suatu industri yang terus mengalami pertumbuhan.

Karyawan yang berdedikasi tinggi akan berupaya memprioritaskan apa yang menjadi tugasnya. Tipe-tipe karyawan ini biasanya tidak lagi memandang pekerjaan sebagai tugas melainkan hobi. Karyawan ini memiliki perasaan yang sangat positif terhadap pekerjaan, merasa tertarik kepada pekerjaan, memiliki antusiasme tinggi, menyukai pekerjaan, merasa nyaman bekerja, dan secara keseluruhan puas terhadap pekerjaan (Istijanto, 2006).

Setiap perusahaan perkebunan termasuk tanah raja memiliki standart jam kerja produkstif 8 jam/hari.Tetapi pada prakteknya terdapat karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan standart jam kerja/ hari. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya tingkat kepuasan karyawan terhadap sistem pengupahan di Kebun Tanah Raja. Salah satu yang menjadi kendala adalah batasan waktu operasional yang diinginkan perusahaan tidak mencapai target. Untuk menutupi kekurangan waktu perusahaan menambahkan pegawai dari luar perusahaan untuk diperkerjakan per/hari atau biasa disebut pegawai borongan.


(16)

Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan (Hasibuan, 2003). Oleh karena itu, kepuasan kerja karyawan menjadi hal yang penting untuk diteliti dalam pengelolaan SDM. Karyawan yang senantiasa merasa puas dengan pekerjaannya diharapkan akan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan dan dapat meningkatkan produktivitasnya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem pengupahan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja?

2. Bagaimana tingkat kepuasan karyawan panen terhadap sistem pengupahan di PTPN III Kebun Tanah Raja?

3. Bagaimana pengaruh komponen upah gaji Pokok, THR, Bonus, Premi dan Beras terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menjelaskan sistem pengupahan karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja

2. Untuk menganalisis tingkat kepuasan karyawan panen terhadap sistem pengupahan di PTPN III Kebun Tanah Raja.

3. Untuk menganalisis pengaruh gaji Pokok, THR, Bonus, Premi dan Beras terhadap sistem pengupahan di PTPN III Kebun Tanah Raja


(17)

1.4Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan bahan informasi bagi para pengambilan keputusan (policy maker) di PTPN III dalam menentukan sistem dan pengupahan.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mendorong produktivitas dan meningkatkan pendapatan karyawan panen di perkebunan PTPN III Kebun Tanah Raja.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1Tinjauan Pustaka

Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia pada tahun 1848 dan mulai dibudidayakan secara komersial dalam bentuk perusahaan perkebunan pada tahun 1911. Dalam perkembangannya, melalui salah satu produknya, yaitu minyak kelapa sawit, kelapa sawit mampu menggantikan peran kelapa (Cocos nucifera) sebagai sumber bahan baku/mentah bagi industri pangan maupun non pangan di dalam negeri dan ditetapkan sebagai salah satu primadona ekspor non migas Indonesia yang sangat dinantikan sumbangsih pemasukan devisanya (Tim Penulis, 1992).

Dalam perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditas ini mempunyai prospek yang cerah sebagai sumber devisa. Di samping itu kelapa sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai di seluruh dunia, sehingga secara terus-menerus mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Rizsa, 1994).

Banyak faktor yang dapat dijadikan penentu dalam membentuk kadar dan kualitas SDM. Dalam hal ini faktor yang paling utama adalah pendidikan, karena dengan pendidikan seseorang dapat memanusiakan dirinya sendiri dan pendekatan melalui sumber daya ini juga lebih menekankan pada penggunaan (Umar, 1998).

Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima dapat berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada seseorang yang umunya merupakan obyek yang dikecualikan dari pajak pendapatan. Kompensasi juga hal yang kompleks dan sulit, karena di dalamnya melibatkan dasar kelayakan, logika, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta menyangkut faktor emosional dari aspek tenaga kerja (Moekijat, 1992).

Kompensasi diberikan dengan tujuan memberikan rangsangan dan motivasi kepada tenaga kerja untuk meningkatkan tenaga kerja serta efisiensi dan efektivitas produksi. Oleh karena itu, bila kompensasi diberikan secara benar para


(19)

karyawan akan terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.

Jenis-jenis kompensasi yang dapat diberikan oleh karyawan adalah berupa:

1. Imbalan ekstrinsik adalah imbalan yang berbentuk uang atau ada juga yang berbentuk tunjangan pelengkap antara lain misalnya gaji, honor, bonus, dan komisi, insentif dan tunjangan pelengkapnya berupa uang cuti, uang makan, uang transportasi/antar jemput, asuransi dan jamsostek.

2. Imbalan intrinsik adalah imbalan yang tidak berbentuk fisik dan hanya dapat dirasakan berupa kelangsungan pekerjaan, jenjang karir yang jelas, kondisi lingkungan kerja, pekerjaan yang menarik, dan lain-lain (Anonimus, 2011).

Insentif adalah penghargaan kepada karyawan atas segala jerih payahnya dalam meningkatkan tugas diluar gaji yang diterima setiap bulan dengan besaran yang dapat berubah-ubah sesuai dengan hasil kinerjanya.Pemberian gaji pokok harus dapat membuat pekerja merasa aman namun tidak mampu memberikan motivasi.Upah yang dikaitkan dengan kinerja insentif dikatakan mampu memberikan motivasi untuk meningkatkan produktivitas (Moekijat, 1992).

Insentif merupakan suatu program yang dilaksanakan perusahaan untuk dapat merangsang karyawan untuk meningkatkan produktivitas dalam proses produksi. Uang insentif adalah diluar uang/upah yang diterima karyawan. Karena pada dasarnya upah karyawan yang sama kedudukannya adalah sama, akan tetapi imbalan yang diterima karyawan setiap bulannya adalah berbeda (Nasution, 2005).

Dasar utama dalam pemberian insentif adalah berupaya meningkatkan motivasi pekerja agar pekerja mau bekerja dengan produktivitas yang tinggi. Dengan asumsi bahwa pekerja dalam hal ini bisa dimotivasi dengan uang, maka pemberian insentif baru akan memberikan hasil yang diharapkan bilamana 3 faktor tersebut dibawah ini telah dipertimbangkan benar-benar pada saat kebijaksanaan pemberian insentif akan ditetapkan yaitu:

- Besarnya bonus/insentif yang diberikan - Frekuensi pemberian bonus/insentif


(20)

Kompensasi dalam bentuk insentif merupakan suatu bentuk biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh imbalan dalam bentuk prestasi kerja dari karyawannya. Premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah melampui batas ketentuan yang ditetapkan pengusaha. Seseorang yang bekerja melebihi kewajibannya berhak memperoleh premi. Dengan diberikannya premi maka karyawan pendodos mendapatkan tambahan penghasilan diluar gaji (Moekijat, 1992).

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Pengupahan

Upah merupakan rangsangan penting bagi para karyawan dalam suatu perusahaan.Hal ini tidaklah berarti bahwa tingkat upahlah yang merupakan pendorong utama, tingkat upah hanya merupakan dorongan utama hingga pada tarif dimana upah itu belum mencukupi kebutuhan hidup para karyawan sepantasnya.Upah sebenarnya merupakan salah satu syarat perjanjian kerja yang diatur oleh pengusaha dan karyawan atau karyawan serta pemerintah (Hutabarat, 2006).

Jadi nilai suatu barang adalah nilai dari jasa karyawan atau dari jumlah waktu kerja yang dipergunakan untuk memproduksi barang tersebut. Implikasi padangan yang demikian adalah :

1. Harga barang berbeda menurut jumlah jasa karyawan yang dialokasikan untuk seluruh proses produksi barang tersebut.

2. Jumlah jasa kerja yang dikorbankan untuk memproduksikan sesuatu jenis barang adalah kira-kira sama.

3. Seluruh pendapatan nasional diciptakan oleh karyawan, jadi dengan demikian hanya karyawan/pekerja yang berhak memperoleh seluruh pendapatan nasional tersebut.

