32
Perlindungan Hukum Investor Reksadana Akibat Wanprestasinya Manajer Investasi adalah sebagai berikut :
1. Perlindungan Hukum Melalui Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia BAPMI
Lembaga BAPMI sudah berdiri sejak Agustus 2002. Tujuan pendirian BAPMI adalah untuk menyediakan wahana penyelesaian sengketa di luar pengadilan
khusus di bidang pasar modal. Dengan jalur ini, para pendiri BAPMI berharap proses penyelesaian sengketa bisa berlangsung lebih cepat dan murah. Tentu, keputusannya
tetap mengikat dan adil. BAPMI menangani sengketa hanya apabila diminta oleh pihak-pihak yang
bersengketa. Namun tidak semua persengketaan dapat diselesaikan melalui BAPMI, syaratnya adalah
54
: a. hanya mengenai persengketaan perdata para pihak sehubungan dengan
kegiatan di bidang Pasar Modal, bukan merupakan perkara pidana dan administrasi,
seperti manipulasi
pasar, insider
trading, dan
pembekuanpencabutan izin usaha; b. terdapat kesepakatan di antara para pihak yang bersengketa bahwa
persengketaan akan diselesaikan melalui BAPMI; c. terdapat permohonan tertulis dari pihak-pihak yang bersengketa kepada
BAPMI; d. membayar biaya yang terdiri dari biaya pendaftaran, biaya pemeriksaan dan
komisi fee. Berdasarkan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
bahwa BAPMI menyediakan 3 mekanisme penyelesaian sengketa di luar pengadilan, yakni Mediasi, Arbitrase dan Pendapat Mengikat. Di dalam menjalankan fungsinya
54
Ibid.
33
sebagai lembaga APS, BAPMI menjamin profesionalitas, netralitas dan independensinya.
55
1. Mediasi Mediasi BAPMI adalah cara penyelesaian masalah melalui perundingan di
antara para pihak yang bersengketa dengan bantuan pihak ketiga yang netral dan independen yang disebut Mediator. Mediator tidak memberikan keputusan atas
masalah, mediator hanya fasilitator pertemuan guna membantu masing-masing pihak memahami perspektif, posisi dan kepentingan pihak lain sehubungan dengan
permasalahan yang
tengah dihadapi
dan bersama-sama
mencari solusi
penyelesaiannya. Tujuan dari mediasi adalah dicapainya perdamaian di antara para pihak yang bermasalah.
Biaya administrasi mediasi ini sama dengan pendapat mengikat, yakni Rp 1,6 juta untuk biaya pendaftaran dan Rp 5 juta untuk deposit pemeriksaan. Adapun imbal
jasanya bisa dua macam. Pertama, berdasarkan jumlah yang disepakati dengan nilai minimal Rp 60 juta. Kedua, antara 0,16 hingga 0,6 dari nilai tuntutan yang
timbul. 2. Pendapat Mengikat
Ada kalanya para pihak dalam suatu perjanjian berbeda pendapat mengenai suatu persoalan berkenaan dengan perjanjian, misalnya mengenai penafsiran
ketentuan yang kurang jelas atau perubahan pada pelaksanaan perjanjian sehubungan dengan timbulnya keadaan baru. Secara material pada fase ini belum timbul sengketa,
55
Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia BAPMI, http:bapmi.org , Op.cit.
34
namun untuk menghindari permasalahan menjadi semakin membesar, para pihak meminta kepada pihak ketiga yang dianggap netral dan ahli untuk memberikan
pendapatnya atas persoalan itu agar tidak ada lagi penafsiran lain. Berdasarkan penjelasan itu, Pendapat Mengikat BAPMI adalah pendapat yang
diberikan oleh BAPMI atas permintaan para pihak mengenai penafsiran suatu ketentuan yang kurang jelas di dalam perjanjian agar di antara para pihak tidak terjadi
lagi perbedaan penafsiran yang bisa membuka perselisihan lebih jauh. Sesuai dengan namanya, pendapat ini bersifat final dan mengikat kepada para pihak. Setiap tindakan
yang bertentangan dengan Pendapat Mengikat dianggap sebagai pelanggaran perjanjian.
Berbeda dengan Mediasi dan Arbitrase yang dilakukan oleh MediatorArbiter BAPMI, pemberian Pendapat Mengikat dilakukan sendiri oleh BAPMI sebagai
institusi, yang dalam hal ini diwakili oleh Pengurus BAPMI secara kolektif. Oleh karena itu di dalam proses Pendapat Mengikat di BAPMI tidak mengenal penunjukan
pihak ketiga yang dianggap netral dan ahli oleh para pihak, melainkan dengan sendirinya pihak ketiga yang dimaksud adalah Pengurus BAPMI.
3. Arbitrase Arbitrase BAPMI adalah cara penyelesaian sengketa dengan cara
menyerahkan kewenangan kepada pihak ketiga yang netral dan independen yang disebut Arbiter untuk memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat pertama dan
terakhir. Keputusan yang dijatuhkan oleh Arbiter tersebut bersifat final dan mengikat bagi para pihak, tidak dapat diajukan banding.
35
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa Arbitrase BAPMI pada hakekatnya mirip dengan Pengadilan, dan Arbiter dalam proses Arbitrase adalah
layaknya hakim pada proses litigasi, yang membedakannya adalah: 1. Arbitrase merupakan pilihan dan kesepakatan para pihak yang bersengketa;
2. Proses Arbitrase baru dapat dilaksanakan setelah ada permohonan dari pihak yang bersengketa kepada BAPMI;
3. para pihak berhak menentukan apakah Arbiter akan berjumlah satu Arbiter Tunggal atau lebih Majelis Arbitrase;
4. Para pihak bebas menentukan tempat Arbitrase; 5. Para pihak berhak memilih Arbiter;
6. Arbiter dipilih berdasarkan keahliannya; 7. Proses persidangan dilangsungkan menurut peraturan BAPMI;
8. Persidangan Arbitrase berlangsung tertutup untuk umum; 9. Putusan Arbitrase tidak mengenal preseden atau yurisprudensi;
10. Arbiter dapat mengambil keputusan atas dasar keadilan dan kepatutan ex
aequo et bono, tidak semata-mata atas dasar ketentuan hukum; dan 11. Putusan Arbitrase tidak dapat diajukan banding.
Biaya proses penyelesaian melalui arbitrase di BAPMI memungut sejumlah imbal jasa. Saat ini, besarnya imbal jasa adalah antara 0,24 sampai 8 dari nilai
tuntutan.
2. Perlindungan Hukum Melalui Pengadilan