47
memenuhi kebutuhan hidupnya dan suami sehari-hari, termasuk juga untuk membayar hutang.
Sedangkan untuk kondisi rumah yang di tinggali oleh Ibu Tukiyem, merupakan rumah milik yayasan tempat Ibu Tukiyem bekerja. Di rumah
yang sederhana tersebut, hanya terdapat 1 kamar, dapur, kamar mandi, dan sebuah ruang tamu yang tidak cukup luas, dengan dinding tembok, lantai
plester, dan terdapat beberapa bagian yang rusak. Karena Ibu Tukiyem memiliki masalah dalam mengaskses air bersih, biasanya setiap sore hari ia
mengambil air bersih di tempat penampungan air di daerahnya. Bahan bakar yang digunakan Ibu Tukiyem untuk memasak adalah gas
dan kayu bakar, namun biasanya Ibu Tukiyem lebih sering mneggunakan kayu bakar yang dirasa lebih ekonomis.
d. Ibu Sri Sudarmani
Ibu Sri merupakan seorang ibu rumah tangga yang berusia 53 tahun, dengan riwayat pendidikan terakhir SD. Suami ibu Sri bekerja sebagai
buruh di Salib Putih dengan penghasilan perbulan Rp 75.000,00 ditambah beras 12 kg. Ibu Sri lebih memilih menjadi ibu rumah tangga karena
keterbatasan modal yang dimiliki jika ingin membuka usaha sendiri. Pada awalnya Ibu Sri pernah bekerja, namun karena Ibu Sri mengalami
kecelakaan dan cidera di tangan, Ibu Sri memutuskan keluar dari pekerjaannya. Sedangkan untuk saat ini, jika ingin bekerja lagi, usianya
sudah tidak muda, selain itu Ibu Sri merasa tidak enak dengan teman-teman sekerjanya dulu.
Rumah yang ditempati Ibu Sri dan keluarganya saat ini merupakan rumah yang disediakan dari yayasan tempat suami Ibu Sri bekerja, dengan
kondisi yang sederhana, karena di bagian atapnya sudah mulai rusak dan sering bocor jika hujan datang. Selain itu, di dalam rumah tersebut
ditempati oleh 2 keluarga dengan 5 orang individu. Penghasilan yang diperoleh Ibu Sri setiap bulannya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mulai dari makan, membayar listrik, membayar air, membayar biaya sekolah anak, dan sebagainya.
48
Utnuk menambah penghasilan keluarganya, Ibu Sri memanfaatkan lahan kosong milik yayasan tempat suaminya bekerja yang ada di sekitar tempat
tinggalnya untuk di tanami singkong atau pisang, yang hasilnya dapat di jual maupun untuk di konsumsi sendiri. Selain itu Ibu Sri juga menjadi
penggadoh kambing untuk menambah penghasilan. e.
Ibu Suminem
Ibu Suminem atau yang biasa dipanggil Ibu Mimi, merupakan seorang perempuan berusia 71 tahun, dengan latar belakang pendidikan seklah
rakyat. Dalam kehidupan rumah tangganya, Ibu Mimi merupakan seorang kepala rumah tangga yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dan ibunya yang sudah tua. Ibu Mimi memiliki tiga orang anak, namun ketiganya sudah berkeluarga dan tinggal di kota lain. Meskipun
ketiga anaknya sudah bekerja, Ibu Mimi tidak ingin merepotkan anak- anaknya, dan tetap bekerja sebagai tukang bersih-bersih di panti asuhan
dengan pendapatan sebesar Rp 75.000,00 dan beras sebanyak 12 kg setiap bulannya, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Setiap harinya, Ibu Mimi dan ibunya tingga di sebuah rumah kecil yang sederhana. Rumah yang mereka tempati ini merupakan rumah dinas
yang dipinjamkan dari yayasan tempat Ibu Mimi bekerja. Sedangkan untuk memasak sehari-harinya, Ibu Mimi menggunakan kayu sebagai bahan
bakar utama untuk memasak. Hal ini dilakukan untuk menghemat pengeluaran memasak, sedangkan bahan bakar gas digunakan sesekali saja.
Terkadang untuk makan sehari-hari, Ibu Mimi dan ibunya hanya makan dengan nasi dan garam saja. Bahkan terkadang mereka tidak bisa makan
dengan nasi, karena jatah beras yang di miliki Ibu Mimi sudah di ambil di
bulan sebelumnya cash bon. Ketika hal ini terjadi, biasanya mereka
memakan singkong untuk mengganjal perut. Singkong yang dimakan oleh Ibu Mimi, merupakan singkong hasil
tanamannya, yang ditanam di pekarangan kecil yang ada di depan dan samping rumahnya. Selain menanam singkong, Ibu Mimi juga menanam
cabai dan beberapa sayuran lainnya untuk menghemat pengeluaran makan.
49
f. Ibu Sobianah