68
4. 5 Hasil Penelitian
4.5.1 Gambaran Umum Kekerasan Dalam Pemeriksaan
Perhitungan kategori kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana dapat diperoleh dengan menghitung jumlah item yang valid 30, dengan skor tertinggi
5 dan skor terendah 1. Sehingga kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana dapat dihitung sebagai berikut :
Skor tertinggi = 30 x 5
= 150 Skor terendah
= 30 x 1 = 30
Skor mean M = 30 x 2,5 = 75 Sebagaimana diketahui, suatu distribusi normal terbagi atas enam satuan
deviasi standar dengan demikian satuan standarnya bernilai : Standar deviasi s = skor tertinggi – skor terendah
6 = 150 – 30
= 20 6
Tabel 4.2 Tingkat Kekerasan Dalam Pemeriksaan Tindak Pidana
No Interval
Skor Tingkatan
1 M + 1,5s X
105 X Sangat Tinggi
2 M + 0,5s X
≤ M + 1,5s 85 X
≤ 105 Tinggi
3 M – 0,5s X
≤ M + 0,5s 65 X
≤ 85 Sedang
4 M – 1,5s X
≤ M – 0,5s 45 X
≤ 65 Rendah
5 X ≤ M – 1,5.s
X ≤ 45
Sangat Rendah
Atas dasar perhitungan sebagaiman tersebut di atas, maka diperoleh tingkatan kekerasan dalam pemeriksaan sebagai berikut:
69
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Kekerasan Dalam Pemeriksaan Tindak Pidana
No. Interval Tingkatan
F 1
105 X Sangat Tinggi
4 11,428
2 85 X
≤ 105 Tinggi
11 31,428 3
65 X ≤ 85
Sedang 11
31,428 4
45 X ≤ 65
Rendah 7
20 5 X
≤ 45 Sangat Rendah
2 5,714
Total 32
100
Pada tabel ditribusi frekuensi dimensi kekerasan di atas, terlihat bahwa sebanyak 11 pada dari 32 pasien yang diteliti atau 31,428 dari subjek penelitian
menilai kekerasan dalam pemerikasaan tindak pidana hukum terdapat pada dua tempat yaitu pada tingkat tinggi dan sedang. Sedangkan skor rata-rata pada hasil
analisis teoritik yaitu sebesar 81,7142 yang masuk pada kategori sedang. Prosentase tingkat kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana dapat
disajikan dalam bentuk grafis pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.1 Diagram Kekerasan Dalam Pemeriksaan Tindak Pidana Jadi, berdasarkan pada tabel dan gambar tersebut di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar responden meniali kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana dalam kategori tinggi dan sedang. Artinya, kekerasan dalam pemeriksaan
70
tindak pidana hukum yaitu banyak dialami oleh pelanggar hukum. Jika penilaian tindak pelanggar hukum tinggi dan sedang tentunya pemeriksa tindak pidana
hukum dalam taraf yang tinggi dilakukan oleh pihak pemeriksa. Adapun analisis tiap dimensi dari variabel kekerasan dalam tindak pidana
hukum meliputi kekerasan seksual, kekerasan fisik, dan kekerasan emsoi. 1
Dimensi kekerasan seksual Kekerasan seksual merupakan salah satu dimensi kekerasan yang banyak
terjadi. Tingkat kekerasan seksual yang merupakan dimensi pendukung pada
kekerasn dalam pemeriksaan tindak pidan hukum dapat dinyatakan sebagai berikut:
Skor tertinggi = 6 x 5
= 30 Skor terendah
= 6 x 1 = 6
Skor mean M = 6 x 2,5 = 15
Standar deviasi s = skor tertinggi – skor terendah
6 = 30 – 6 = 4
6 Tabel 4.4
Tingkat Dimensi Kekerasan Seksual No
Interval Skor
Tingkatan 1
M + 1,5s X 21 X
Sangat Tinggi 2
M + 0,5s X ≤ M + 1,5s
17 X ≤ 21
Tinggi 3
M – 0,5s X ≤ M + 0,5s
13 X ≤ 17
Sedang 4
M – 1,5s X ≤ M – 0,5s
9 X ≤ 13
Rendah 5 X
≤ M – 1,5.s X
≤ 9 Sangat Rendah
Atas dasar perhitungan sebagaiman tersebut di atas, maka diperoleh tingkatan kekerasan dalam pemeriksaan sebagai berikut:
71
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kekerasan Dalam Pemeriksaan Tindak Pidana
No. Interval Tingkatan
F 1
21 X Sangat Tinggi
2 5,714
2 17 X
≤ 21 Tinggi
4 11,485
3 13 X
≤ 17 Sedang
15 42,857
4 9 X
≤ 13 Rendah
10 28,571
5 X ≤ 9
Sangat Rendah 4
11,485 Total
35 100
Pada tabel ditribusi frekuensi dimensi kekerasan seksual di atas, sebanyak 15 dari 35 responden 42,857 dari subjek penelitian menilai dimensi kekerasan
seksual pada tingkat sedang. Sedangkan skor rata-rata pada hasil analisis teoritik yaitu sebesar 14,4857 yang masuk pada kategori sedang.
