Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan 20
Tujuan dari pelayuan daging adalah: 1 agar proses pembentukan asam laktat dari glikogen otot berlangsung
sempurna penurunan pH pada daging sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat,
2 pengeluaran darah menjadi lebih sempurna, sehingga meminimalkan kerusakan  akibat  mikroorganisme,  sebab  daging  merupakan  media
yang baik untuk pertumbuhan mikrobia 3  lapisan  luar  daging  menjadi  kering,  sehingga  kontaminasi  mikroba
pembusuk dari luar dapat ditahan, 4  untuk  memperoleh  daging  yang  memiliki  tingkat  keempukan
optimum, sebab daging melewati fase rigor mortis dengan sempurna 5 Cita rasa khas
Pelayuan  dilakukan  dengan  cara  menyimpanmenggantung  karkas  pada suhu  sedikit  dibawah  suhu  kamar.  Untuk  karkas  sapi  ,  karkas  kerbau,  karkas
kuda  pelayuannya    12  jam.  Karkas  babi  dilayukan  3-4  jam.  Karkas  kambing atau domba dilayukan 3-4 jam. Namun untuk memperoleh keempukan dan cita
rasa  yang  khas,  pelayuan  harus  dilakukan  pada  suhu  3-4C  selama  7-8  hari atau  suhu  20  C  selama  40  jam  atau  suhu  43C  selama  24  jam.  Untuk
menghambat  pertumbuhan  mikroba,  proses  pelayuan  dibantu  dengan  sinar ultraviolet.
E. Pemotongan karkas
Teknik  pemotongan  karkas  dan  pengambilan  daging  sebenarnya  tidak asal  dikerjakan.Karkas  dipotong-potong  menurut  aturan  tertentu.  Masing-
masing jenis karkas caranya berlainan. Pemotongan karkas menurut cara internasional :
1.  karkas sapi dewasa, nama-nama bagian karkasnya : round, sirloin, short loin, flank, rib, brisket, cross cut chuck, chuck dan foreshank.
2.  karkas  sapi  muda,  bagian  karkasnya  :  long  leg,  flank,  short  loin,  rack, breast, square cut chuck dan shank.
Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan 21
3.  karkas  domba  atau  kambing  :  leg,  short  loin,  breast,  rack,  brisket, shoulder dan foreshank
4.  karkas babi : ham, belly, loin, spare ribs, shoulder dan jowl.
Pemotongan karkas menurut cara yang banyak dikerjakan rakyat : 1.  karkas  sapi  :  lulur  dalam,  lulur  luar,  paha  atas,  paha  bawah,  lapis,
skengkel,  betis,  bahu,  lapis  berminyak,  dada  belaknag,  dada  muka, leher, kaki, kepala, buntut.
2.  karkas  sapi  muda  :  lapis,  bahu,  paha,  dada,  lulur  dalam,  lulur  luar, skengkel atas, skengkel bawah, leher
3.  karkas  kambing  atau  domba  :  leher  punggung,  lulur,  paha,  perut,  bahu dan kepala
4.  karkas  babi  :  kepala,  telinga,  kaki,    minyak  kulit,  lapis,  punggung,  lulur luar, lulur dalam, minyak jala, ham.
F. Kriteria Kualitas Daging
Kualitas  daging  dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor,  baik  pada  waktu  hewan masih  hidup  maupun  setelah  dipotong.  Pada  waktu  hewan  hidup,  faktor
penentu  kualitas  dagingnya  adalah  cara  pemeliharaan,  meliputi  pemberian pakan,  tata  laksana  pemeliharaan,  dan  perawatan  kesehatan.  Kualitas  daging
juga dipengaruhi oleh perdarahan pada waktu hewan dipotong dan kontaminasi sesudah hewan dipotong.
Kriteria  yang  dapat  dipakai  sebagai  pedoman  untuk  menentukan  kualitas daging yang layak konsumsi adalah sebagai berikut :
1. Keempukan atau Kelunakan Keempukan  daging  ditentukan  oleh  kandungan  jaringan  ikat.  Semakin  tua
usia hewan, susunan jaringan ikat semakin banyak, sehingga daging yang dihasilkan  semakin  liat.  Jika  ditekan  dengan  jari,  daging  yang  sehat  akan
memiliki konsistensi kenyal padat. 2. Kandungan lemak atau marbling.