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi besarnya upah yang diterima oleh para karyawan, yaitu (Hutabarat. 2006):

1. Penawaran dan permintaan karyawan 2. Organisasi karyawan


(21)

3. Kemampuan untuk membayar 4. Produktivitas

5. Biaya hidup

6. Peraturan pemerintah

Hubungan kerja antara majikan sebagai pemberi kerja dan pekerja sebagai penerima kerja dipengaruhi oleh perkembangan dan perubahan sosial, ekonomi dan cara pengelolaan usaha. Ketidakserasian di dalam hubungan kerja antara majikan dan pekerja banyak disebabkan oleh tidak puasnya pekerja terhadap sistem pengupahan yang ada. Untuk menyelesaikannya perlu ada kerja sama antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah agar dapat tercipta iklim yang sehat dan dihayati oleh semua pihak.

Dalam situasi penawaran tenaga kerja lebih besar daripada lowongan kerja yang tersedia, maka hanya tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang punya kesempatan untuk masuk ke dalam pasar tenaga kerja.Dengan demikian keterampilan pekerja dapat memperoleh upah yang cukup untuk membiayai kebutuhan hidupnya, pekerja tidak hanya harus sekedar terampil tetapi juga harus dapat mencapai tingkat produktivitas yang tinggi agar tingkat upah dapat dinaikkan.

Masalah upah dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :

1. Segi mikro, menyangkut masalah keserasian antara besarnya upah dengan kemampuan perusahaan.

2. Segi makro, menyangkut hubungan antara upah dengan produktivitas tenaga kerja dan kesempatan kerja.

Namun, sampai saat ini belum ada ukuran yang baik untuk upah yang wajar, kemampuan perusahaan, kesempatan kerja dan produktivitas tenaga kerja.Sehingga dengan demikian penyebab perselisihan antara pekerja dan majikan didominasi oleh masalah pengupahan.

2.2.2 Sistem Remunerasi

Sistem remunerasi adalah suatu sistem pengupahan yang mengatur gaji, insentif dan premi/bonus karyawan pada suatu perusahaan.Keberadaan remunerasi di dalam suatu perusahaan.Keberadaan renumerasi di dalam suatu organisasi atau


(22)

perusahaan tidak dapat dibaikan begitu saja. Sebab akan terkait langsung dengan pencapaian tujuan perusahaan.

Remunerasi yang rendah tidak dapat dipertanggung jawabkan, baik dilihat dari sisi kemanusiaan maupun dari sisi kelangsungan hidup perusahaan.Karena itu, perlu adanya pemahaman bagaimana sistem remunerasi dapat dikembangkan dan disesuaikan berdasarkan kesepakatan melalui beberapa pendekatan yang lebih fleksibel. Terdapat 3 konsep remunerasi yang biasa disebut 3P adalah:

a. Position

Konsep position atau posisi yaitu pemberian renumerasi berdasarkan posisi jabatan yang ditempati. Dengan kata lain, renumerasi yang diberikan nilainya sama untuk setiap jabatan yang setingkat. Misalnya ,seluruh kepala bagian mendapat renumerasi sebesar 5 juta rupiah. Kelebihan konsep ini adalah sangat mudah dalam melakukan perhitungannya.

Tetapi, kelemahan konsep ini adalah tidak adanya penghargaan yang lebih, dalam hal renumerasi terhadap kepala bagian yang berprestasi dalam pekerjannya. Renumerasi ini biasa disebut dengan tunjangan jabatan.

b. People

Konsep people atau orang adalah pemberian renumerasi kepada orang yang memiliki keahlian atau pendidikan khusus yang sesuai dengan pekerjannya. Misalnya, terdapat perbedaan renumerasi antara kepala bagian yang berpendidikan S2 dengan kepala bagian yang berpendidikan S1. Konsep ini menciptakan kasta yang berbeda walaupun pada jabatan yang sama.

Kelebihan konsep ini dapat memotivasi kepala bagian yang lain agar memiliki keahlian atau keterampilan khusus yang sesuai dengan pekerjannya untuk mendapatkan renumerasi yang sama. Walaupun dalam kenyatannya, keahlian dan pendidikan khusus tersebut tidak menjadi jaminan kepala bagian tersebut memberikan nilai tambah (value added) bagi organisasi. Remunerasi ini biasa disebut dengan tunjangan khusus.

c. Performance

Konsep performance atau kinerja adalah pemberian remunerasi yang diberikan kepada karyawan berdasarkan kualitas kinerjanya.Artinya tunjangan ini hanya diberikan kepada karyawan yang memiliki kinerja tinggi (berkualitas) atau


(23)

sesuai harapan yang telah ditetapkan.Konsep ini lebih rumit dari dua konsep sebelumnya, tetap memiliki tingkat keadilan yang cukup tinggi.

Dalam menentukan bahwa kinerja karyawan tersebut sudah berkualitas tinggi atau belum, diperlukan lain untuk membantu mengukur dan menentukan standarnya. Salah satu yang paling banyak digunakan pada saat ini adalah Balanced Scorecard.Renumerasi ini biasa disebut dengan tunjangan prestasi (Robi,2012).

2.2.3 Teori Maslow

Teori Maslow dalam membagi kebutuhan manusia sebagai berikut: 1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.

2. Kebutuhan Rasa Aman

Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.

3. Kebutuhan Sosial

Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.

4. Kebutuhan Penghargaan

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektivitas kerja seseorang.

5. Kebutuhan Aktualisasi diri


(24)

sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya (Reksohadiprojo, 1996).

2.3 Kerangka Pemikiran

Tenaga kerja digolongkan menjadi 2 golongan yakni pegawai dan karyawan harian tetap. Penggolongan antara pegawai dan karyawan harian tetap ditetapkan karena prestasi kerja dan tingkat pendidikan yang dimiliki karyawan. pegawai memiliki prestasi kerja lebih tinggi atau baik bila dibandingkan dengan karyawan harian tetap.

Upah yang diberikan kepada karyawan dihitung berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) beserta lembur ataupun premi yang diperoleh karyawan selama bekerja. Besar upah yang diperoleh karyawan dari perusahaan harus memenuhi kebutuhan pokok para karyawan dan keluarganya. Kesejahteraan karyawan harus diperhatikan sehingga karyawan dapat bekerja dengan optimal seperti yang diharapkan oleh perusahaan.

Sistem pengupahan yang menjadi penerimaan karyawan di PTPN III dapat dilihat dari upah. Dimana upah itu sendiri terdiri dari terdiri dari gaji pokok, beras, premi, bonus dan THR. Dari Gambar 1 dapat diketahui skema tingkat kepuasan karyawan di PTPN III.


(25)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan:

= Menyatakan Pengaruh

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Sistem pengupahan karyawan panen di PTPN III Kebun tanah raja terbagi atas gaji pokok, bonus, beras, premi dan THR

2. Karyawan panen tidak puas terhadap sistem pengupahan di PTPN III Kebun Tanah Raja.

3. Tingkat kepuasan karyawan panen dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh upah gaji pokok, THR, Bonus, Premi dan Beras di PTPN III Kebun Tanah Raja

SISTEM PENGUPAHAN

KEPUASAN

PUAS TIDAK PUAS

THR BONUS

PREMI GAJI POKOK

BERAS

KARYAWAN PANEN PTPN III


(26)

2.5 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu Novia Natalia Sembiring (070309026) agribisnis Universitas Sumatra Utara tentang Analisis Tingkat Kepuasan Buruh Di Perkebunan Terhadap Sistem Pengupahan diketahui Sistem Pengupahan di PT.SOCFINDO Kebun Matapao belum sesuai dengan peraturan secara umum, karena baru 75% yang sesuai dengan peraturan sementara 25% menyangkut komponen upah/gaji pokok masih belum sesuai dengan peraturan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan buruh perkebunan terhadap sistem pengupahan yaitu gaji pokok, beras, lembur/premi, bonus dan THR serta yang menyangkut jaminan yakni jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja yang diberikan perusahaan cukup memuaskan.Jaminan tempat tinggal atau perumahan yang diberikan perusahaan bagi para buruh yang cukup memadai dan layak huni.Jaminan pakaian kerja yang diberikan perusahaan yang sesuai dengan standar keamanan dalam bekerja dan cukup memuaskan.Jaminan kesegaran jasmani dan rohani yang diberikan PT.SOCFINDO Kebun Matapao kepada buruh cukup memuaskan.Jaminan cuti, mudah pengurusan dan harus dilaksanakan dan gaji tetap diberikan.


