dan Pasal 247 ayat 1 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang tentang Kepailitan yang telah
ditetapkan menjadi Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang Nomor 1 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-undang tentang Kepailitan menjadi undang-undang menentukan bahwa besarnya imbalan jasa yang harus dibayarkan kepada kurator
dan pengurus sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia, yang kemudian dicabut dan diganti dengan Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pedoman Imbalan Bagi Kurator dan Pengurus perlu ditegakkan di persidangan melalui penetapan
hakim mengenai imbalan jasa kurator. Melalui penetapan hakim tersebut perlindungan hukum akan hak kurator juga dapat dijamin dan direalisasikan.
Melalui peraturan-peraturan yang mengatur imbalan jasa kurator diharapkan kepastian hukum akan tercipta akan tetapi dalam kenyataannya pola penetapan
imbalan kurator yang dilakukan hakim pasca putusan pembatalan pailit PT. Telkomsel pada tingkat kasasi sudah bertentangan dengan hukum positif yang
berlaku di Indonesia.
2. Kerangka Konsepsi
Adapun kerangka konsepsi yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Hak adalah kuasa dan berhak, kepunyaan.
40
b. Kewajiban adalah Tanggung Jawab, Keharusan.
Dalam hal ini kurator setelah melakukan kewajibannya sesuai dengan yang digariskan oleh Undang-
Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang UUKPKPU maka kurator wajib memperoleh hak sebagai imbalan jasa atas
kewajiban yang telah dilakukannya.
41
c. Imbalan adalah upah yang harus dibayarkan kepada kurator atau pengurus
setelah kepailitan berakhir. Kewajiban yang dimaksud
disini adalah tanggung jawab yang harus dilaksanakan dan diemban oleh kurator setelah hakim pengawas resmi menunjuk sang kurator dalam
melaksanakan sebagian proses kepailitan sebagaimana yang diatur oleh Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
UUKPKPU.
42
d. Kurator adalah balai harta peninggalan atau orang perseorangan yang
diangkat oleh pengadilan untuk orang perseorangan yang diangkat oleh pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta debitor pailit di bawah
pengawasan hakim pengawas sesuai dengan undang-undang.
43
40
Dody Darmis Daaly. 8000 Kata Populer Kamus Bahasa Indonesia. Semarang: Aneka Ilmu. 1985, hal.41.
41
Ibid., hal. 274.
42
Pasal 1 huruf a Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Imbalan Bagi Kurator dan Pengurus.
43
Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Universitas Sumatera Utara
e. Mahkamah Agung adalah pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
44
f. Kepailitan adalah Sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang
pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator dibawah pengawasan hakim pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang.
45
g. Pembatalan adalah proses, cara, perbuatan membatalkan.
46
G. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sifat penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian Hukum normatif adalah metode penelitian yang mengacu pada
norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan,
47
Penelitian hukum normatif Legal Research terdiri dari inventarisasi hukum positif, penemuan asas-asas dan dasar falsafah hukum positif, serta penemuan hukum
yang berkaitan dengan hak dan kewajiban kurator pasca putusan pembatalan pailit tingkat kasasi oleh Mahkamah Agung antara PT.
Telkomsel dengan PT. Prima Jaya Informatika.
44
Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman.
45
Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
46
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. Jakarta: Pusat Bahasa. 2008.
47
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Raja GrafindoPersada. 2004, hal.14.
Universitas Sumatera Utara
in concreto. Penelitian hukum normatif yang dipakai dalam penelitian adalah penemuan hukum in concreto. Norma-norma hukum in abstracto dalam penelitian ini
diperlukan mutlak untuk berfungsi sebagai premisa mayor, sedangkan fakta-fakta yang relevan dalam perkara Legal facts dipakai sebagai premisa minor. Melalui
proses silogisme akan diperolehlah sebuah konklusi, yaitu hukum in concreto, yang dimaksud.
48
Adapun sifat penulisan ini adalah deskriptif analitis,yaitu untuk mendapatkan deskripsi mengenai jawaban atas masalah yang diteliti.
2. Sumber Bahan Hukum