Marbling  adalah  lemak  yang  terdapat  diantara  otot  intramuscular.  Lemak berfungsi  sebagai  pembungkus  otot  dan  mempertahankan  keutuhan  daging
pada  waktu  dipanaskan.  Marbling  berpengaruhterhadap  citarasa  daging.
Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan 22
Marbling  akan  mencair  saat  daging  dipanaskan  dan  berkontribusi  dalam meningkatkan  cita  rasa  daging  juiciness,  memberikan  aroma  daging  yang
sedap, serta berperan meningkatkan keempukan daging. 3. Warna
Warna  daging  bervariasi,  tergantung  dari  jenis  secara  genetik  dan  usia. Misalnya  daging  sapi  potong  lebih  gelap  daripada  daging  sapi  perah.
Daging sapi muda lebih pucat daripada sapi dewasa. 4. Rasa dan Aroma
Citarasa  dan  aroma  dipengaruhi  oleh  jenis  pakan.  Daging  yangberkualitas baik mempunyai rasa yang relatif gurih dan aroma yang sedap.
5. Kelembaban Secara normal daging mempunyai permukaan yang relatif kering sehingga
dapat  menahan  pertumbuhan  mikroorganisme  dari  luar.Dengan  demikian mempengaruhi daya simpan daging tersebut.
Beberapa kriteria daging yang tidak baik adalah sebagai berikut: 1.  Bau  dan  rasa  tidak  normalBau  yang  tidak  normal  biasanya  akan  segera
tercium  sesudah  hewan  dipotong.  Hal  tersebut  dapat  disebabkan  oleh adanya kelainan-kelaianan sebagai berikut:
a. Hewan sakit Hewan  yang  sakit,  terutama  yang  menderita  radang  yang  bersifat  akut
pada  organ  dalam,  akan  menghasilkan  daging  yang  berbau  seperti mentega tengik.
b. Hewan dalam pengobatan Hewan dalam masa pengobatan terutama dengan pemberianantibiotika,
akan menghasilkan daging yang berbau obat-obatan. 2. Warna daging tidak normal
Warna  daging  yang  tidak  normal  tidak  selalu  membahayakan  kesehatan konsumen, namun akan mengurangi selera konsumen.
3. Konsistensi daging tidak normal Daging  yang  tidak  sehat  mempunyai  kekenyalan  rendah  jika  ditekan
dengan  jari  akan  terasa  lunak,  apalagi  diikuti  dengan  perubahan  warna yang tidak normal, maka daging tersebut tidak layak dikonsumsi
Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Pangan 23
4. Daging busuk Daging yang busuk dapat mengganggu kesehatan konsumen, karena dapat
menyebabkan  gangguan  saluran  pencernaan.  Pembusukan  dapat  terjadi karena  penanganan  yang  kurang  baik  pada  waktu  pendinginan,  sehingga
aktivitas  bakteri  pembusuk  meningkat,  atau  karena  dibiarkan  di  tempat terbuka  dalam  waktu  relatif  lama  pada  temperatur  kamar,sehingga  terjadi
proses fermentasi oleh enzim-enzim membentuk asam sulfida dan amonia. Adapun  ciri-ciri  daging  yang  busuk  akibat  aktivitas  bakteri  antara  lain
sebagai berikut: a.  Daging  kelihatan  kusam  dan berlendir.  Pada  umumnya  disebabkan  oleh
bakteri  dari  genus  Pseudomonas,  Achromobacter,  Streptococcus, Leuconostoc, Bacillus dan Micrococcus.
b.  Daging  berwarna  kehijau-hijauan  seperti  isi  usus.  Pada  umumnya disebabkan oleh bakteri dari genus Lactobacillus dan Leuconostoc.
c. Daging
menjadi tengik
akibat penguraian
lemak. Pada
umumnyadisebabkan  oleh  bakteri  dari  genus  Pseudomonas  dan Achromobacter.
d.  Daging  memberikan  sinar  kehijau-hijauan.  Pada  umumnya  disebabkan oleh bakteri dari genus Photobacterium dan Pseudomonas.
e. Daging berwarna kebiru-biruan. Pada umumnya disebabkan oleh bakteri Pseudomonas sincinea.
G. CARA MEMBEDAKAN MACAM-MACAM DAGING