43 berarti bagi anak, mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan
jari, menjiplak gambar, menulis beberapa huruf dan memotong bentuk-bentuk sederhana. Karakteristik motorik halus dalam penelitian ini yang disesuaikan
dengan teknik mozaik yang dilakukan, meliputi menjiplak pola, menggunting pola dan menempel pola. Ketiga karakteristik tersebut merupakan indikator
yang digunakan dalam upaya mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok A TK ABA Khadijah Bangunjiwo Timur Kasihan
Bantul.
D. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Yatimah 2011, yang berjudul “Upaya
Peningkatan Kemampuan Motorik Halus untuk Anak TK Kelompok B melalui Kegiatan Melipat Kertas di TK ABA Soka”. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis dan MC Taggart yang dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus
terdiri dari tiga kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa TK ABA Soka kelompok B yang berjumlah 15 anak, terdiri dari 7 anak laki-
laki dan 8 anak perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan motorik halus anak. Hal ini dibuktikan dari hasil
pelaksanaan kegiatan melipat di mana kondisi awal sebelum tindakan masih banyak anak yang kurang antusias dan belum mandiri, dan setelah
tindakan anak terlihat antusias atau bersemangat, dan dapat mandiri dalam menyelesaikan bentuk lipatan. Dari hasil karya anak juga mengalami
44 peningkatan, hal ini dapat dilihat pada hasil karya anak sebelum tindakan
yang memperoleh nilai dengan kriteria baik hanya 2 anak 13,3 pada siklus I menjadi 7 anak 46,7 dan pada siklus II menjadi 12 anak 80,
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan motorik halus melalui kegiatan melipat kertas mengalami peningkatan.
2. Penelitian yang dilakukan Siti Nurhajiyah 2012 dengan judul
“Peningkatan Motorik Halus Melalui Aktivitas Menggambar pada Anak Kelompok B2 di TK ABA Bogoran Trirenggo Bantul”. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas, yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Subjek penelitian ini, semua anak Kelas B2 TK ABA
Bogoran Trirenggo Bantul yang berjumlah 30 anak, yang terdiri dari 14 laki-laki, 16 perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan motorik halus yang signifikan pada anak melalui aktivitas menggambar. Hal ini dibuktikan dari ketiga teknik pengumpulan data hasil
rerata pre test yang diperoleh sebagian besar adalah dengan nilai rerata 1 sebanyak 11 anak. Pada Siklus 1 sebagian besar anak dengan nilai rerata 3
sebanyak 13 anak, dan pada Siklus 2 sebagian besar anak dengan nilai rerata 3 sebanyak 15 anak dari total 30 siswa. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa menggambarkan dapat mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B2 TK ABA Bogoran Trirenggo Bantul dan
disarankan agar aktivitas menggambar lebih banyak dikembangkan di TK umum lainnya agar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
45 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Susi Iriani 2013 dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak melalui Kegiatan
Menggunting dengan Menggunakan Bahan Bekas pada Kelompok B TK Eidya Merti Surabaya”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
classroom action research yang meliputi dua siklus. Tiap siklus dilakukan secara berurutan yang terdiri dari empat tahap yaitu: 1
perencanaan, 2 tindakan, 3 observasi dan 4 refleksi. Data penelitian diambil melalui observasi di kelas. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian adalah analisis refleksi berdasarkan siklus-siklus. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran
dengan kegiatan menggunting untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak sangat baik. Hal ini dapat dibuktikan adanya peningkatan pada
siklus I sebesar 61 dan siklus II sebesar 83.
E. Kerangka Pikir