Gambaran Umum Tingkat Deviasi Perilaku Warga Binaan

77

4.5.2 Gambaran Umum Tingkat Deviasi Perilaku Warga Binaan

Perhitungan kategori tingkat deviasi perilaku warga binaan Lapas kelas II A Ambarawa dapat diperoleh dengan menghitung jumlah item yang valid yaitu 51 item, dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1. Sehingga tingakat deviasi perilaku warga binaan dapat dinyatakan dengan kriteria sebagai berikut: Skor tertinggi = 51 x 5 = 255 Skor terendah = 51 x 1 = 51 Skor mean M = 51 x 2,5 = 127,5 Standar deviasi s = skor tertinggi – skor terendah 6 = 255 – 51 = 34 6 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Deviasi Perilaku Warga Binaan No Interval Skor Tingkatan 1 M + 1,5s X 226 X Sangat buruk 2 M + 0,5s X ≤ M + 1,5s 192 X ≤ 226 Buruk 3 M – 0,5s X ≤ M + 0,5s 158 X ≤ 192 Sedang 4 M – 1,5s X ≤ M – 0,5s 124 X ≤ 158 Baik 5 X ≤ M – 1,5.s X ≤ 124 Sangat Baik Atas dasar perhitungan sebagaiman tersebut di atas, maka diperoleh tingkatan deviasi perilaku warga binaan sebagai berikut: 78 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Tingkat Deviasi Perilaku Warga Binaan No. Interval Tingkatan F 1 226 X Sangat buruk 7 20 2 192 X ≤ 226 Buruk 8 22,857 3 158 X ≤ 192 Sedang 12 34,285 4 124 X ≤ 158 Baik 6 17,142 5 X ≤ 124 Sangat Baik 2 5,714 Total 35 100 Pada tabel ditribusi frekuensi deviasi perilaku warga binaan di atas, sebanyak 12 dari 35 responden 34,285 dari subjek penelitian menilai dimensi deviasi perilaku warga binaan pada tingkat sedang. Sedangkan skor rata-rata pada hasil analisis teoritik yaitu sebesar 127,7143 yang masuk pada kategori sedang. Prosentase tingkat deviasi perilaku warga binaan berdasarkan hitungan tersebut diatas dapat disajikan dalam bentuk grafis pada gambar dibawah ini: 2000 2286 3429 1714 571 5 10 15 20 25 30 35 40 sangat buruk buruk Sedang baik sangat baik East West North Gambar 4.5 Diagram Dimensi Deviasi Perilaku Warga Binaan Jadi, berdasarkan pada tabel dan gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai deviasi perilaku warga binaan dalam kategori sedang. Artinya, tingkat deviasi perilaku warga binaan ada tetapi dalam keadaan yang wajar. 79 Adapun analisis tiap dimensi dari variabel deviasi perilaku warga binaan yang meliputi perilaku agresif dan perilaku apatis dapat dilihat pada uraian dibawah ini: 1 Perilaku agresif warga binaan Perilaku agresif warga binaan merupakan salah satu dimensi deviasi perilaku warga binaan yang banyak terjadi. Perilaku agresif warga binaan yang merupakan dimensi pendukung pada deviasi perilaku warga binaan dapat dinyatakan sebagai berikut: Skor tertinggi = 29 x 5 = 145 Skor terendah = 29 x 1 = 9 Skor mean M = 29 x 2,5 = 72,5 Standar deviasi s = skor tertinggi – skor terendah 6 = 145 – 9 = 22,666 6 Tabel 4.12 Tingkat Dimensi Perilaku Agresif Warga Binaan No Interval Skor Tingkatan 1 M + 1,5s X 104 X Sangat buruk 2 M + 0,5s X ≤ M + 1,5s 83 X ≤ 104 Buruk 3 M – 0,5s X ≤ M + 0,5s 61 X ≤ 83 Sedang 4 M – 1,5s X ≤ M – 0,5s 39 X ≤ 61 Baik 5 X ≤ M – 1,5.s X ≤ 39 Sangat Baik Atas dasar perhitungan sebagaiman tersebut di atas, maka diperoleh tingkatan