(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu penentuan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Lokasi penelitian terpilih di PTPN III Kebun Tanah Raja Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dengan dasar pertimbangan karena PTPN III Kebun Tanah Raja karena biaya pokok yang dialami karyawan selalu dibawah anggaran terutama biaya pokok dibidang gaji karyaan di PTPN III.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Metode penarikan sampel digunakan dengan simple random Sampling.Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja yang bersifat homogen. Berdasarkan data dari PTPN III Kebun Tanah Raja bahwa tenaga kerja di PTPN III sejumlah 227 karyawan panen pengambilan sampel secara random atau acak dengan memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasi. Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode Slovin. Menurut Slovin dalam pengantar metode penelitian (Sevilla, 1993), besarnya sampel dapat diperoleh dengan rumus:

Keterangan : N : Populasi n : Besar Sampel

e : Galat penduga ( 10 % )

Galat Penduga sebesar 10% dari jumlah populasi tenaga kerja Kebun Tanah Raja PTPN III . Berdasarkan rumus Slovin diperoleh besar sampel tenaga kerja sebanyak sebanyak 70 petani dengan perhitungan sebagai berikut:

� = �


(28)

n = � 1+( ��2 )

n = 227 1+( 227 � 0,12)

n = 70 Sampel

Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja berdasarkan Divisi Perkebunan PTPN III kebun Tanah Raja

No Divisi JumlahKaryawan Sample Karyawan

1 Afdeling I 70 22

2 Afdeling II 79 24

3 Afdeling III 16 5

4 Afdeling IV 29 9

5 AfdelingV 33 10

Total 227 70

Sumber:Kantor Besar PT. Perkebunan Nusantara III Sumatera Utara 2013

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dengan para karyawan yang menjadi sampel dengan menggunakan kuisioner yang terlah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder dari kantor PTPN III Sumatera Utara dan kantor PTPN III Kebun Tanah Raja.

3.4 Metode Analisis Data

Semua data yang diperoleh dari lapangan ditabulasi sesuai dengan kebutuhan.Kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menjumlahkan dan menskor data yang diperoleh.

Untuk masalah 1 dianalisis secara deskriptif dengan mengamati dan mengumpulkan data dan informasi tentang sistem pengupahan di perkebunan PTPN III Kebun Tanah Raja.

Untuk masalah 2 dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan metode skoring.


(29)

Tabel 3. Parameter Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di PTPN III Kebun Tanah Raja

Parameter Komponen Parameter Skor

A.Upah 1. Gaji Pokok 0 – 1

2. Beras 0 – 1

3. Lembur / Premi 0 – 1

4. Bonus 0 – 1

5. THR 0 – 1

Jumlah 5 Parameter 0 – 5

Sumber: PTPN III Kebun Tanah Raja

Jumlah skor tingkat kepuasan karyawan terhadap sistem pengupahan antara 0-5, sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut, apabila skor yang diperoleh antara lain:

0 – 2,5 = Karyawan merasa Tidak Puas >2,5 – 5 = Karyawan merasa Puas

Untuk masalah 3, dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik.

Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Regresi logistik adalah analisis untuk meperkirakan suatu hasil berdasarkan pada perubahan nilai-nilai variabel independen. Atau untuk memperkirakan kemungkinan (odds) berdasar masing-masing nilai variabel independen. Adapun kelebihan dari regresi logistik adalah sebagai berikut

(Kuncoro, 2005):

1. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang di gunakan dalam model. Artinya variabel penjelas tidak harus memilki distribusi normal, linier, maupun memilki varian yang sama dalam setiap group.

2. Variabel bebas dalam regresi logistik bisa campuran variabel kontinyu, diskrit, dan dikotomis.

3. Regresi logistik sangat bermanfaat digunakan apabila distribusi respon atas variabel terikat diharapkan nonl inier dengan satu atau lebih variabel bebas.


(30)

Regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi dikarenakan variabel terikat yang terdapat pada regresi logistik merupakan variabel dummy (0 dan 1), sehingga residualnya tidak memerlukan pengujian tersebut. Untuk asumsi multikolinieritas ini dapat digunakan uji kebaikan sesuai (goodness of fit test) yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis (uji x2) guna melihat variabel–variabel bebas mana saja yang signifikan sehingga dapat tetap digunakan dalam penelitian. Selanjtnya diantara variabel–variabel bebas yang signifikan dapat dibentuk suatu matriks korelasi dan apabila tidak terdapat variabel–variabel bebas yang saling memiliki korelasi yang tinggi maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gangguan multikolinearitas dalam model penelitian (David, W. Hosmer, 2011).

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ln �

1−� = βo + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5

Dimana :

P = Tingkat Kepuasan β = Bilangan Konstanta x1 = Gaji Pokok

x2 = Beras

x3 = Lembur / Premi x4 = Bonus

x5 = THR

b1 – b5 = Koefisien regresi

Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan kebenaran atas hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Hasil output dari regresi logistik dianalisis dengan menggunakan beberapa jenis pengujian antara lain :

a. Uji Wald (Uji secara Parsial)

Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan untuk mengetahui mana sajakah variabel independen yang digunakan dalam penelitian yang berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara


(31)

membandingkan antara nilai probabilitas (sig). Apabila angka signifikan lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi adalah signifikan pada tingkat 5% yang berarti bahwa variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat.Dalam hasil regresi logistik menggunakan SPSS , hasil uji Wald dapat dilihat pada tabel Variable in the equation.

b. Uji Secara Simultan

Pengujian secara simultan dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat mempengaruhi variabel dependennya. Pengujian ini juga dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan. Apabila angka signifikan lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi adalah signifikan pada tingkat 5% yang berarti bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel dependen. Dalam hasil regresi logistik menggunakan SPSS, hasil uji Wald dapat dilihat pada Tabel Omnimbus Test of Model Coefficients.

Kemiripan antarvariabel independen dalam satu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang lainnya. Jika korelasi yang terjadi kurang dari 0,98 berarti tidak terjadi multikolinieritas, sedangkan jika koefisien yang terjadi dia atas 0,98 maka terjadi multikolinieritas pada model yang digunakan (Ghozali, 2006).

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1 Definisi

1. Karyawan adalah orang yang bekerja dan secara formal mempunyai hubungan kerja sah dengan perusahaan dan menerima upah dari perusahaan. 2. Karyawan sampel adalah karyawan panen yang bekerja di PTPN III Kebun

Tanah Raja Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Berdagai

3. Tingkat upah adalah besarnya biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja atas satu hari kerja yang berlaku pada setiap unit usaha tani tanpa membedakan jenis kelamin tenaga kerjanya.


(32)

4. Upah adalah besarnya imbalan berupa uang tunai rata-rata yang diterima pekerja per hari dalam satu tahun, yang diukur dalam satuan rupiah.

5. Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap.

6. Komponen upah yang terdapat di Kebun Tanah Raja PTPN III yaitu Gaji Pokok, Beras, Premi, Bonus dan THR.

3.5.2 Batasan operasional

1. Lokasi penelitian adalah di PTPN III Kebun Tanah Raja Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatra Utara.

2. Waktu penelitian adalah tahun 2014.


(33)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Sejarah Perkebunan

Kebun Tanah Raja merupakan kebun peninggalan Belanda.Nama yang diberikan Belanda untuk Kebun Tanah Raja ini sebelumnya adalah Rubber Culture May Amsterdam.Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 49/UU/58 pada tanggal 17 April 1958, diambil alih oleh pemerintah pembebasan Irian Barat menjadi PPN (Perusahaan Perkebunan Nasional) Baru Cabang Sumatera Utara.

Berdasarkan perundang-undangan No.19/1968, tanggal 18 April 1968 PPN Baru Cabang Sumatera Utara diubah menjadi PPN Baru Karet IV dan berdasarkan UU No. 25/1968 tanggal 25 Mei 1968 dan keputusan Menteri Pertanian No. 55/kap.NTP/1968, tanggal 18 April 1968, perubahan dari PPN baru Karet IV menjadi PPN V.

