86
kesimpulan yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan maka hal yang penting untuk diperhatikan sebelum memulai menganalisis data adalah memperhatikan
data yang akan diolah dengan memeriksa keabsahan sampel, yaitu menguji normalitas terlebih dahulu.
4.5.3.1 Uji Normalitas
Uji normaslitas digunakan untuk menguji asumsi bahwa data yang disajikan berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik
one-sampel kolmogrov-smirnov test seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.16
Uji Normalitas one-sampel kolmogrov-smirnov test
Kekerasan Deviasi
perilaku N
Normal Parameters
a,,B
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
Positive Negative
kolmogrov-smirnov test Asymp. Sig 2 2-tailed
35 81.7143
22.32062 .137
.093 -.137
.812 .524
35 107.7143
19.55170 .187
.145 -.187
1.105 .174
Berdasarkan uji normalitas terhadap angket kekerasan diperoleh koefisien K-S Z = 0,812 dengan asymp. Sig atau p = 0.524
α =0,05 maka hipotesis Ho diterima, yang berarti dahwa variabel kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana
hukum mempunyai distribusi normal. Untuk uji normalitas terhadap angket atau kuisoner deviasi perilaku pada
warga binaan diperoleh koefisien K-S Z = 1.105 dengan asymp. Sig atau p = 0.174
α =0,05 maka hipotesis Ho diterima yang berarti bahwa variabel deviasi
87
perilaku pada warga binaan mempunyai distribusi normal, sehingga asumsi normalitas terpenuhi.
4.5.3.2 Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk menguji apakah ada pengaruh antara kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana hukum terhadap deviasi perilaku
warga binaan bersifat linier atau tidak. Tabel 4.17
ANOVA Tabel Deviasi perilaku kekerasan
Between Groups Combined Linearity
Deviation from linearity
Within Groups
Total Sum Of Squares
df Mean Squares
F Sig.
11986.976 29
413.344 2.046
.218 3813.396
1 3813.396
18.875 .007
8173.580 28
291.914 1.445
.366 1010.167
5 202.033
12997.143 34
Berdasarkan tabel 4.17 diatas diketahui F sebesar 1,445 dengan nilai signifikan sebesar 0.007 yaitu
α 0.05 yang artinya kedua variabel tersbut yaitu variabel kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana hukum dengan deviasi
perilaku warga binaan mempunyai hubungan yang linier.
4.5.3.3 Uji Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kekerasan dalampemeriksaan tindak pidana hukum dengan deviasi perilaku warga binaan
lembaga kemasyarakatan kelas II A Ambarawa. Pengujian ini menggunakan teknik korelasi product moment yang perhitungkannya menggunakan bantuan
komputer dengan statistical program for sosial science SPSS. Uji korelasi
88
dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui secara empiris pengaruh antara kuisoner kekerasan dalam pemerikasan tindak pidana hukum dengan kuisoner
deviasi perilaku warga binaan. Tabel 4.18
Model Summary Pengaruh Kekerasan Terhadap Deviasi Perilaku
Model R
R Square Adjusted R
Ssquare Std.Error of the
estimate 1
.542
α
.293 .272
16.68219
Uji korelasi dalam penelitian ini, menggunakan teknik regresi sederhana. Uji korelasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui secara empiris
hubungan antara kuisoner kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana hukum dengan deviasi perilaku warga binaan. Berdasarkan uji korelasi antara kuisoner
kekerasan dalam pemeriksaan tidank pidana hukum diperoleh koefisien korelasi dengan siginifikasi = 0.001 p0.05 signifikan. Hasil taearsebut menunjukkan
bahwa ada hubungan antara kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana hukum dengan deviasi perilaku warga binaan. Skor R atau nilai koefisien korelasi 0,542
artinya ada hubungan yang sedang atau cukup antara kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana hukum dengan deviasi perilaku warga binaan karena
dalam taraf cukup atau mendekati 1.
4.5.3.4 Hasil Uji Regresi