28
yang berupa menjadi gila atau kehidupan yang tidak sesuai dengan kehidupan sewajarnya shizoprenia.
2.2.2. Bentuk-Bentuk Kekerasan
Pertama, bentuk kekerasan yang dilakukan dalam keluarga pertama, kekerasan emosi. Kekerasan emosi ini dilakukan dengan berbagai bentuk atau
perilaku yang berbeda-beda, seperti: diabaikan, disalahkan, dikambing hitamkan, direndahkan, dituntut berlebih. Keadaan ini menjadikan seseorang akan merasa
tidak berguna dan merasa dirinya tersingkirkan dari keadaan kelauarga. Kedua, bentuk kedua adalah kekerasan fisik. Kekerasan fisik ini sering
terjadi pada anak anak atau suami kepada istri. Kekerasan fisik ini menjadikan seseorang mengalami keadaan yang tidak wajar atau mengalami perilaku yang
sangat memprihatinkan. Contoh dari kekerasan fisik antara lain yaittu diabaikan kesehatannya, beban fisik di atas kemampuan, tempat tinggal dilahan berbahaya,
dianiaya, dicabuli, diperkosa dan dibunuh. Ketiga, bentuk kekerasan keluarga yaitu kekerasan sosial, pendidikan
diabaikan, identitas diabaikan, ekploitas ekonomi dan diperdagangkan. Bentuk kekerasan seperti ini biasanya diterima oleh anak-anak yang mengalami
kebutuhan yang tidak mencukupi. Para orang tua yang merasa tidak mampu membayar hutang atau tidak dapat menghidupi anaknya. Contoh lain kekerasan
ini meliputi keadaan yang seperti kekerasan yang terjadi dalam masyarakat, tidak ada orang tempat bermain, polusi udara, air, alat pembungkus makanan, tata
ruang berbahaya kecelakaan dalam rumah maupun lingkungan, makanan
29
mengandung zat berbahaya, zat pewarna, penyedap dan pengawet, pelecehan atau kekerasan seksual di tempat umum kendaraan umum, kekerasan fisik oleh guru,
atau pengrusakan fasilitas pendidikan, pembakaran gedung sekolah Keempat, bentuk kekerasan yang keempat adalah Kekerasan yang dilakukan
oleh Negara. Kekersan yang dilakukan oleh Negara ini bukan Negara melakukan penganiyayan kepada warga tetapi keadaan yang tidak sesuai dengan apa yang
telah di terapkan. Contohnya Negara belum melakukan kewajibannya melindungi terangka sesuai dengan hak dan kewajibannya. Kita masih melihat bagaimana
seorang pelaku kejahatan masih mengalami kekerasan dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh penegak hukum kita. Contoh lain Undang-undang seharusnya
diimplemestasikan untuk melindungi. Terkadang hukum tidak digunakan sebagai melindungi tetapi sebagai ketentuan bagi orang yang melakukan kesalahan saja
bukan kepada penegak yang menindak Endang, 2006 :21.
2.2.3 Jenis-Jenis Kekerasan