Kemudian dengan PDRI No. 21/1971 tanggal 29 Mei 1971 berubah menjadi PTP V dengan akte Notaris No. 97 tanggal 19 April 1984, dari Notaris Imas Fatimah, Jakarta.

Peraturan Pemerintah No. 8 tanggal 14 Februari 1996 terjadi penggabungan perusahaan perseroan PTP III, IV dan V menjadi PTPN III dengan akte No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dari Notaris terbaru Kamil SH, Jakarta.

Kebun Tanah Raja terletak di dua Kecamatan Sei Rampah (Afdeling I, II, III, IV) dan Kecamatan Teluk Mengkudu (Afdeling V) Kabupaten Serdang Bedagai. Jarak dari kota Medan ±56 km dan dari kota Tebing Tinggi ±30 km. Kebun Tanah Raja memiliki 2 komoditas yaitu karet dan kelapa sawit dengan hasil produk untuk kelapa sawit berupa TBS dan brondolan, sedangkan untuk karet berupa Lateks dan Kompo.

Setelah itu hasilnya dikirim ke PKS Rambutan, dengan produk hasil dari PKS Rambutan untuk kelapa sawit berupa CPO, sedangkan untuk lateks beupa lateks pekat dan sheet dan untuk kompo crum rubber.


(34)

Tabel 4. Pemanfaatan lahan Kebun Tanah Raja

No Uraian Karet (Ha) KelapaSawit (Ha) Jumlah (Ha)

1 TM 437,91 1.893,32 2.331,23

2 TBM 687,51 159,95 847,46

3 TU/TK - 50,79 50,72

4 Lain-lain 49,61 81,05 130,66

Total 1.175,03 2.185,04 3.360,07

Sumber : PTPN III Kebun Tanah Raja

Dari Tabel 4 diketahui luas wilayah kebun tanah raja dalam hal pemanfaatan Kebun Tanah Raja dibagi dalam 2 komoditi yaitu karet dan kelapa sawit.Dimana Luas lahan yang digunakan untuk tanaman karet seluas 1.175,03 Ha sedangkan Luas lahan yang digunakan untuk kelapa sawit seluas 2.185,04 Ha.

Tabel 5. Pemanfaatan Lahan Karet

Karet Afdeling Total

I II III IV V

TM 237,20 200,71 - - - 437,91

TBM 274,82 325,25 87,40 - - 687,51

TU/TK - - - -

Jumlah 512,02 526,00 87,40 - - 1,125,42

Sumber : PTPN III Kebun Tanah Raja

Budidaya karet di Kebun Tanah Raja seluruhnya tanaman menghasilkan (TM) terdiri dari tahun tanam 1991, 1995, dan tahun 1996 serta TBM tahun 2008, 2011, dan 2012. Berikut ini data penggunaan lahan untuk tanaman karet di setiap afdeling Kebun Tanah Raja. Sedangkan budidaya kelapa sawit dari Kebun Tanah Raja terdiri dari tahun tanam 1993, 2002, 2003, 2004, 2005, dan 2006, TBM tahun tanah 2011 dan tahun 2013. Berikut ini data penggunaan lahan untuk tanaman kelapa sawit di setiap afdeling Kebun Tanah Raja.


(35)

Tabel 6. Pemanfaatan Lahan Kelapa Sawit

KelapaSawit Afdeling Total

I II III IV V

TM - - 452,10 783,85 857,37 1.893,32

TBM - - 82,45 - 97,50 159,95

TU/TK - - - - 50,72 50,72

Jumlah 512,02 526,00 514,55 783,85 805,59 2103,95 Sumber : PTPN III Kebun Tanah Raja

Desa Tanah Raja sekarang ini dipimpin oleh Syahnan Purba, desa ini berada di wilayah Kecamatan Sei Rampah. Memiliki luas 2905,68 Ha, berbatasan dengan Kecamatan Perbaungan Desa Tanjung Buluh di sebelah utara, Desa Cempedak Lobang dan Desa Simpang Empat di sebelah selatan, Desa Rambung Sialang di sebelah barat dan Teluk Mengkudu, Sei Buluh, dan Desa Liberia disebelah timur.

4.2 Luas Areal

Tanah yang dipergunanakan untuk jalan sepanjang 20 Km, perkebunan 2.344,38 Ha, bangunan umum 3 Ha, pemukiman 5 Ha, perkuburan 1 Ha, perkantoran 1 Ha dan tanah yang belum dikelola 28,12 Ha.

4.3 Keadaan Penduduk

Pada tahun 2010 penduduknya berjumlah 1.501 orang dengan 421 kepala keluarga.Penduduk yang memeluk agama Islam 1.342 orang, Kristen 159 orang. Masyarakat Desa Tanah Raja yang berasal dari jawa 1.232 orang, melayu 17 orang, simalungun 80 orang, toba 65 orang, mandailing 54 orang, karo 9 orang, minangkabau 33 orang, nias 6 orang, aceh 5 orang. Rasa saling menghormati benar-benar dijunjung tinggi.


(36)

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Tanah Raja Tahun 2010

No Umur ( Tahun ) Jumlah Penduduk ( Jiwa ) Persentase ( % )

1 0 – 3 56 3.7

2 4 – 6 50 3.4

3 7 – 12 70 4.6

4 13 – 15 73 4.9

5 16 – 18 77 5.2

6 > 19 1175 78.2

Jumlah 1501 100

Sumber: Data Monografi desa Tanah Raja, 2013

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa penduduk berusia 0–3 tahun terdapat 56 Jiwa (3.7%), penduduk yang berusia 4–6 tahun terdapat 50 Jiwa (3.4%), Penduduk berusia 7–12 tahun terdapat 70 Jiwa (4.6%), penduduk berusia 13–15 tahun terdapat 73 jiwa (4.9%) penduduk berusia 16–18 tahun terdapat 77 jiwa (5.2%), dan penduduk berusia >19 tahun terdapat 1175 (78.2%). Hal ini menunjukkan bahwa di desa ini memiliki tenaga kerja yang produktif yang lebih tinggi dibanding usia non produktif. Selanjutnya gambaran penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Tanah Raja

No Tingkat Pendidikan Jumlah ( Jiwa ) Persentase ( % )

1 TK 30 2.1

2 SD 339 24.1

3 SMP 487 34.7

4 SMA 523 37.2

5 D1 / D3 8 0.6

6 S1 18 1.3

Jumlah 1405 100

Sumber : Data Monografi Desa Tanah Raja, 2013

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang tingkat pendidikan TK sebanyak 2,1% atau sebanyak 30 jiwa, Penduduk dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 24.1% atau setara dengan 339 jiwa, Penduduk dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 34.7% atau setara dengan 487 jiwa. Penduduk dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 37.2% atau setara dengan 523 jiwa.Penduduk dengan tingkat pendidikan D1/D3 sebanyak 0.6% atau setara dengan 8 jiwa.Penduduk dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 1.3% atau setara dengan 18 jiwa.


(37)

Mata pencaharian ataupun jenis pekerjaan penduduk di Desa Kebun Raja terdiri petani, PNS/Pensiunan dan lain-lain, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Kebun Tanah Raja

No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk ( Jiwa ) Persentase ( % )

1 PNS 7 1.9

2 TNI 3 0.8

3 Karyawan Swasta 20 5.3

4 Karyawan BUMN 257 69.3

5 Wiraswasta 52 14

6 Petani 7 1.9

7 Pensiunan 13 3.5

8 Jasa 12 3.3

Jumlah 371 100

Sumber : Data Monografi Desa Tanah Raja, 2013

Dari Tabel 9 diketahui penduduk Desa Kebun Tanah Raja yang memiliki pekerjaan sebagai PNS sebanyak 1.9% atau setara dengan 7 jiwa. Penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai TNI sebanyak 0.8% atau setara dengan 3 jiwa. Penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta sebanyak 5.3% atau setara dengan 20 jiwa.

Penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan BUMN Sebanyak 69.3% atau setara dengan 257 Jiwa. Penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 14% atau setara dengan 52 jiwa. Penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai petani sebanyak 1.9% atau setara dengan 7 jiwa. Penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai pensiunan sebanyak 3.5% atau setara dengan 13 jiwa. Penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai jasa sebanyak 3.3% atau setara dengan 12 jiwa.

4.4 Sarana dan Prasarana Desa

Ketersediaan sarana dan prasarana desa menjadi faktor yang sangat penting dalam pembangunan masyarakat desa. Sarana dan prasarana yang baik akan mendukung kelancaran perekonomian desa, termasuk dalam pemasaran hasil-hasil pertanian dan akses informasi. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Tanah Raja dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.


(38)

No Fasilitas Sarana Dan Prasarana Jumlah

1 Pendidikan • TK

• SD

• SMP

2 4 1

2 Peribadatan • Mesjid

• Gereja

4 1 Sumber : Data Monografi Desa Tanah Raja, 2013

Pada Tabel 10 dijelaskan bahwa ada pun tempat ibadah yang ada 4 buah masjid dan sebuah gereja.Untuk sarana pendidikan yaitu 2 unit TK, 4 unit sekolah dasar dan 1 SLTP.Diketahui pendidikan dan sarana peribadatan masih memerlukan perbaikan.Banyak sekolah yang sudah rusak dan diharapkan Kebun Tanah Raja memiliki fasilitas pendidikan baru yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) karena pendidikan sangat dibutuhkan oleh anak–anak yang tinggal di Kebun Tanah Raja.

Di desa ini tidak memiliki puskesmas, padahal pusat kesehatan masyarakat ini sangat diperlukan oleh masyarakat untuk berobat maupun unuk mendapatkan penyuluhan maupun informasi kesehatan. Sarana kesehatan masih kurang, harapan masyarakat kepada pemerintah agar menyediakan fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang memadai supaya kesehatan masyarakat akan terjamin karena hal ini berkaitan dengan kualitas hidup penduduk desa tersebut.


(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Sampel

Di dalam setiap perkebunan atau perusahaan selalu terdapat karyawan perempuan dan laki-laki.Biasanya karyawan panen laki-laki ditempatkan di bagian pekerjaan yang lebih kasar bila dibandingkan dengan perempuan.Karyawan laki-laki melakukan pekerjaan pendodosan buah kelapa sawit siap panen sedangkan karyawan perempuan melakukan pengangkutan hasil panen yang telah dikumpulkan dengan menggunakan beko.Akan tetapi tidak secara keseluruhan perempuan ingin bekerja sebagai karyawan panen kelapa sawit, ada juga yang bekerja sebagai karyawan panen di perkebunan karet di Kebun Tanah Raja.Di Kebun Tanah Raja karyawan panen pria memperoleh tunjangan keluarga (istri dan 3 orang anaknya).Gambaran jumlah karyawan panen sampel berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini.

Tabel 11. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah ( Orang ) Persentase ( % )

1 Laki – Laki 68 97.2

2 Perempuan 2 2.8

Jumlah 70 100

Sumber : Data diolah dari Lampiran 1

Dari Tabel 11 dapat dikemukakan bahwa jumlah sampel laki-laki yaitu sebanyak 68 orang (97.2 %) sementara sampel perempuan yaitu terdapat 2 orang (2.8 %).

Jabatan seseorang di sebuah perusahaan sangat menentukan upah yang diterimanya, begitu juga di PTPN III, jabatan sangat mempengaruhi upah yang diterima karyawan panen setiap bulannya.Gambaran besarnya pendapatan karyawan panen PTPN III Kebun Tanah Raja yang diterima dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini.


(40)

Tabel 12. Distribusi Sampel berdasarkan Golongan

No Golongan Kerja Jumlah ( Orang ) Persentase ( % )

1 I A 53 75.7

2 I B 17 24.3

Jumlah 70 100

Sumber : Data diolah dari Lampiran 1

Dari Tabel 12 diketahui karyawan Kebun Tanah Raja yang memiliki golongan kerja IA sebanyak 75.7% atau setara dengan 53 jiwa. Dan karyawan Kebun Tanah Raja yang memiliki golongan kerja IB sebanyak 24.3% atau setara dengan 17 jiwa.

5.2. Sistem Pengupahan Karyawan Panen di PTPN III Kebun Tanah Raja Bentuk–bentuk pengupahan disamping upah berupa uang, juga termasuk komponen tunjangan serta jaminan lainnya.Upah berbentuk uang terdiri dari upah pokok, upah tunjangan keluarga, tunjangan jabatan serta beberapa macam jenis jaminan diantaranya jaminan kesehatan, kecelakaan, pensiun, pakaian kerja, tempat tinggal, pakaian kerja dan jasmani dan rohani.

Di PTPN III terdapat upah berupa uang dan beras yang selanjutanya akan dibahas secara rinci :

1. Upah dalam bentuk uang

Di PTPN III kebun Tanah Raja upah dalam bentuk uang dapat berupa gaji pokok, premi, bonus dan THR.Pengklasifikasian upah dalam bentuk uang dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini.

Tabel 13 Jumlah Upah Dalam Bentuk Uang Yang Diterima Karyawan Panen Setiap Bulan di PTPN III Kebun Tanah Raja

No Uraian ( Rp/ Bulan ) Gol 1 A Gol 1 B Rata - Rata 1 Gaji Pokok Rp 1.031.250 Rp. 1.109.000 Rp. 1.070.125 2 Premi Rp 1.097.686 Rp. 1.286.000 Rp. 1.191.843 3 Bonus Rp. 697.000 Rp. 1.008.000 Rp. 852.500 4 THR Rp 167.000 Rp. 225.000 Rp. 196.000

Jumlah Rp. 2.992.963 Rp. 3.268.000 Rp. 3.310.468 Sumber : Data diolah dari Lampiran 2


(41)

Dari Tabel 13 diketahui rata-rata penerimaan gaji karyawan panen yang diterima adalah Rp.3.310.468 dengan perincian gaji golongan 1A sebesar Rp. 1.031.250 untuk gaji pokok, Rp.1.097.686 untuk premi, Rp.697.000 untuk bonus dan Rp.167.000 untuk THR dan perincian gaji dalam bentuk uang yang diterima karyawan di Kebun Tanah Raja golongan 1B adalah Rp.1.109.000 untuk gaji pokok, Rp.1.286.000 untuk Premi, Rp.1.008.000 untuk bonus dan Rp.225.000 untuk THR.

Oleh sebab itu antara golongan 1A dan golongan 1B memiliki perbedaan pada gaji pokok sebesar 3,6% atau Rp.77.750; perbedaan pada premi yang diterima sebesar 7,9% atau Rp.188.314; perbedaan pada bonus yang diterima sebesar 18,24% atau sebesar Rp.311.000; perbedaan pada THR yang diterima sebesar 14,7% atau Rp.58.000.

Dengan rata–rata penerimaan gaji pokok sebesar Rp.1.070.125, penerimaan premi sebesar Rp.1.191.843, penerimaan bonus sebesar Rp.852.500, dan penerimaan THR sebesar Rp.196.000.

2. Upah dalam bentuk natura

Selain uang tunai karyawan panen juga menerima upah dalam bentuk natura yakni beras, dengan perincian jatah pekerja 15 kg, akan tetapi bila karyawan golongan 1A atau 1B memiliki tanggungan menerima 15 kg untuk istri dan anak dengan total beras yang diterima karyawan yang berumah tangga sebanyak 30 kg untuk golongan 1A dan 1 B. Dengan demikian jumlah beras yang diterima dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini

Tabel 14. Penerima Beras Karyawan Panen PTPN III Kebun Tanah Raja

No Uraian Status Perkawinan Gol 1 A Gol 1 B

1 Beras Sudah Menikah 35 Orang ( 50% ) 16 Orang ( 23%) Belum Menikah 16 Orang ( 23% ) 3 Orang ( 4% ) Total 73 % 27% Sumber : Data Diolah dari Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 14 diketahui penerimaan beras sampel karyawan panen di daerah penelitian di golongan 1A yang sudah menikah sebanyak 35 orang atau 50% dan karyawan panen yang belum menikah sebesar 23% atau setara dengan 16 orang. Penerimaan beras sampel karyawan panen di daerah penelitian di


(42)

golongan 1B yang sudah menikah sebanyak 16 orang atau 23% dan karyawan panen yang belum menikah sebesar 4% atau setara dengan 3 orang.

5.3. Tingkat Kepuasan Karyawan panen Terhadap Sistem Pengupahan di PTPN III Kebun Tanah Raja

Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan panen terhadap sistem pengupahan maka ada dua komponen yang menjadi parameter tingkat kepuasan karyawan panen, seperti telah dikemukakan sebelumnya.

1. Upah Dalam Bentuk Uang

Hasil kajian mengenai pendapatan karyawan panen mengenai tingkat kepuasan terhadap sistem pengupahan dalam bentuk uang disajikan pada Tabel 15 berikut ini.

Tabel 15. Frekuensi Karyawan panen Berdasarkan Skoring Upah Uang

No Uraian Skor

Tidak Puas Puas Total

1 Gaji Pokok 5 (7.15%) 65 (92.85%) 70 (100%)

2 Premi 4 (7.7%) 66 (92.3%) 70 (100%)

3 Bonus 3 (4.3%) 67 (95.7%) 70 (100%)

4 THR 6 (8.5%) 64 (91.5 %) 70 (100%)

Sumber : Data diolah dari Lampiran 2

Dari Tabel 15 berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 70 orang karyawan panen yang bekerja di PTPN III kebun Tanah Raja diketahui pada gaji pokok yang diterima terdapat 5 orang (7.15%) karyawan merasa tidak puas dan sebanyak 65 orang (92.85%) yang merasa puas. Pada premi yang diterima terdapat 4 orang (7.7%) karyawan panen merasa tidak puas dan 66 orang (92.3%) yang merasa puas. Pada bonus yang diterima terdapat 3 orang (4,3%) karyawan panen merasa tidak puas dan 67 orang (95.7%) yang merasa puas. Pada THR yang diterima sebanyak 6 orang (8,5%) merasa tidak puas dan 64 orang (91,5%) karyawan panen merasa puas.


(43)

2. Upah dalam bentuk Natura

Upah yang diterima karyawan panen dalam bentuk natura adalah beras.Gambaran frekuensi upah karyawan panen berdasarkan tingkat skoring yang di tetapkan dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ini.

Tabel 16. Frekuensi Karyawan Panen Berdasarkan Skoring Upah Natura

No Uraian Skor

0 1

1 Beras 9 (12.9%) 61 (87.1%)

Sumber : Data diolah dari Lampiran 2

Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa 9 orang karyawan panen di PTPN III Kebun Tanah Raja sebanyak 9 orang (12.9%) tidak puas dengan penerimaan beras sedangkan 61 orang (87.1%) merasa puas.

Tabel 17. Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di Perkebunan PTPN III Kebun Tanah Raja

Parameter Skor Harapan Skor Kenyataan Ketercapaian (%)

Gaji Pokok 1 0.93 93

Beras 1 0.87 87

Premi 1 0.94 94

Bonus 1 0.96 96

THR 1 0.92 92

Total 5 4.62 92.4 %

Sumber : berdasarkan Lampiran 3

Dari Tabel 17 dapat dikemukakan bahwa tingkat kepuasan karyawan panen terhadap sistem pengupahan diperoleh skoring 92.4% dengan skor yang diperoleh sebanyak 4,62. Artinya tingkat kepuasan karyawan panen termasuk kategori tinggi.


(44)

5.4 Pengaruh Komponen Upah Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Panen

a. Uji Secara Simultan

Hasil pengujian ini untuk melihat hubungan variabel independen yaitu gaji pokok, beras, THR, bonus dan premi secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi terhadap variabel dependen yaitu kegiatan akusisi.Berikut hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan regresi logistik.

Tabel 18.Tabel Omnibus Test of Model Coeficients dalam hasil Uji Analisis Logistik.

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig. Step 1 Step 5.420 1 .020

Block 5.420 1 .020

Model 5.420 1 .020

Sumber : Output SPSS yang diolah Lampiran 4

Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat bahwa tingkat signifikan berada pada 0,020 dan hasil tersebut lebih kecil atau berada dibawah 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama variabel independen gaji pokok, beras, THR, Premi dan Bonus berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja.


(45)

b. Uji Parsial

Hasil uji parsial pengaruh variabel dependen dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Tabel Variabel in the equation dari hasil pengujian secara parsial

B S.E Sig

Gaji Pokok 5.545 1.505 0.000

Beras 2.691 1.008 0.000

Premi 25.377 2.010 0.000

Bonus 2.064 1.329 0.000

THR 2,319 1,019 0.000

Constanta 0.693 1.225 0.571 Nagelkerke R Square : 0.539

Sumber : Output SPSS yang diolah Lampiran 4

Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa, dari variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat kepuasan, semmua variabel dependent yaitu gaji pokok, beras, premi, bonus serta THR berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dengan nilai signifikansi 0.000 < α = 0,05.

Berdasarkan nilai B (koefisien) pada Tabel 19 maka dapat dibuat persamaan regresi logistik untuk tingkat kepuasan karyawan panen terhadap sistem pengupahan di Kebun Tanah Raja sebagai berikut :

�� 1−�P = 0.693 + 5.54 X1 + 2.691 X2 + 25.377 X3 + 2.064 X4 + 2.319 X5

Dari persamaan regresi logistik tersebut, pengaruh variabel independen yaitu gaji pokok, beras, premi, bonus serta THR terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Konstanta positif sebesar 0.693 yang akan berarti variabel independen

seperti gaji pokok, beras, premi, bonus serta THR besar kepuasan karyawan adalah sebesar konstanta

b) Koefisien positif gaji pokoksebesar 5.545 berarti setiap kenaikan gaji pokok sebesar satu satuan akan meningkatkan tingkat kepuasan sebesar 5. 545 satu satuan terhadap tingkat kepuasan di Kebun Tanah Raja PTPN III


(46)

c) Koefisien positif berassebesar 2.691 berarti setiap kenaikan pemberian beras terhadap karyawan panen sebesar satu satuan akan meningkatkan kepuasan karyawan terhadap tingkat kepuasan di Kebun Tanah Raja PTPN III sebesar 2.691.

d) Koefisien positif premi sebesar 25.377 berarti setiap kenaikan premi sebesar satu satuan akan meningkatkan kepuasan karyawan terhadap tingkat kepuasan di Kebun Tanah Raja PTPN III sebesar 25.377.

e) Koefisien positif bonussebesar 2.064 berarti setiap peningkatan pemberian bonus sebesar satu satuan akan meningkatkan kepuasan karyawan terhadap tingkat kepuasan di Kebun Tanah Raja PTPN III sebesar 2.064 f) Koefisien positif tunjangan hari raya sebesar 2.319 berarti setiap kenaikan

tunjangan hari sebesar satu satuan akan meningkatkan kepuasan karyawan terhadap tingkat kepuasan di Kebun Tanah Raja PTPN III sebesar 2.319

5.5Pembahasan Hasil

5.5.1 Pengaruh Gaji Pokok Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di Kebun Tanah Raja PTPN III

Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa variabel gaji pokok karyawan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III. Dari hasil regresi (Tabel 19) ditunjukkan bahwa nilai koefisien variabel gaji pokok positif 5.545 dengan siginifikansi 0.000 yang berarti berada dibawah tingkat signifikansi 0.05 (5 %). Hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa variabel gaji pokok yang diberikan terhadap karyawan panen berpengaruh positif dan siginifikan terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dari Novelia Natalia Sembiring. Dengan demikian hipotesis dapat diterima.


(47)

5.5.2 Pengaruh Beras Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di Kebun Tanah Raja PTPN III

Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa variabel gaji pokok karyawan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III. Dari hasil regresi (Tabel 19) ditunjukkan bahwa nilai koefisien variabel beras positif 2.691 dengan siginifikansi 0.000 yang berarti berada variabel sebesar 0.05 (5 %). Hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa variabel beras yang diberikan terhadap karyawan panen berpengaruh positif terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dari Novelia Natalia Sembiring. Dengan demikian hipotesis dapat diterima.

