39
Selain adanya dualisme kepentingan hal tersebut dapat juga terjadi, oleh masyarakat awa, terhadap hukum dan cara kerja polisi. antara lain dalam hal
erasan yang dilkakukan polisi dan penahanan upaya paksa. Apabila masyarakat melakukan kekerasan bukan karena terdesak atau untuk
membela diri, jelas dia salah. namumn bagi polisi kekerasan adalah fungsional melekat padanya karena kekerasan tidak harus selalu dalam upaya paksa karena
membela diri, taetapi dapat dilakukan bila dianggap perlu sesuai dengan tuntutan hukum dengan azas harus sesuai, setimpal atau tidak berlebihan.
2.5 Komisi Polisi Nasional
Komisi polisi nasional adalah sebuah sebuah lembaga yang membantu presiden yang berkaitan dengan kepolisian nasional. Komisi polisi sendiri
mempunyai tugas dan bertanggung jawab kepada presiden dan kedudukannya dibawah presiden.
Adapun tugas dari komisi polisi nasional sebagai berikut: 1
Membantu Presiden dalam menetapkan arah kebijakan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan,
2 Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan dan
pemberhentian kepala kopolisian Negara Republik Indonesia. UU No 17 Tahun 2005, Pasal 3
40
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimakud diatas, komisi polisi nasional berwenang untuk:
1 Mengumpulkan dan menganalisa data sebagai bahan pemberian saran
kepada Presiden yang berkaitan dengan anggaran kepolisian Negara Republik Indonesia, dan pengembangan sarana dan prasarana Kepolisian
Negara Republik Indonesia. 2
Memberikan saran dan pertimbangan lain kepada Prsiden dalam upaya mewujudkan Kepolisian Negara Rpublik Indonesia yang professional dan
mandiri, dan 3
Menerima saran dan keluhan dari masyarakat mengenai kinerja kepolisian dan menyampaikan kepada presiden.
2.6. Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis mengambil hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh tindak kekerasan dalam pemeriksaan terhadap deviasi perilaku
warga binaan kelas II A Ambarawa. Kerangka berfikir ” Pengaruh Kekerasan Dalam Pemeriksaan Tindak Pidana
Hukum Terhadap Deviasi Perilaku Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Ambarawa”
41
Terdakwa
Penyidikan atau pemerikasaan
Tersangka
Proses Hukum
Warga binaan baik tahanan atau tahanan titipan
Deviasi Perilaku setelah mengalami kekerasan
Perlakuan yang diterima kekerasan
POLISI
Ada perubahan perilaku pada
tersangka
42
BAB 3 METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuaraikan komponen penting yang berkaitan dengan metode penelitian, yaitu jenis penelitian, desain penelitian, variabel penelitan, populasi
dan sampeel penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reabilitas dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kekerasan dalam pemeriksan tindak pidana hukum terhadap deviasi perilaku
warga binaan lapas kelas II A Ambarawa, dan untuk mengetahui gambaraan kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana serta deviasi warga binaan lapas
kelas II A Ambarawa. Dilihat dari pendekatan analisisnya, maka penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif di mana penekanan analisisnya pada data-
data numerikal angka yang diolah dengan metode statistik, dan berdasarkan kedalam analisisnya termasuk pada penelitian diskriptif, yaitu melakukan analisis
secara deskriptif yang didasari oleh angka yang diolah, dan dipandang dari krakteristik masalah termasuk pada penelitian korelasional yaitu bertujuan
menyelidiki sejauhmana variabel kekerasan dalam pemeriksaan tindak pidana hukum dengan variabel deviasi perilaku warga binaan lapas kelas II A Ambarawa