Jenis Perilaku Penyimpangan Sosial

kebutuhannya dan ada juga yang karena dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungannya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip dasar perilaku manusia berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, hal yang membedakan itu dapat dari tingkat kebutuhan manusia, cara berpikir, pengalaman masa lalu, dan perasaan.

3. Jenis Perilaku

Skinner membedakan perilaku menjadi perilaku alami dan perilaku operan Bimo Walgito, 2003: 15. Perilaku alami yaitu perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan, yaitu berupa refleks-refleks dan insting-insting. Perilaku refleksif terjadi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme yang bersangkutan. Misal reaksi bersin saat mencium bau yang menyengat, merinding saat merasakan hawa dingin, reaksi kedip mata bila mata terkena sinar yang kuat. Perilaku ini terjadi dengan sendirinya, secara otomatis, tidak diperintah oleh pusat susunan syaraf atau otak. Selain perilaku alami, ada perilaku operan yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar. Perilaku ini dikendalikan oleh pusat kesadaran atau otak. Setelah stimulus diterima oleh reseptor, kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat susunan syaraf, sebagai pusat kesadaran, kemudian baru terjadi respons melalui afektor. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini yang disebut proses psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologi ini yang disebut perilaku atau aktivitas psikologi menurut Branca dalam Bimo Walgito 2003: 15. 26

4. Penyimpangan Sosial

Pelacuran merupakan hal yang menyimpang dari norma sosial, adat dan agama di bawah ini beberapa penjelasan tentang teori penyimpangan sosial. Penyimpangan diartikan sebagai tingkah laku yang menyimpang dari tendensi sentral atau ciri-ciri karakteristik rata-rata dari rakyat kebanyakan Kartini Kartono, 2011: 11. Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Dwi Narwoko 2007: 101 yang termasuk dalam perilaku menyimpang adalah: a. Tindakan non-conform Tindakan yang non-conform, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang ada. Tindakan Contohnya, memakai sandal butut ke acara resmi, membolos sekolah, merokok di area bebas rokok, membuang sampah sembarangan, dan sebagainya. Dalam hal ini PSK juga termasuk, karena telah melanggar norma yang yang berlaku. b. Tindakan anti sosial Tindakan yang anti sosial atau asosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum. Bentuk tindakannya seperti, menarik diri dari pergaulan, menolak untuk berteman, keinginan bunuh diri, dan lain sebagainya. PSK juga merupakan salah satu tindakan asosial karena melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum. c. Tindakan kriminal Tindakan kriminal, yaitu tindakan atau perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam 27 negara Indonesia serta norma-norma sosial dan agama. Contohnya, pencurian, perampokan, penganiayaan, pemerkosaan, pembunuhan, dan sebagainya. PSK bisa dikatakan tindakan kriminal karena telah melanggar norma sosial dan agama. Seseorang melakukan tindakan menyimpang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, yang menyebabkan seseorang tersebut mengabaikan nilai-nilai yang ada. Hal ini sesuai dengan teori materialisme yang dianut oleh Karl Marx. Prinsip dasar teori materialisme adalah bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan sosial, tetapi sebaliknya keadaan sosiallah yang menentukan kesadaran manusia Ali Maksum, 2009: 155

C. Interaksi Sosial

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

1 74 108

Hubungan Sosiodemografi, Pengetahuan, dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) dengan Upaya Pencegahan HIV/AIDS di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

0 80 120

Pandangan Waria Penjaja Seks Komersial Tentang Kesehatan (Studi Administrasi Kesehatan di Pelabuhan Belawan Kota Medan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2003)

0 31 85

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Pengaruh Demografi Dan Pengetahuan Pekerja Seks Komersial Tentang HIV/AIDS Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Klinik VCT Komite Penanggulangan HIV/AIDS Di Kabupaten Toba Samosir

1 44 124

Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008

3 31 62

Hubungan Perilaku Pekerja Seks Komersial Dengan Kejadian Penyakit Sifilis Dan HIV Di Lokalisasi Perbatasan Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2008

1 58 92

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

KEBERMAKNAAN HIDUP PADA PEKERJA SEKS Kebermaknaan Hidup Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) Di Balai Rehabilitasi Sosial.

0 0 18

PENDAHULUAN Kebermaknaan Hidup Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) Di Balai Rehabilitasi Sosial.

0 0 9