5.5.3 Pengaruh Premi Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di Kebun Tanah Raja PTPN III

Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa variabel premi karyawan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III. Dari hasil regresi (Tabel 19) ditunjukkan bahwa nilai koefisien variabel premi positif 25.377 dengan siginifikansi 0.000 yang berarti berada variabel sebesar 0.05 (5 %). Hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa variabel premi yang diberikan terhadap karyawan panen berpengaruh positif terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dari Novelia Natalia Sembiring. Dengan demikian hipotesis dapat diterima.

5.5.4 Pengaruh Bonus Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di Kebun Tanah Raja PTPN III

Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa variabel bonus karyawan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III. Dari hasil regresi (Tabel 19) ditunjukkan bahwa nilai koefisien variabel bonus positif 2.064 dengan siginifikansi 0.000 yang berarti berada variabel sebesar 0.05 (5 %). Hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa variabel


(48)

tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dari Novelia Natalia Sembiring. Dengan demikian hipotesis dapat diterima.

5.5.5 Pengaruh Tunjangan Hari Raya Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Panen di Kebun Tanah Raja PTPN III

Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa variabel THR karyawan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III. Dari hasil regresi (Tabel 19) ditunjukkan bahwa nilai koefisien variabel THR positif 2.319 dengan siginifikansi 0.000 yang berarti berada variabel sebesar 0.05 (5 %). Hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa variabel THR yang diberikan terhadap karyawan panen berpengaruh positif terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dari Novelia Natalia Sembiring. Dengan demikian hipotesis dapat diterima..

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai Nagelkerker square, yang menunjukkan seberapa besar variabel independen yaitu gaji pokok, beras, premi, bonus dan THR mempengaruhi tingkat kepuasan karyawan panen, yaitu sebesar 53,9% Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini cukup besar pengaruhnya dalam menganalisis variabel dependen berupa tingkat kepuasan karyawan panen terhadap sistem pengupahan dibandingkan dengan variabel-variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini yang dapat menjelaskan sisanya yaitu sebesar 46,1%.


(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Sistem pengupahan di PTPN III Kebun Tanah Raja terbagi atas beberapa komponen yaitu gaji pokok dengan rata–rata Rp. 1.070.125, beras dengan rata–rata 25,9 kg, premi dengan rata–rata Rp. 1.191.843, bonus dengan rata– rata Rp.852.500, dan THR dengan rata–rata Rp.196.000

2. Tingkat kepuasan karyawan terhadap sistem pengupahan di PTPN III Kebun Tanah Raja secara umum dirasakan karyawan panen sudah cukup puas hal ini dilihat dari tingkat kepuasan karyawan terhadap gaji pokok telah mencapai sebesar 92.85%, premi 92.3 %, bonus 95.7%, THR sebesar 91.5% dan beras sebesar 87.1% dimana tingkat kepuasan karyawan panen terhadap sistem pengupahan di PTPN III Kebun Tanah Raja adalah tinggi dengan skor 92.4 %

3. Komponen upah yang terdiri dari gaji pokok,bonus,premi,beras dan THR secara simultan dan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepuasan karyawan panen di Kebun Tanah Raja PTPN III 6.2. Saran

1. Kepada karyawan panen untuk meningkatkan kinerja sebagai karyawan karena dengan peningkatan kinerja karyawan akan mendapatkan premi yang tinggi, karena premi merupakan variabel yang memiliki tingkat kepuasan paling tinggi.

2. Untuk memaksimalkan kepuasan karyawan panen disarankan perusahaan PTPN III memberikan beras proporsional, sesuai dengan jumlah tanggungan 3. Kepada peneliti lain agar melakukan penelitian lanjutan dengan topik yang

sama dengan menambahkan variabel jaminan pendidikan, kesehatan, perumahan dan pensiun.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,S.Rucy.2001. Manajemen Penggajian dan Pengupahan untuk Karyawan Perusahaan. Gramedia Pustaka.Jakarta

Anonimus. 2013. Pengupahan dan Teori Biaya

Ditjen BN Perkebunan. 2004. Statistik Perkebunan Indonesia 2002-2003. Kelapa Sawit. Departemen Perkebunan. Direktorat Jendral Perkebunan Bina Produksi Perkebunan. Jakarta.

Hutabarat, T. H. 2006. Realitas Upah Buruh Industri. KPS Novib. Medan Istijanto, 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Loekman, S. 1998. Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia. Lembaga Sarana

Informasi Usaha dan Produktivitas. Jakarta.

Lubis, A. U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)di Indonesia. Edisi 2. Pusat Penelitian Marihat. Sumatera Utara.

Moekijat. 1992. Administrasi Gaji dan Upah. Mandarmadju. Bandung. Nasution, H. 2005. Proses Pengelolaan Sumber Daya Manusia. USU Press.

Medan.

Rahardi, F. 1995. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Penebar Swadaya. Jakarta. Risza, S. 1994. Upaya Peningkatan Produksi Kelapa Sawit. Kanisius.

Yogyakarta.

Sevilla, C. G. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Simamora, Henry. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia . Yogyakarta:P STIE YPKN

Sinuraya, D. 2001. Visi Pengembangan Sumber Daya Manusia. HIPSMI. Jakarta. Siregar H. 2005. Sumber Daya Manusia. USU Press. Medan.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI-Press. Jakarta.

Tim Penulis PS. 1992. Kelapa Sawit, Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.


(51)

Lampiran 1. Karakteristik Karyawan Sampel

No. Sampel NamaKaryawananPanen Golongan umur Status Perkawinan

1 EkoWibowo 1A 29 kawin

2 HamdanSaputra 1A 25 kawin

3 Harianto 1A 34 kawin

4 Mahadi 1A 27 kawin

5 Muhammad Amin 1B 24 belumkawin

6 Muhammad Sani 1A 21 belumkawin

7 NasrulBustami 1A 28 kawin

8 Ramsin 1A 24 belumkawin

9 Safii 1A 26 kawin

10 SaharHarianto 1A 33 kawin

11 Sota Soma 1A 22 belumkawin

12 Sukadi 1A 27 belumkawin

13 Sumantri 1A 27 kawin

14 Supeno 1B 53 Kawin

15 Supriadi 1A 32 Kawin

16 Supriyanto 1A 29 Kawin

17 TeguhHendrawan 1A 28 Kawin

18 TeukuSyahIndra 1A 22 belumkawin

19 UsmanLubis 1A 22 belumkawin

20 Wagino 1B 52 Kawin

21 WahyuSapriatin 1A 30 Kawin

22 YudhaPratama 1A 21 belumkawin

23 Abdul Kadir 1B 52 Kawin

24 Agustiawan 1A 47 Kawin

25 AlmiWidiaLubis 1A 22 belumkawin

26 DeniRahmadaniDaulay 1A 26 Kawin

27 DediAndikaSiregar 1A 27 Kawin

28 Haris 1A 33 Kawin

29 HendraJonatanSitorus 1A 26 Kawin

30 Hertanto 1A 26 Kawin

31 Hermansyah 1A 26 Kawin

32 IndraAditya 1A 30 Kawin

33 Iswandi 1A 29 Kawin

34 Jasiman 1B 49 Kawin

35 Jono 1A 27 Kawin

36 Jumadi 1A 24 belumkawin

37 Marwan Effendi Saragih 1A 22 belumkawin

38 Misnan P 1B 54 Kawin

39 Muhammad Novendiri 1A 31 Kawin

40 Muhammad Salim 1B 48 Kawin

41 YudhaPrawira 1A 33 Kawin

42 Zaini 1B 51 Kawin


(52)

Sumber :Hasil Survey

Lampiran 1. Karakteristik Sampel (Sambungan)

