Landasan Teori .1 Teori Pengupahan

Kompensasi dalam bentuk insentif merupakan suatu bentuk biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh imbalan dalam bentuk prestasi kerja dari karyawannya. Premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah melampui batas ketentuan yang ditetapkan pengusaha. Seseorang yang bekerja melebihi kewajibannya berhak memperoleh premi. Dengan diberikannya premi maka karyawan pendodos mendapatkan tambahan penghasilan diluar gaji Moekijat, 1992. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Pengupahan Upah merupakan rangsangan penting bagi para karyawan dalam suatu perusahaan.Hal ini tidaklah berarti bahwa tingkat upahlah yang merupakan pendorong utama, tingkat upah hanya merupakan dorongan utama hingga pada tarif dimana upah itu belum mencukupi kebutuhan hidup para karyawan sepantasnya.Upah sebenarnya merupakan salah satu syarat perjanjian kerja yang diatur oleh pengusaha dan karyawan atau karyawan serta pemerintah Hutabarat, 2006. Jadi nilai suatu barang adalah nilai dari jasa karyawan atau dari jumlah waktu kerja yang dipergunakan untuk memproduksi barang tersebut. Implikasi padangan yang demikian adalah : 1. Harga barang berbeda menurut jumlah jasa karyawan yang dialokasikan untuk seluruh proses produksi barang tersebut. 2. Jumlah jasa kerja yang dikorbankan untuk memproduksikan sesuatu jenis barang adalah kira-kira sama. 3. Seluruh pendapatan nasional diciptakan oleh karyawan, jadi dengan demikian hanya karyawanpekerja yang berhak memperoleh seluruh pendapatan nasional tersebut. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi besarnya upah yang diterima oleh para karyawan, yaitu Hutabarat. 2006: 1. Penawaran dan permintaan karyawan 2. Organisasi karyawan Universitas Sumatera Utara 3. Kemampuan untuk membayar 4. Produktivitas 5. Biaya hidup 6. Peraturan pemerintah Hubungan kerja antara majikan sebagai pemberi kerja dan pekerja sebagai penerima kerja dipengaruhi oleh perkembangan dan perubahan sosial, ekonomi dan cara pengelolaan usaha. Ketidakserasian di dalam hubungan kerja antara majikan dan pekerja banyak disebabkan oleh tidak puasnya pekerja terhadap sistem pengupahan yang ada. Untuk menyelesaikannya perlu ada kerja sama antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah agar dapat tercipta iklim yang sehat dan dihayati oleh semua pihak. Dalam situasi penawaran tenaga kerja lebih besar daripada lowongan kerja yang tersedia, maka hanya tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang punya kesempatan untuk masuk ke dalam pasar tenaga kerja.Dengan demikian keterampilan pekerja dapat memperoleh upah yang cukup untuk membiayai kebutuhan hidupnya, pekerja tidak hanya harus sekedar terampil tetapi juga harus dapat mencapai tingkat produktivitas yang tinggi agar tingkat upah dapat dinaikkan. Masalah upah dapat ditinjau dari dua segi, yaitu : 1. Segi mikro, menyangkut masalah keserasian antara besarnya upah dengan kemampuan perusahaan. 2. Segi makro, menyangkut hubungan antara upah dengan produktivitas tenaga kerja dan kesempatan kerja. Namun, sampai saat ini belum ada ukuran yang baik untuk upah yang wajar, kemampuan perusahaan, kesempatan kerja dan produktivitas tenaga kerja.Sehingga dengan demikian penyebab perselisihan antara pekerja dan majikan didominasi oleh masalah pengupahan.

2.2.2 Sistem Remunerasi

Sistem remunerasi adalah suatu sistem pengupahan yang mengatur gaji, insentif dan premibonus karyawan pada suatu perusahaan.Keberadaan remunerasi di dalam suatu perusahaan.Keberadaan renumerasi di dalam suatu organisasi atau Universitas Sumatera Utara perusahaan tidak dapat dibaikan begitu saja. Sebab akan terkait langsung dengan pencapaian tujuan perusahaan. Remunerasi yang rendah tidak dapat dipertanggung jawabkan, baik dilihat dari sisi kemanusiaan maupun dari sisi kelangsungan hidup perusahaan.Karena itu, perlu adanya pemahaman bagaimana sistem remunerasi dapat dikembangkan dan disesuaikan berdasarkan kesepakatan melalui beberapa pendekatan yang lebih fleksibel. Terdapat 3 konsep remunerasi yang biasa disebut 3P adalah: a. Position Konsep position atau posisi yaitu pemberian renumerasi berdasarkan posisi jabatan yang ditempati. Dengan kata lain, renumerasi yang diberikan nilainya sama untuk setiap jabatan yang setingkat. Misalnya ,seluruh kepala bagian mendapat renumerasi sebesar 5 juta rupiah. Kelebihan konsep ini adalah sangat mudah dalam melakukan perhitungannya. Tetapi, kelemahan konsep ini adalah tidak adanya penghargaan yang lebih, dalam hal renumerasi terhadap kepala bagian yang berprestasi dalam pekerjannya. Renumerasi ini biasa disebut dengan tunjangan jabatan. b. People Konsep people atau orang adalah pemberian renumerasi kepada orang yang memiliki keahlian atau pendidikan khusus yang sesuai dengan pekerjannya. Misalnya, terdapat perbedaan renumerasi antara kepala bagian yang berpendidikan S2 dengan kepala bagian yang berpendidikan S1. Konsep ini menciptakan kasta yang berbeda walaupun pada jabatan yang sama. Kelebihan konsep ini dapat memotivasi kepala bagian yang lain agar memiliki keahlian atau keterampilan khusus yang sesuai dengan pekerjannya untuk mendapatkan renumerasi yang sama. Walaupun dalam kenyatannya, keahlian dan pendidikan khusus tersebut tidak menjadi jaminan kepala bagian tersebut memberikan nilai tambah value added bagi organisasi. Remunerasi ini biasa disebut dengan tunjangan khusus. c. Performance Konsep performance atau kinerja adalah pemberian remunerasi yang diberikan kepada karyawan berdasarkan kualitas kinerjanya.Artinya tunjangan ini hanya diberikan kepada karyawan yang memiliki kinerja tinggi berkualitas atau Universitas Sumatera Utara sesuai harapan yang telah ditetapkan.Konsep ini lebih rumit dari dua konsep sebelumnya, tetap memiliki tingkat keadilan yang cukup tinggi. Dalam menentukan bahwa kinerja karyawan tersebut sudah berkualitas tinggi atau belum, diperlukan lain untuk membantu mengukur dan menentukan standarnya. Salah satu yang paling banyak digunakan pada saat ini adalah Balanced Scorecard.Renumerasi ini biasa disebut dengan tunjangan prestasi Robi,2012.

2.2.3 Teori Maslow

Teori Maslow dalam membagi kebutuhan manusia sebagai berikut: 1. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya. 2. Kebutuhan Rasa Aman Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja. 3. Kebutuhan Sosial Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya. 4. Kebutuhan Penghargaan Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektivitas kerja seseorang. 5. Kebutuhan Aktualisasi diri Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang Universitas Sumatera Utara sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya Reksohadiprojo, 1996.

2.3 Kerangka Pemikiran