Prosentase tingkat dimensi kekerasan seksual berdasrkan hitungan tersebut diatas dapat disajikan dalam bentuk grafis pada gambar dibawah ini:
5.714 11.485
42.857 28.571
11.485 5
10 15
20 25
30 35
40 45
sangat tinggi
tinggi Sedang
rendah sangat
rendah kekerasan
seksual
Gambar 4.2 Diagram Dimensi Kekerasan Seksual
Jadi, berdasarkan pada tabel dan gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai dimensi kekerasan seksual dalam
pemeriksaan tindak pidana hukum adalm kategori sedang. Artinya, tingkat
72
perlakukan kekerasan seksual dalam proses pemeriksaan tindak pidana hukum pada taraf wajar atau sedang.
2 Dimensi kekerasan fisik
Kekerasan fisik merupakan salah satu dimensi kekerasan yang banyak terjadi.
Tingkat kekerasan fisik yang merupakan dimensi pendukung pada kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana hukum dapat dinyatakan sebagai
berikut: Skor tertinggi
= 15 x 5 =
75 Skor terendah
= 15 x 1 =
15 Skor mean M =
15 x 2,5 = 37,5 Standar deviasi s
= skor tertinggi – skor terendah 6
= 75 - 15 = 10 6
Tabel 4.6 Tingkat Dimensi Kekerasan Fisik
No Interval
Skor Tingkatan
1 M + 1,5s X
52 X Sangat Tinggi
2 M + 0,5s X
≤ M + 1,5s 42 X
≤ 52 Tinggi
3 M – 0,5s X
≤ M + 0,5s 32 X
≤ 42 Sedang
4 M – 1,5s X
≤ M – 0,5s 22 X
≤ 32 Rendah
5 X ≤ M – 1,5.s
X ≤ 22
Sangat Rendah Atas dasar perhitungan sebagaiman tersebut di atas, maka diperoleh
tingkatan kekerasan fisik dalam pemeriksaan sebagai berikut:
73
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Kekerasan Fisik Dalam Pemeriksaan Tindak Pidana
No. Interval
Tingkatan F
1 52 X
Sangat Tinggi 9
25,714 2
42 X ≤ 52
Tinggi 11
31,428 3
32 X ≤ 42
Sedang 7
20 4
22 X ≤ 32
Rendah 7
20 5
X ≤ 22
Sangat Rendah 1
2,857 Total
35 100
Pada tabel ditribusi frekuensi dimensi kekerasan fisik di atas, sebanyak 11 dari 35 responden 31,428 dari subjek penelitian menilai dimensi kekerasan fisik
pada tingkat tinggi. Sedangkan skor rata-rata pada hasil analisis teoritik yaitu sebesar 43,3429 yang masuk pada kategori tinggi.
Prosentase tingkat dimensi kekerasan fisik berdasrkan hitungan tersebut diatas dapat disajikan dalam bentuk grafis pada gambar dibawah ini:
25.714 31.428
20 20
2.857 5
10 15
20 25
30 35
sangat tinggi
tinggi Sedang
rendah sangat
rendah kekerasan
fisik
Gambar 4.3 Diagram Dimensi Kekerasan fisik
Jadi, berdasarkan pada tabel dan gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai dimensi kekerasan fisik dalam
pemeriksaan tindak pidana hukum adalm kategori tinggi. Artinya, tingkat
74
perlakukan kekerasan fisik dalam proses pemeriksaan tindak pidana hukum buruk atau juga dapat dikatakan pasti ada kekerasan fisik.