44 Abdul Husein 1B 48 kawin

45 Ahmadi 1B 47 kawin

46 Alfredo 1B 47 kawin

47 Asri 1A 23 belumkawin

48 BambangHeri 1A 28 kawin

49 Bonimin 1A 26 kawin

50 Dede Surya 1B 51 kawin

51 Erianto 1B 44 kawin

52 Erwin 1A 21 belumkawin

53 Guntur 1A 29 kawin

54 Haidi 1A 25 belumkawin

55 Andoko 1A 22 belumkawin

56 Ardiansyah 1A 23 belumkawin

57 HendriGunawan 1A 29 kawin

58 IrwanHarahap 1A 26 kawin

59 Irwansyah 1A 31 kawin

60 JokoIrawan 1A 33 kawin

61 Kusiyanto 1B 39 kawin

62 Kusnaidi 1B 47 kawin

63 IegiranHadi 1A 28 kawin

64 M.Yusuf 1A 29 kawin

65 Nurmin 1A 30 kawin

66 Paidi 1A 33 kawin

67 Paiman 1B 50 kawin

68 Sukarji 1B 51 kawin

69 Surianto 1A 21 belumkawin


(53)

Lampiran 2. Daftar Gaji Karyawan Panen

No sampel Nama KaryawanPanen Golongan GajiPokok Beras Lembur Bonus THR

1 EkoWibowo 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 2 HamdanSaputra 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 3 Harianto 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 4 Mahadi 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 5 Muhammad Amin 1B Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.000.000 6 Muhammad Sani 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 7 NasrulBustami 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 8 Ramsin 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 9 Safii 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 10 SaharHarianto 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 11 Sota Soma 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 12 Sukadi 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 13 Sumantri 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 14 Supeno 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653 15 Supriadi 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 16 Supriyanto 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 17 TeguhHendrawan 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 18 TeukuSyahIndra 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 19 UsmanLubis 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 20 Wagino 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653 21 WahyuSapriatin 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 22 YudhaPratama 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 23 Abdul Kadir 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653 24 Agustiawan 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 25 AlmiWidiaLubis 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000


(1)

Lampiran 2. Daftar Gaji Karyawan Panen

No sampel Nama KaryawanPanen Golongan GajiPokok Beras Lembur Bonus THR

1 EkoWibowo 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 2 HamdanSaputra 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 3 Harianto 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

4 Mahadi 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

5 Muhammad Amin 1B Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.000.000 6 Muhammad Sani 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 7 NasrulBustami 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

8 Ramsin 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

9 Safii 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

10 SaharHarianto 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 11 Sota Soma 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

12 Sukadi 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

13 Sumantri 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 14 Supeno 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653 15 Supriadi 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 16 Supriyanto 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 17 TeguhHendrawan 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 18 TeukuSyahIndra 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 19 UsmanLubis 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 20 Wagino 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653 21 WahyuSapriatin 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 22 YudhaPratama 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 23 Abdul Kadir 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653 24 Agustiawan 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 25 AlmiWidiaLubis 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000


(2)

Lampiran 2 DaftarGaji Karyawan Panen (Sambungan)

26 DeniRahmadani 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 27 DediAndikaSiregar 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

28 Haris 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

29 HendraJonatanSitorus 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 30 Hertanto 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 31 Hermansyah 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 32 IndraAditya 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 33 Iswandi 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 34 Jasiman 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653

35 Jono 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

36 Jumadi 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

37 Marwan Effendi 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 38 Misnan P 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.700.653 39 Muhammad Novendiri 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 40 Muhammad Salim 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.700.653 41 YudhaPrawira 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

42 Zaini 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653

43 Abdul Rahman 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 44 Abdul Husein 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653 45 Ahmadi 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653 46 Alfredo 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653

47 Asri 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

48 BambangHeri 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 49 Bonimin 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 50 Dede Surya 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653 51 Erianto 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653


(3)

52 Erwin 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

Sumber :Hasil Survey

53 Guntur 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

54 Haidi 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

55 Andoko 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

56 Ardiansyah 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 57 HendriGunawan 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 58 IrwanHarahap 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 59 Irwansyah 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 60 JokoIrawan 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 61 Kusiyanto 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653 62 Kusnaidi 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653 63 IegiranHadi 1A Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000 64 M.Yusuf 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

65 Nurmin 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000

66 Paidi 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.700.653

67 Paiman 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653 68 Sukarji 1B Rp 1.133.156 Rp.208.125 Rp 1.286.134 Rp 12.104.159 Rp 2.700.653 69 Surianto 1A Rp 1.031.250 Rp 138.750 Rp 1.097.686 Rp 8.360.000 Rp 2.000.000


(4)

Lampiran 3 Frekuensi Tingkat Kepuasan Berdasarkan Skoring

No sampel Nama KaryawanPanen Golongan GajiPokok Beras Premi Bonus THR

1 EkoWibowo 1A 1 1 1 1 1

2 HamdanSaputra 1A 1 1 1 1 1

3 Harianto 1A 1 1 1 1 1

4 Mahadi 1A 1 1 1 1 1

5 Muhammad Amin 1B 1 1 1 1 1

6 Muhammad Sani 1A 1 1 1 1 1

7 NasrulBustami 1A 1 1 1 1 1

8 Ramsin 1A 1 0 1 1 1

9 Safii 1A 1 1 1 1 1

10 SaharHarianto 1A 1 1 1 1 1

11 Sota Soma 1A 1 1 1 1 0

12 Sukadi 1A 1 1 1 1 1

13 Sumantri 1A 1 1 1 1 1

14 Supeno 1B 1 1 1 1 1

15 Supriadi 1A 0 1 1 1 1

16 Supriyanto 1A 1 0 1 1 1

17 TeguhHendrawan 1A 1 1 1 1 1

18 TeukuSyahIndra 1A 1 1 1 1 1

19 UsmanLubis 1A 1 1 1 1 0

20 Wagino 1B 1 1 1 1 1

21 WahyuSapriatin 1A 1 1 1 1 1

22 YudhaPratama 1A 1 0 1 1 1


(5)

Lampiran 3 Frekuensi Tingkat Kepuasan Berdasarkan Skoring (Sambungan)

26 DeniRahmadani 1A 0 1 1 1 1

27 DediAndikaSiregar 1A 1 1 1 1 1

28 Haris 1A 1 1 1 1 1

29 HendraJonatanSitorus 1A 1 1 0 1 1

30 Hertanto 1A 1 1 1 1 1

31 Hermansyah 1A 1 0 1 1 1

32 IndraAditya 1A 0 1 1 1 1

33 Iswandi 1A 1 1 1 1 1

34 Jasiman 1B 1 1 1 0 1

35 Jono 1A 1 1 1 1 1

36 Jumadi 1A 1 1 1 1 1

37 Marwan Effendi 1A 1 1 1 1 0

38 Misnan P 1B 1 1 1 1 1

39 Muhammad Novendiri 1A 1 1 1 1 1

40 Muhammad Salim 1B 1 1 1 1 1

41 YudhaPrawira 1A 1 1 1 0 1

42 Zaini 1B 1 1 0 1 1

43 Abdul Rahman 1A 0 0 1 1 1

44 Abdul Husein 1B 0 1 1 1 1

45 Ahmadi 1B 1 1 1 1 1

46 Alfredo 1B 1 1 1 1 0

47 Asri 1A 1 1 1 1 1

48 BambangHeri 1A 1 1 1 1 1

49 Bonimin 1A 1 1 1 1 1

50 Dede Surya 1B 1 1 1 1 1


(6)

52 Erwin Guntur

1A 1A

1 1

1 1

1 0

1 1

1 0 53

54 Haidi 1A 1 1 1 1 1

55 Andoko 1A 1 1 1 1 1

56 Ardiansyah 1A 1 1 1 0 1

57 HendriGunawan 1A 1 1 1 1 1

58 IrwanHarahap 1A 1 1 1 1 1

59 Irwansyah 1A 1 1 1 1 1

60 JokoIrawan 1A 1 1 1 1 1

61 Kusiyanto 1B 1 1 1 1 1

62 Kusnaidi 1B 1 0 0 1 1

63 IegiranHadi 1A 1 1 1 1 1

64 M.Yusuf 1A 1 1 1 1 1

65 Nurmin 1A 1 1 1 1 1

66 Paidi 1A 1 1 1 1 0

67 Paiman 1B 1 1 1 1 1

68 Sukarji 1B 1 1 1 1 1

69 Surianto 1A 1 1 1 1 1

70 Rizki 1A 1 0 1 1 1