Kandungan Gizi Keunggulan Daging

Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan 28 Komposisi daging relatif mirip satu sama lain, terutama dalam kaitannya dengan kandungan protein yang berkisar 15-20 persen dari berat bahan. Dimana protein merupakan komponen kimia terpenting yang ada di dalam daging. Protein yang terkandung di dalam daging, seperti halnya susu dan telur, sangat tinggi mutunya, sehingga baik untuk diberikan kepada si buah hati. Protein sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan anak balita Anda. Kebutuhan protein pada anak balita 2-2,5 gram per kilogram berat badan, sedangkan pada orang dewasa hanya 1 gram per kilogram berat badan. Protein daging lebih mudah dicerna dibandingkan dengan yang bersumber dari bahan pangan nabati. Nilai protein daging yang tinggi disebabkan oleh kandungan asam amino esensialnya yang lengkap dan seimbang. Asam amino esensial merupakan pembangun protein tubuh yang harus berasal dari makanan atau tidak dapat dibentuk di dalam tubuh. Kelengkapan komposisi asam amino esensial merupakan parameter penting penciri kualitas protein.

J. Kandungan Gizi

Selain kaya protein, daging juga mengandung energi sebesar 250 kkal100 g. Jumlah energi dalam daging ditentukan oleh kandungan lemak intraselular di dalam serabut-serabut otot, yang disebut lemak marbling. Kadar lemak pada daging berkisar antara 5-40 persen, tergantung pada jenis dan spesies, makanan, dan umur ternak. Daging juga mengandung kolesterol, walaupun dalam jumlah yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan bagian jeroan maupun otak. Kadar kolesterol daging sekitar 500 miligram100 gram lebih rendah daripada kolesterol otak 1.800-2.000 mg100 g atau kolesterol kuning telur 1.500 mg100 g. Dengan alasan kesehatan, banyak orang yang antipati terhadap kolesterol. Sikap demikian diwujudkan dengan menghindari konsumsi bahan makanan berkolesterol, seperti daging, telur, dan produk-produk olahan susu. Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan 29 Padahal, bahan-bahan makanan tersebut merupakan sumber zat gizi yang sangat baik karena sarat protein, vitamin, dan mineral. Kolesterol memegang peranan penting dalam fungsi organ tubuh. Kolesterol berguna untuk menyusun empedu darah, jaringan otak, serat saraf, hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin. kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon steroid, yaitu progestron, estrogen, testosteron, dan kortisol. Hormon-hormon tersebut diperlukan untuk mengatur fungsi dan aktivitas biologi tubuh. Kadar kolesterol yang sangat rendah di dalam tubuh dapat mengganggu proses menstruasi dan kesuburan, bahkan dapat menyebabkan kemandulan, baik pada pria maupun wanita. Pemberian susu, telur, daging, dan ikan dalam batas normal, tidak akan menimbulkan kegemukan pada bayi dan anak balita. Daging juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik. Secara umum, daging merupakan sumber mineral kalsium, fosfor, dan zat besi, serta vitamin B kompleks niasin, riboflavin dan tiamin, tetapi rendah kadar vitamin C. Hati yang lebih dikenal sebagai jeroan, mengandung kadar vitamin A dan zat besi yang sangat tinggi. Zat besi sangat dibutuhkan oleh bayi untuk pembentukan hemoglobin darah, yang berguna untuk mencegah timbulnya anemia. Anemia akan berdampak buruk pada anak, seperti lesu, letih, lelah, tak bergairah, dan tidak mampu berkonsentrasi, sehingga pada akhirnya akan menurunkan prestasi belajarnya di sekolah. Pemasakan dengan menggunakan panas sangat bermanfaat untuk mematikan mikroba dan meningkatkan cita rasa. Proses pemasakan daging tidak terlalu berpengaruh terhadap kadar protein, serta beberapa jenis vitamin seperti thiamin, riboflavin, niasin, dan asam pantotenat. Bila daging dimasak menggunakan air, banyak vitamin, mineral, dan asam amino yang akan terlarut di dalam kaldunya. Itulah alasan kaldu memiliki nilai gizi yang cukup baik, sehingga bagus untuk diberikan kepada anak. SIFAT FISIK DAGING Sifat fisik daging biasanya berkaitan erat dengan kualitas daging. Sebab kualitas daging dapat diartikan Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan 30 sebagai ukuran siftit-sifat daging yang dikehendaki dan dinilai oleh konsumen. Selain dipengaruhi tujuan penggunaannya kualitas daging juga dipengaruhi oleh