3 Dimensi kekerasan emosional
Kekerasan emosional merupakan salah satu dimensi kekerasan yang banyak terjadi.
Tingkat kekerasan emosional yang merupakan dimensi pendukung pada kekerasn dalam pemeriksaan tindak pidan hukum dapat dinyatakan sebagai
berikut: Skor tertinggi
= 9 x 5 = 45
Skor terendah = 9 x 1 = 9
Skor mean M = 9 x 2,5 = 22,5
Standar deviasi s = skor tertinggi – skor terendah 6
= 45 – 9 = 6 6
Tabel 4.8 Tingkat Dimensi Kekerasan Emsoional
No Interval
Skor Tingkatan
1 M + 1,5s X
31 X Sangat Tinggi
2 M + 0,5s X
≤ M + 1,5s
25 X ≤ 31
Tinggi 3
M – 0,5s X ≤ M +
0,5s 19 X
≤ 25 Sedang
4 M – 1,5s X
≤ M – 0,5s
13 X ≤ 19
Rendah 5 X
≤ M – 1,5.s X
≤ 13 Sangat Rendah
Atas dasar perhitungan sebagaiman tersebut di atas, maka diperoleh tingkatan kekerasan emsoional dalam pemeriksaan sebagai berikut:
75
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Kekerasan Emsoional Dalam Pemeriksaan Tindak
Pidana No. Interval
Tingkatan F
1 31 X
Sangat Tinggi 7
20 2
25 X ≤ 31
Tinggi 8
22,857 3
19 X ≤ 25
Sedang 12
34,285 4
13 X ≤ 19
Rendah 6
17,142 5 X
≤ 13 Sangat Rendah
2 5,714
Total 35
100
Pada tabel ditribusi frekuensi dimensi kekerasan emsoional di atas, sebanyak 12 dari 35 responden 34,285 dari subjek penelitian menilai dimensi
kekerasan emosi pada tingkat sedang. Sedangkan skor rata-rata pada hasil analisis teoritik yaitu sebesar 23,8857 yang masuk pada kategori sedang.
Prosentase tingkat dimensi kekerasan emosi berdasrkan hitungan tersebut diatas dapat disajikan dalam bentuk grafis pada gambar dibawah ini:
20 22,857
34,285
17,142 5,714
5 10
15 20
25 30
35 40
sangat tinggi
tinggi Sedang
rendah sangat
rendah kekerasan
emosi
Gambar 4.4 Diagram Dimensi Kekerasan Emosional Jadi, berdasarkan pada tabel dan gambar tersebut di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar responden menilai dimensi kekerasan emsoional dalam pemeriksaan tindak pidana hukum adalm kategori sedang. Artinya, tingkat
76
perlakukan kekerasan emsoional dalam proses pemeriksaan tindak pidana hukum ada tetapi dalam keadaan yang wajar.
Jadi, berdasarkan pada tabel dan data tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana
dalam kategori sedang dan tinggi. Artinya, tindakan kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana salah satu yang diterima warga binaan tinggi dan sedang.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari tiga dimensi kekerasan dalam tindak pidana, dapat di kategorikan dalam tingkatan
berdasarkan mean kekerasan fisik memeliki kategori yang sangat sering kekerasan yang sering dilakukan dalam pemeriksaan tindak pidana yaitu 43,3429,
sedangakan dalam tingkatan kedua kekerasan dengan menggunakan emosional dengan mean sebesar 23,8857 dan perlakuan pemeriksaan dengan kekerasan
seksual dalam kategori rendah dengan mean sebesar 14,4857. Kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana hukum dari masing-masing dimensi, dapat dilihat dari
prosentase yang disajikan kedalam bentuk grafik berikut ini:
10 20
30 40
50
kekerasan fisik
kekerasan emosional
kekerasan seksual
kekerasan
Gambar 4. Diagram prosentasse dimensi kekerasan dalam permeriksaan tindak pidana
77
4.5.2 Gambaran Umum Tingkat Deviasi Perilaku Warga Binaan