Pengeringan Lumpur Lapindo dan Abu Gunung Merapi
Pengeringan dilakukan menggunakan kompor gas dan wajan. Penggunaan alat ini pada dasarnya ditujukan untuk mengolah lumpur Lapindo dalam skala yang kecil.
Dalam pertimbangan kecepatan dalam pengeringan dan jumlah lumpur Lapindo yang sedikit juga, maka pengeringan dengan menggunakan kompor gas ini dapat
dilakukan. Apabila melihat kondisi tanah dengan hasil dari pengeringan dengan di bawah terik matahari dan hasil dimasak dengan kompor gas menunjukkan bahwa
tingkat kekeringan yang dihasilkan dengan menggunakan kompor gas lebih sedikit kandungan airnya. Hal ini dikarenakan panas yang dihasilkan lebih merata dan tidak
banyak terbuang dan juga tingkat kepanasan pada saat mengeringkan pun juga dapat diatur sedemikian rupa untuk mempercepat proses mengeringkan lumpur Lapindo.
Proses mengeringkan lumpur Lapindo ini dimulai dengan mempersiapkan terlebih dahulu kompor gas dan wajan yang akan digunakan. Selanjutnya wajan mulai
dipanaskan sambil menuangkan sedikit demi sedikit bongkahan kecil lumpur Lapindo ke dalam wajan hingga terisi penuh. Kemudian proses mengeringkan didiamkan
untuk beberapa saat hingga terlihat asap-asap diantara lumpur Lapindo. Tahap selanjutnya adalah mengaduk-aduk lumpur Lapindo hingga semuanya merata
panasnya secara keseluruhan. Proses mengeringkan ini membutuhkan waktu 20 menit dalam sekali masak hingga lumpur Lapindo benar-benar kering. Setelah lumpur
Lapindo kering dilanjutkan dengan menuangkannya di atas alas yang terbuat dari semacam kanvas untuk kemudian ditunggu hingga sedikit dingin dan kemudian mulai
ditumbuk. Proses pendinginan pun juga tidak memakan waktu yang lama, hanya sektitar 10-15 menit kondisi lumpur Lapindo sudah dingin.
Secara prinsip sama dengan proses mengeringkan lumpur Lapindo, abu gunung Merapi dikeringkan juga menggunakan kompor gas. Pada saat kondisi panas
abu gunung Merapi akan menggumpal dan mendidih seperti air yang mendidih, bergelembung dan berasap-asap. Dalam proses pemerataan tingkat kekeringan, maka
dilakukan pula pengadukkan hingga semua bagian abu gunung Merapi rata. Selanjutnya abu gunung Merapi dituang ke dalam ember untuk didinginkan dan dapat
mulai langsung disaring. Hal ini pada dasarnya karena kondisi abu gunung Merapi sudah dalam bentuk butiran pasir, sehingga tidak perlu untuk dilakukan
penumbukkan.