faktor antemortem dan postmortem. Faktor antemortem antara lain lokasi anatomis dan fungsl, kedewasaan fisiologis, tekstur dan ukuran serabut, kebasahan dan firmness, warna, marbling dan stress. Sedangkan faktor postmortem meliputi laju pendinginan,’ suspensi karkas, stimulan elektris, pelayuan, pembekuan dan perlakuan fisik atau kimiawi. Adapu•n sifat-sifat dagirg yang berpengaruh terhadap kualitas tersebut di atas yaitu Water hoding capacity WHC, warna color, kesan jus juiciness, keempukan tenderness, susut masak Cooking loss, cita rasa flavour, struktur, firmness dan tekstur. Waiter Holding capacity WHC WHC dalam bahasa Indonesia sering disebut Daya Ikat Air DIR didefinisikan sebagai kemampuan daging untuk menahan air yang terdapat dalam jaringan. Sedangkan Water Binding Capacity WBC adalah kemampuan daging untuk mengikat air yang ditambahkan pada daging. Besar kecilnya WHC beipengaruh terhadap warna , keempukan, kekenyalan, kesan jus dan tekstur daging. Salah satu istilah yang terkait dengan WHC adalah drip yaitu kehilangan cairan eksudasi dan daging . Drip biasanya terjadi selama pengangkutan, parneran display dan penyimpanan. Adanya drip menyebabkàn kerugian seperti penurunan berat daging, berkurangnya kelezatan dan berkurangnya nilai gizi. Wama color Warna merupakan salah satu indikator kualitas daging meskipun wama tidak mempengaruhi nilai gizi. Wama daging dipengaruhi oleh beberapa faktor Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan 31 ant3ra lain faktor pakan, species, bangsa, umur, jenis kelamin, stress tingkat aktivitas dan tipe otot, pH dan oksigen. Penentuan warna tergantung dan konsentrasi mioglobin. Warna daging tergantung dan tipe molekul mioglobin,. konidisi kimia, fisik senta komponen lain dalam daging. Pengaruh pigmén krornoprotein, hemoglobin, sitokrom, flavin dan vitamin 812 relatif sangat kecil. Kualitas warna tidak mempengaruhi nilai gizi daging, tetapi daging yang berwarna kuning cenderung berkualitas rendah. Lemak marbling tidak mempengaruhi mioglobin dan hemoglobin, tetapi lemak daging segar kadang- kaclang berwarna kuning kanena akumulasi pigmen karotenoid di dalam janingan. Mioglobin teroksidasi . Mioglobin tereduksi Heme Aktivitas enzim heme Globin Fe3 4 H20 Fe2 Globin Jumlah 02 sedikit Metmioglobin Decksimioglobin Coklat Ungu Oksigenasi “bloom” Oksimioglo.j Merah cerah Status kimia molekul mioglobin antara lain adalah mioglobin reduksi ungu, oksimioglobin oksigenasi, menab terang daging segar dan metmioglobin bila teroksidasi akan menjadi cokiat. Pigmen utama daging masak adalah globin hernikromogen cokiat. Mioglobin mengalami denaturasi pada suhu 80 —85 °C Soeparno, 1994. Ekses nitrit menyebabkan wama merah krimson metmiogiobin nitrit, tetapi ekses nitçit yang ekstrim akan menyebabkan daging beiwarna hijau nitrilhemin. Daging warna merah Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan 32 gelap misalnya DCB dark cutting beef adalah karena perubahan mioglobin. DCB mempuyai pH, dan DIA tinggi, lekat dan kering serta oksimioglobin menjadi rendah. “Bloom rheráh terang teijadi karena mioglobin berubah menjadi oksimiogiobin. Susut Masak Cooking loss Susut masak menggambarkan jus daging yang merupakan fungsi temperatur dan lama waktu pemasakanpemanasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain nhlai pH, pnjang sarkomer serabut otot, panjang patongari serabut otot, statut kontraksi miofibril, ukuran dan berat sampel, penampang melintang daging, pemanasan, bangsa terkait dengan Iaemak daging, umur, dan konsumsi energi dalam pakan. Susut masak berkisar antara 1,5 —54,5. Kesan Jus Juiciness Kesan jus dapat diartikan sebagai kesan basah saat awal pengunyahan oleh adanya pengeluaran cairan. Jus daging memegang peranan penting terhadap keseluruhan kesan palatabilitas. Jus daging berfungsi dalam menentukan kelezatan daging karena mengandung komponen cita rasa dan membantu proses fragmentasi serta pelunakan daging selama pengunyahan. Sumber utama kesan jus antara lain lemak intramuskular marbling dan air. Marbling dagirig meningkatkan juiciness secara tidak Iangsung. Selama pemasakan lemak meleleh dan mengalami translokasi di sepanjang jaringan ikat perimisial. Distribusi lemak yang uniform ke selurub daging dapat bertindak sebagai penghalang cairan yang hilang