metode ceramah, diskusi, demontrasi dan tanya jawab untuk meningkatkan keaktivan dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran pengelasan
dasar siswa kelas X TP1
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart Suharsimi Arikunto,
adanya empat langkah dan pengulangannya, yang disajikan dalam baga berikut:
Gambar 1. Proses metode ceramah, diskusi, demontrasi dan tanya jawab untuk meningkatkan keaktivan
dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran pengelasan dasar siswa kelas X TP1 SMK PIRI 1 Yogyakarta.
Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart , 2010: 137 adapun model PTK yang dimaksud mengga
adanya empat langkah dan pengulangannya, yang disajikan dalam baga
Gambar 1. Proses penelitian tindakan metode ceramah, diskusi, demontrasi dan tanya jawab untuk meningkatkan keaktivan
dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran pengelasan
Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart adapun model PTK yang dimaksud menggambarkan
adanya empat langkah dan pengulangannya, yang disajikan dalam bagan sebagai
Model Kemmis Mc Taggart Dari Gambar Proses penelitian tindakan model Kemmis Mc Taggart
terdapat empat langkah yang merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah langkah ke-4, lalu kembali ke-1 dan seterusnya.meskipun sifatnya berbeda, langkah
ke-2 dan ke-3 dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga pengamat, mungkin pengamatan dilakukan sesudah pelaksanaan,
dengan cara mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Dengan kata lain, objek pengamatan sudah lampau terjadi.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK PIRI 1 Yogyakarta, penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
20112012 tepatnya di tanggal 18 juli-18 September. hal ini dikarenakan materi teori pengelasan dasar las oksi-asetilen OAW
diberikan pada semester tersebut. Penelitian dilaksanakan bersama dengan program KKN-PPL.
Pemilihan tempat penelitian didasarkan oleh berbagai pertimbangan seperti presedur
administratif, kemudahan
berkolaborasi, kedekatan
emosional dan
sebagainya. Sebagai bentuk penelitian tindakan kelas, hubungan baik antara peneliti dengan yang diteliti dapat memberi kontribusi positif dalam rangka penelitian
memberikan ide-ide perbaikan pembelajaran. Walaupun dalam sisi lain memunculkan bias dan subjektivitas, namun hal ini dapat ditekan dengan melibatkan pengamat atau
observer dalam mengamati prosedur penelitian.