49 titik dalam suatu kontinum rangkaian kesatuan atau suatu kategori yang
menggambarkan ciri tingkah-laku orang yang dinilai. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa skala penilaian
merupakan penilaian yang dilakukan oleh seseorang terhadap tingkah-laku atau penampilan orang lain dan penilai diminta menempatkan orang yang dinilai pada
suatu titik atau kategori rangkaian kesatuan yang mengambarkan ciri tingkah-laku orang yang dinilai. Langkah selanjutnya titik atau kategori tersebut diberi nilai
angka. Skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala grafis,
dalam skala ini penilai cukup membubuhkan tanda cek pada tempat yang sudah disediakan. Dalam penelitian ini yang akan diukur adalah tingkah-laku atau
penampilan pegawai perpustakaan dalam lingkup lingkungan kerja dan motivasi kerjanya. Alternatif jawaban pada instrumen ini menggunakan empat pilhan
jawaban karena penulis tidak menggunakan nol mutlak pada bobot penilaian dan bobot penilaian variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. Alternatif Jawaban Angket
Lingkungan Kerja X
Motivasi Kerja Y
Bobot
Sangat Setuju SS Selalu SL
4 Setuju S
Sering SR 3
Kurang Setuju KS Jarang JR
2 Tidak Setuju TS
Tidak Pernah TP 1
50
3. Uji Coba Instrumen
Penelitian ini nantinya akan menggunakan kuesioner angket dalam mengumpulkan data, kuesioner angket yang akan dipergunakan dalam penelitian
harus terlebih dahulu diuji kevalidannya dan kereliabilitasannya.
a. Uji Validitas Instrumen
Pengertian validitas menurut Husein Umar 2011: 59, bahwa “Suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang
diukur”. Menurut Sugiyono 2012: 172-77, untuk menguji validitas instrumen, ada tiga cara yaitu: 1 pengujian validitas konstruksi construct validity; 2
pengujian validitas isi content validity; dan 3 pengujian validitas eksternal. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan cara pertama untuk menguji
validitas instrumen yaitu dengan pengujian validitas konstruksi. Husein Umar 2011: 59, menjelaskan tentang pengertian validitas konstruksi bahwa ”Instrumen
yang telah dikonstruksikan mengenai aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori selanjutnya didiskusikan dengan ahlinya minimal tiga orang.
Selanjutnya lakukan uji coba instrumen pada sampel sekitar 30 responden ”. Jadi
dapat disimpulkan bahwa validitas isi ini peneliti membuat konstruksi instrumen dan mengkonsultasikan kepada ahlinya minimal sebanyak 3 orang, kemudian diuji
coba kepada sekitar 30 orang responden, setelah itu hasil uji coba ditabulasikan, maka uji coba validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor item instrumen.
Menurut Sugiyono 2012: 172-174, bahwa setelah data ditabulasikan maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, analisis
faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor dengan skor total. Bila