perilaku agresif warga binaan sebagai berikut: 80 Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Tingkat Perilaku Agresif Warga Binaan No. Interval Tingkatan F 1 104 X Sangat baik 2 83 X ≤ 104 Baik 3 61 X ≤ 83 Sedang 23 65,714 4 39 X ≤ 61 Buruk 12 34,285 5 X ≤ 39 Sangat buruk Total 35 100 Pada tabel ditribusi frekuensi dimensi perilaku agresif warga binaan diatas, sebanyak 23 dari 35 responden 65,714 dari subjek penelitian menilai dimensi perilaku agresif warga binaan pada tingkat sedang. Sedangkan skor rata-rata pada hasil analisis teoritik yaitu sebesar 63,7714 yang masuk pada kategori sedang. Prosentase tingkat dimensi perilaku agresif warga binaan berdasrkan hitungan tersebut diatas dapat disajikan dalam bentuk grafis pada gambar dibawah ini: 10 20 30 40 50 60 70 sangat buruk buruk Sedang baik sangat baik East West North Gambar 4.6 Diagram Dimensi Perilaku Agresif Warga Binaan Jadi, berdasarkan pada tabel dan gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai dimensi perilaku agresif warga binaan lapas kelas II A Ambarawa dalam kategori sedang. Artinya, Artinya, tingkat 81 perilaku agresif warga binaan pada Lapas kelas II A Ambarawa dalam kategori normal atau dalam keadaan yang wajar. Tidak adanya perilaku agresif yang sangat menonjol atau perilaku agresif yang kuat pada diri responden. 2 Perilaku deviasi perilaku apatis warga binaan Perilaku apatis warga binaan merupakan salah satu dimensi deviasi perilaku warga binaan yang banyak terjadi. Perilaku apatis warga binaan yang merupakan dimensi pendukung pada deviasi perilaku warga binaan dapat dinyatakan sebagai berikut: Skor tertinggi = 22 x 5 = 110 Skor terendah = 22 x 1 = 22 Skor mean M = 22 x 2,5 = 55 Standar deviasi s = skor tertinggi – skor terendah 6 = 110 – 22 = 14,667 6 Tabel 4.14 Tingkat Dimensi Perilaku Apatis Warga Binaan No Interval Skor Tingkatan 1 M + 1,5s X 78 X Sangat buruk 2 M + 0,5s X ≤ M + 1,5s 63 X ≤ 78 Buruk 3 M – 0,5s X ≤ M + 0,5s 48 X ≤ 63 Sedang 4 M – 1,5s X ≤ M – 0,5s 33 X ≤ 48 Baik 5 X ≤ M – 1,5.s X ≤ 33 Sangat Baik Atas dasar perhitungan sebagaiman tersebut di atas, maka diperoleh tingkatan perilaku apatis warga binaan sebagai berikut: 82 Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Tingkat Perilaku Apatis Warga Binaan No. Interval Tingkatan f 1 78 X Sangat baik 2 63 X ≤ 78 Baik 3 48 X ≤ 63 Sedang 10 28,571 4 33 X ≤ 48 Buruk 19 54,285 5 X ≤ 33 Sangat buruk 6 17,142 Total 35 100 Pada tabel ditribusi frekuensi dimensi perilaku apatis warga binaan di atas, sebanyak 19 dari 35 responden 54,285 dari subjek penelitian menilai dimensi perilaku apatis warga binaan pada tingkat baik. Sedangkan skor rata-rata pada hasil analisis teoritik yaitu sebesar 43,9429 yang masuk pada kategori sedang. Prosentase tingkat dimensi perilaku apatis warga binaan berdasarkan hitungan tersebut diatas dapat disajikan dalam bentuk grafis pada gambar dibawah ini: 2857 5429 1714 10 20 30 40 50 60 sangat b uruk buruk Sedang b aik sangat baik East West North Gambar 4.7 Diagram Dimensi Perilaku Apatis Warga Binaan Jadi, berdasarkan pada tabel dan gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai dimensi perilaku apatis warga binaan dalam kategori baik. Artinya, tingkat perilaku apatis warga binaan pada Lapas 83 kelas II A Ambarawa dalam kategori baik yang berarti warga binaan tidak pernah merasa dirinya menjadi pendiam atau menjadi seorang yang apatis. