Data dan Analisis Keseluruhan dari Kuesioner dan Lembar Observasi

68 bernyanyi di TK ABA Ledoksari dilakukan pada saat lingkaran atau apersepsi dan ketika persiapan pulang. Bernyanyi tersebut dilakukan bertujuan untuk membangkitkan semangat anak dan membawa anak masuk pada tema hari tersebut. Bernyanyi dilakukan secara klasikal terlebih dahulu kemudian secara individu maju ke depan kelas. Anak menyanyi lagu kesukaannya secara bebas. Penelitian dilakukan selama 3 hari selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan proses kegiatan bernyanyi di TK ABA Wonosari V dilaksanakan ketika anak berbaris di luar kelas dan ketika persiapan pulang. Anak diajak bernyanyi bersama, selanjutnya satu persatu diminta bernyanyi oleh pendidik. Ketika kegiatan inti berlangsung guru mengkondisikan anak untuk tenang sehingga tidak ada aktivitas bernyanyi. Kemudian proses kegiatan bernyanyi di TK ABA Wonosari II dilaksanakan sepanjang pembelajaran berlangsung. Guru menyanyikan lagu kemudian anak melanjutkan. Terkadang guru juga memutar musik sehingga anak belajar sambil berdendang. Berdasarkan analisis data yang telah dipaparkan dapat dibahas beberapa fakta yang ada. Fakta tersebut adalah kreativitas bernyanyi anak usia 5-6 tahun beragam tingkatannya. Berdasarkan hasil kuesioner dan observasi kreativitas bernyanyi anak usia 5-6 tahun di Gugus X Wonosari terdapat dalam tiga kriteria yaitu baik sekali, baik dan cukup. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suratno 2005: 40 bahwa masing-masing anak memiliki kadar kreativitas yang berbeda- beda tergantung dengan lingkungan dan stimulus yang diterima anak. Intensitas dan frekuensi aktivitas beryanyi di tiap-tiap TK di Gugus X Wonosari berbeda- beda. Selain itu metode pengajaran di tiap-tiap TK juga berbeda. Untuk 69 membuktikan pengaruh faktor tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara kualitatif sehingga data yang didapat lebih mendalam. TK ABA Wonosari II memiliki intensitas bernyanyi paling banyak dibanding TK lain. Siswa di TK tersebut juga terlihat lebih percaya diri dan semangat melakukan berbagai kegiatan. Guru mengajak anak bernyanyi ketika sudah terlihat kebosanan di wajah anak didiknya. Selain itu guru juga memutar musik dari radio agar anak-anak tidak jenuh dengan kegiatan yang dikerjakan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ortiz 2002: 180 yang mengatakan bahwa alunan suara nada-nada yang disusun berdasarkan irama tertentu dapat membantu pembentukan pola belajar, mengatasi kebosanan, dan menangkal kebisingan eksternal sehingga daya ingat semakin tajam. Pendapat tersebut menerangkan bahwa suara musik yang didengar maupun lagu yang dinyanyikan mampu mengatasi kebosanan dan membentuk pola belajar anak. Bernyanyi merupakan hal yang menyenangkan bagi anak-anak. Anak usia 5-6 tahun suka sekali mendendangkan lagu yang sering mereka dengar. Dari penelitian ini juga terdapat fakta lain yaitu bahwa pada indikator kelancaran bernyanyi anak uisa 5-6 tahun mayoritas anak menduduki kriteria baik sekali. Di mana anak telah banyak yang mampu menyanyikan lagu secara utuh dan lancar serta dengan melodi juga irama yang indah dan tepat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Andin Sefrina 2013: 86 yang mengatakan bahwa anak sudah mampu menyanyikan lagu yang cukup panjang dengan akurasi nada yang tepat ketika anak berusia 6-7 tahun. Tidak jarang pula telah kita jumpai anak-anak yang lebh suka menyanyikan lagu dewasa dibandingkan lagu anak-anak yang diajarkan dari