Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

variabel pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan dividen. Nilai variabel interaksi profitabilitas dengan pendanaan sebesar 0,168. Setiap kenaikan nilai pendanaan satu satuan, maka nilai kebijakan dividen naik sebesar 0,168 dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya tetap. Pada interaksi variabel profitabilitas dengan pendanaan, nilai t hitung sebesar 0,595 dan nilai t tabel sebesar 2,048 berarti t hitung lebih kecil dari t tabel. Tingkat signifikansi 0,557 lebih besar dari 0,05 berarti interaksi variabel profitabilitas dengan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan dividen. Nilai variabel interaksi likuiditas dengan pendanaan sebesar -0,071. Setiap kenaikan nilai pendanaan satu satuan, maka nilai kebijakan dividen turun sebesar -0,071 dengan asumsi nilai variabel bebas lainnya tetap. Pada interaksi variabel likuiditas dengan pendanaan, nilai t hitung sebesar -1,849 dan nilai t tabel sebesar 2,048 berarti t hitung lebih kecil dari t tabel. Tingkat signifikansi 0,076 lebih kecil dari 0,05 berarti interaksi variabel likuiditas dan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan dividen. 3.2. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis 3.2.1. Pembahasan hipotesis pertama Penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan profitabilitas dan likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen diterima. 22 Hasil penilitian ini sejalan dengan Bird in the Hand Theory menjelaskan bahwa investor lebih menyukai dividen yang tinggi karena dividen yang diterima seperti burung di tangan yang risikonya lebih kecil atau mengurangi ketidakpastian dibandingkan dengan dividen yang tidak dibagikan. Investor lebih merasa aman memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen daripada menunggu capital gain yang belum tentu akan diperoleh pada masa mendatang atau kedua-duanya tidak diperoleh. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Darminto 2008, Arilaha 2009, dan Simbolon 2009 yang menyatakan bahwa secara simultan profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini berarti semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, maka pembayaran dividen kepada pemegang saham atau alokasi untuk laba ditahan akan semakin besar pula. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham. Secara parsial profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Uraian dari masing-masing variabel dapat dilihat sebagai berikut: 1. Profitabilitas Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, maka pembayaran dividen kepada pemegang saham atau alokasi untuk laba ditahan akan 23 semakin besar pula. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen Sudarsi 2002:79. Hasil penelitian ini sejalan dengan Bird in the Hand Theory yang menjelaskan bahwa investor lebih menyukai pembagian dividen yang tinggi dibandingkan dengan dividen yang tidak dibagikan. Hal ini timbul dari pandangan investor yang paling pertama selalu menyatakan bahwa nilai perusahaan harga saham akan meningkat seiring dengan peningkatan dividen yang diberikan karena pembagian dividen yang dapat meningkatkan nilai perusahaan akan mengakibatkan peningkatan profit capital gain perusahaan sehingga perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba pada saat menjalankan kegiatan usahanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Darminto 2008, Arilaha 2009, dan Simbolon 2009 yang menyatakan bahwa secara parsial profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 2. Likuiditas Likuiditas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban keuangan jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia sehingga likuiditas perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan 24 dibayarkan kepada para pemegang saham yang berdampak positif terhadap nilai perusahaan Prihantoro, 2003:10. Walaupun secara teori, likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan dividen, namun dalam penelitian ini secara parsial likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini disebabkan karena banyak faktor lain yang mempengaruhi kebijakan dividen dan jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan food and beverage. Hasil penilitian ini sejalan dengan Dividend Irrelevance Theory menjelaskan bahwa tidak ada pengaruh kebijakan dividen yang diputuskan atau dilaksanakan perusahaan terhadap nilai perusahaan dalam hal tersedianya aktiva lancar yang dapat diubah menjadi kas untuk membayar semua kewajiban keuangan jangka pendek perusahaan pada saat jatuh tempo. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Tax Preference Theory yang menjelaskan bahwa investor lebih menyukai laba ditahan retained earning daripada laba ditahan karena dapat menunda pembayaran pajak. Clientele Effect Theory yang terdapat banyak kelompok investor dengan berbagai kepentingan dan keinginan yang berbeda menyatakan bahwa di satu pihak terdapat investor yang berpenghasilan tinggi lebih menginginkan dividen yang rendah dan capital gain yang tinggi karena dapat menunda pembayaran pajak dimana pajak akan dibayarkan jika dilakukan pembayaran dividen. Demikian halnya dengan Signaling Hypothesis Theory yang menyatakan bahwa pihak manajemen mengetahui banyak informasi tentang 25