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari variabel deviasi perilaku warga binaan yang dibagi dalam dua aspek yaitu agresif dan apatis berdasarkan mean sebesar 107,7143 dengan yang dibagi atas mean perilaku agresif sebesar 63,7714 dan mean perilaku apatis sebesar 43,9429. Kedua aspek deviasi perilaku warga binaan tersebut dalam kategori sedang dan baik. Artinya, pengaruh kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana hukum terhadap deviasi perilaku warga binaan tindak begitu terlihat pengaruhnya. Deviasi perilaku warga binaan karena pengaruh kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana, dapat dilihat dari persentase yang disajikan kedalam bentuk grafik berikut ini: 10 20 30 40 50 60 70 agresif apatis sangat buruk buruk sedang baik sangat baik Gambar 4.8 Diagram gambaran deviasi peril;aku berdasr aspek 84 Dilihat dari indikator diperoleh pada aspek agresif yang terbagi atas tiga indikator yaitu: perilaku agresif fisik, perilaku agresif seksual dan perilaku agresif emosional diperoleh mean sebesar 63,7714. Perilaku agresif fisik dengan mean sebesar 25,5428, perilaku agresif seksual dengan mean sebesar 16,5428, dan perilaku agresif emosional dengan mean sebesar 21,3428. Sedangkan dalam aspek perilaku apatis yang dibagi atas tiga indikator yaitu, perilaku apatis acuh tak acauh, perilaku apatis masa bodoh dan perilaku apatis malas dengan mean sebesar 43,9429. Dilihat dari bagian-bagian indikator, perilaku apatis acuh tak acuh dengan mean sebesar 17,9142, perilaku apatis masa bodoh dengan mean sebesar 15,9142 dan perilaku apatis malas denggan mean sebesar 10,1142. Artinya, deviasi perilaku yang terbagi dua aspek yaitu aspek perilaku agresif dan perilaku apatis memiliki tingkatan deviasi tinggi pada deviasi perilaku agresif dengan 63,7714 dan deviasi perilaku apatis sebesar 43,9429 dan bila dilihat dari indikatornya deviasi perilaku agresif fisik memiliki tingkatan yang tinggi dengan mean sebesar 25,5428, di lanjutkan deviasi perilaku agresif emosional dengan mean sebesar 21,3428 dan deviasi perilaku agresif seksual dengan mean 16,5428. Sedangkan pada deviasi perilaku apatis, deviasi perilaku apatis acuh tak acuh memiliki tingkatan yang tinggi yaitu dengan mean sebesar 17,9142, pada deviasi perilaku masa bodoh pada urutan kedua dengan mean sebesar 15,9142, dan deviasi perilaku apatis malas dengan mean sebesar 10,1142. Deviasi perilaku warga binaan dapat dilihat dari masing-masing indikator dengan presentase dalam bentuk grafik berikut ini: 85 5 10 15 20 25 30 35 40 45 agresif agesif fisik agresif emosional agresif seksual Gambar 4.1 Diagram deviasi perilaku berdasrkan persapek 2 4 6 8 10 12 14 16 18 apatis acuh tak acuh masa bodoh malas Gambar 4.1 Diagram deviasi perilaku berdasrkan aspek

4.5.3 Hasil Uji Asumsi