43
Azwar 2001:5. Oleh karena itu, penelitian ini dapat disimpulkan termasuk pada jenis penelitian kuantitatif korelasional.
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Hadi dalam Arikunto 2006:116 mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek
penelitian yang bervariasi. Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam- macam nilai. Mohamad Nazir, 1988:149. Dimana konsep itu akan dijadikan titik
suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas independent dan variabel terikat dependent.. Adapun variabel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut : a.
Variabel Bebas Variabel bebas X adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi
variabel lain Azwar, 2003:62. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : kekerasan dalam pemeriksaan.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat Y adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain Azwar, 2003:62.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : deviasi perilaku.
3.2.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah definisi yang memiliki arti tunggal dan dapat diterima secara objektif bilamana indikator variabel yang bersangkutan tersebut
44
tampak Azwar, 2001:74. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada sifat sifat hal yang didefinisikan dan yang dapat diamati Suryabrata,
2006:29. Definisi operasional dikemukakan dengan tujuan untuk memberi batasan
arti variabel penelitian untuk memperjelas makna yang dimaksudkan dan membatasi ruang lingkup. Sehingga tidak akan terjadi salah pengertian dalam
menginterpretasikan data dan hasil yang telah diperoleh. Batasan operasional variabel penelitian ini adalah :
1 Kekerasan Dalam Pemeriksaan
Dalam pemeriksaan tindak kejaahatan kekerasan adalah setiap perilaku yang dapat menyebabkan keadaan perasaan atau tubuh fisik menjadi tidak nyaman.
Perasaan tidak nyaman ini dapat berupa kekuatiran, ketakutan, kesedihan ketersinggungan , kejengkelan, atau kemarahan. Keadaan fisik tidak nyaman
dapat berupa lecet, luka, memar, patah tulang, dan sebagainya. Pendeknya hal-hal yang dianggap secara fisik menyakitkan atau tidak enak. Tingkat kekerasan dalam
pemeriksaan tindak pidana dapat diketahui dari skor total angket kekerasan. Kekerasan yang terjadi dalam pemeriksaan tindak pidana hukum meliputi :
1. Kekerasan fisik pukulan, tendanan, ikatan, disiram air dll
2. Kekerasan emosional ancaman, gertakan, sindiran, dll
3. Kekerasan seksual ora; seks, sodomi, dll
2 Deviasi Perilaku
Deviasi perilaku adalah tingkah laku yang mnyimpang dari tendensi sentral atau ciri-ciri karakteristik rata-rata rakyat kebanyakanpopulasi . Tingkah laku
45
abnormal menyimpang ialah tingkah laku yang tidak adekwat, tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai dengan norma sosial yang ada,
meliputi: Agresi perilaku melukai orang lain yang terdiri dari: kekerasan fisik, kekerasan emosional, kekerasan seksual; sedangkan Apatis perilaku yang tidak
timbul perilaku agresif yang terdiri dari: acuh tak acauh, masa bodoh, dan malas 3
Hubungan antar Variabel Pada penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel independent X atau
variabel yang mempengaruhi ialah kekerasan. Kekerasan sebagai variabel X secara teoritis memberikan pengaruh terhadap deviasi perilaku Y pada
narapidana.
Keterangan : 1
Variabel X : Kekerasan dalam Pemeriksaan Tindak Pidana Hulkum 2
Variabel Y : Deviasi Perilaku Warga Binaan 3
: Pengaruh
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian