Definisi Pekerja Seks Komersial

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pekerja Seks Komersial

1. Definisi Pekerja Seks Komersial

Pelacuran atau prostitusi merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat yang harus dihentikan penyebarannya, tanpa mengabaikan usaha pencegahan dan perbaikan. Mudji Sutrisno 2005: 341 mengatakan bahwa, pelacuran berasal dari bahasa latin pro-stituere atau pro-stauree, yang membiarkan diri berbuat zina, melakukan persundalan, percabulan, dan pergendakan. Sedang prostitue adalah pelacur atau sundal. Dikenal pula dengan istilah wanita tuna susila WTS atau pekerja seks komersial Kartini Kartono, 2011: 207. Pelacuran merupakan profesi yang sangat tua usianya, setua usia kehidupan manusia itu sendiri Kartini Kartono, 2011: 208. Di banyak negara pelacuran itu dilarang bahkan dikenakan hukuman, juga dianggap sebagai perbuatan hina oleh segenap anggota masyarakat. Pelacuran adalah salah satu bentuk dari zina, maka agama pun melarang keras tentang itu. Akan tetapi, sejak adanya masyarakat manusia pertama sehingga dunia akan kiamat nanti, mata pencaharian pelacuran ini akan tetap ada, sukar, bahkan hampir-hampir tidak mungkin diberantas dari muka bumi, selama masih ada nafsu-nafsu seks yang lepas dari kendali kemauan dan hati nurani. Maka timbulnya masalah pelacuran sebagai gejala patologis yaitu sejak adanya penataan relasi seks dan diberlakukannya norma-norma perkawinan Kartini Kartono, 2011: 208. 10 Di Indonesia pelacur pekerja seks komersial sebagai pelaku pelacuran sering disebut sebagai sundal atau sundel. Ini menunjukkan bahwa perilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk hina dan menjadi musuh masyarakat, mereka kerap digunduli bila tertangkap aparat penegak ketertiban, mereka juga digusur karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka juga diseret ke pengadilan karena melanggar hukum. Pekerjaan melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak beberapa abad lampau ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar mereka dari masa kemasa. Susilo Budi: 2009 Dalam bukunya Patologi Sosial, Kartini Kartono 2011: 216 menuliskan bahwa pekerja seks komersial merupakan peristiwa penjualan diri baik perempuan maupun laki-laki dengan jalan memperjualbelikan badan, kehormatan dan kepribadian kepada banyak orang untuk memuaskan nafsu-nafsu seks dengan imbalan pembayaran. Definisi tersebut sejalan dengan Koentjoro 2004: 36, yang menjelaskan bahwa pekerja seks komersial merupakan bagian dari kegiatan seks di luar nikah yang ditandai oleh kepuasan dari bermacam-macam orang yang melibatkan beberapa pria dilakukan demi uang dan dijadikan sebagai sumber pendapatan. Helen Buckingham dalam Sutrisno 2005: 343, mengatakan bahwa perempuan menghargai dirinya sendiri dan menolong dirinya sendiri dengan bekerja untuk dirinya sendiri, nampak pada profesinya sebagai pelacur. Sebagai pelacur merupakan tempat untuk pertama kalinya seorang perempuan memperoleh penghasilan yang modalnya adalah tubuhnya sendiri, menjual dirinya sendiri dalam kedudukan ekonomi yang sulit. Lanjut dikatakan pula bahwa perempuan memanfaatkan tubuhnya untuk meraup lembaran uang, sehingga mendapatkan julukan penjaja seks oleh masyarakat. Predikat yang dimiliki perempuan sebagai penjaja seks tidak semakin membatasi ruang gerak privat dari 11 perempuan, bahkan semakin mantap melangkah menekuni pekerjaan sebagai penjaja seks. Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa pekerja seks komersial adalah orang yang melakukan kegiatan seks di luar nikah, dengan jalan memperjualbelikan badan, kehormatan dan kepribadian kepada banyak orang untuk memuaskan nafsu-nafsu seks, dilakukan demi uang dan dijadikan sebagai sumber pendapatan.

2. Sejarah dan Konsep Pelacuran di Indonesia

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

1 74 108

Hubungan Sosiodemografi, Pengetahuan, dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) dengan Upaya Pencegahan HIV/AIDS di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

0 80 120

Pandangan Waria Penjaja Seks Komersial Tentang Kesehatan (Studi Administrasi Kesehatan di Pelabuhan Belawan Kota Medan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2003)

0 31 85

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Pengaruh Demografi Dan Pengetahuan Pekerja Seks Komersial Tentang HIV/AIDS Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Klinik VCT Komite Penanggulangan HIV/AIDS Di Kabupaten Toba Samosir

1 44 124

Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008

3 31 62

Hubungan Perilaku Pekerja Seks Komersial Dengan Kejadian Penyakit Sifilis Dan HIV Di Lokalisasi Perbatasan Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2008

1 58 92

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

KEBERMAKNAAN HIDUP PADA PEKERJA SEKS Kebermaknaan Hidup Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) Di Balai Rehabilitasi Sosial.

0 0 18

PENDAHULUAN Kebermaknaan Hidup Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) Di Balai Rehabilitasi Sosial.

0 0 9