selama pemasakan, sehingga daging yang banyak mengandung marbling akan kurang mengkerut selama pemasakan dan daging tetap Iebih banyak mengandung jus. Variasi jtis daging dipengaruhi oleh spesies, irisan daging, umur, marbling, keempukan dan daya ikat air. Namun demikian kontrihutor sensasi juiciness yang terbesar adalah air yang tertinggal di dalam produk masak. Kandungan air daging bebas lemak secara relatif adalah uniform, sehingga perbedaan juiciness terutama berhubungan dengan Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan 33 kemampuan otot menahart air selama pemasakan. Pelayuan karkas meningkatkan water holding capacifr, sehingga daging layu Iebih banyak meangandung jus daripada daging yang tidak dilayukan. Keempukan Keempukan merupakan faktor penting penentu kualitas daging. Persepsi keempukan selama mastikasi terkait Øengan aspek - aspek : 1 kelumatan terhadap Iidah dan pipi yang sangat bervariasi, 2 ketahanan terhadap tekanan gigi yang berhubungan dengan daya yang dibutuhkan untuk menusukkan gigi ke dalam dagirig, 3 kemudahan fragmentasi yaitu ekspresi kemampuan gigi memotong serabüt-serabut otot, dan 4 jumlah residu setelab perigunyahan yang dapat dideteksi sebagai jaringan ikat yang tertinggal setelah hampir seluruh sampel terkunyah yang berasal dan perimisial atau epimisial. Adapun tiga komponen utama daging yang berperan terhadap keempukan atau kealotan, yaitu jaringan ikat, serabut-serabut otot dan jaringan adipose. Faktor -faktor yang mempengaruhi keempukan antara lain spesies, umur, lokasi datjing, marbling, perlakuan sebelum pemotongan antemortem dan pemberian balian pengempuk. I Berbagai cara metode pengempukan yaitu pelayuan, pemberian asam, peilakuan mekanis dan penggunaan enzim nabati seperti papairl dan bromelin. Akibat peregangan maka keempukan meningkat. Pelayuan juga mempengaruhi kempukan. Pemasakan meningkatkan keempukan, tetapi juga menurunkan kempukan, tergantung dad waktu dan temperatur. Larna pemasakan berpengaruh terhadap kolagen, temperatur mempengaruhi miofibnilar, biTa ternperatur Iebih tinggi dad 80 — 80°C maka koagulasildenaturasi protein miflbr:lar akan mengakibatkan pengeringan dan terjadi peningkatan kealotan. Bila temperatur di atas 65 - 80°C akan terjadi konversi kolagen menjadi gelatin yang dapat meningkatkan keempukan daging. pH berpengaruh terhadap Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan 34 keerripukari, pH yang tinggi akan mengakibatkan keempukan meningkat dan jus meriingkat pula. Untuk pH 5,46,0 akan terjadi status kontraksi yang mernpengaruhi keempukan. Bahan pengempuk daging dapat meningkatkan keernpukan. Telcstur Terkait dengan ikatan serabut otot faskuli yang terbungkus perimisium kasar dan lembut. Ukuran tekstur ditentukan oleh jumlati serabut otot, ukuran dan jumlah perimisium pembungkus. Hal-hal tersebut dipengaruhi oleh umur dan bangsa ternak. pH pH awal diukur pada awal pengukuran setelah pernotongan sampai 45 meriit sesudah 5emotongan. pH akhir ultimat kira-kira 24 jam setelah pemotongan. pH normal daging 5,4 — 58. Faktor-faktor yang mempengaruhi stress sebelum pemotongan aritara lain injeksi hormoriobat- obatan, spesies, individu ternak dan macam otot, stimulasi listrik, aktivitas enzim dan terjadinya glikolisis. Flavor dan aroma Flavor dan aroma daging menstimulasi aliran saliva dan jus alat pencernaan, sehingga ujung-ujung syaraf pada permukaan lidah. Aroma dideteksi bila sejumlah material volatil menstimulasi ujung-ujung syaraf hidung. Total sensasi adalah rangsangan kombinasi rasa gustatory dan bau olfactory. Faktor-faktor yang mempengaruhi flavor, aroma dan cita rasa antara lain species, bangsa, pakan, jeanis kelarnin, umur, leamak, lama’ dan kondisi penyimpanan dankondisi pemasakan terutama jenis, lama dan suhu pemasakan. Komponen flavor berasal dan konstituen clot, jaringan ikat dan adipose. Inosine monophosphate IMP dan hiposantin merupakan produk pemecahan ATP yang berperari meningkatkan flavor. Konstituen - konstituen daging yang paling bertanggung jawab terhadap flavor daciing adalab komponen jaringan otot yang larut dalam air. Flavor dan aroma spesies diperkirakan berasal dan material di dalam Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan 35 lemak, sebagian besar menguap jika dipanaskan.

K. Keempukan daging