Pembelajaran Adab Pembelajaran Unsur-unsur Bahasa Arab a. Pembelajaran Mufradat

69 kaidah yang terdapat dalam contoh-contoh tersebut. Cara ini lebih baik untuk diberikan pada siswa tingkat ibtida’iy.

c. Pembelajaran Adab

Kata al-adab sering juga dipahami dalam dunia pembelajaran bahasa Arab sebagai pembelajaran al-nushush, al-balaghat, dan al-naqd. Dengan demikian, ketika seseorang menyatakan belajar adab, maka yang terlintas dalam pikiran adalah orang tersebut belajar salah satu atau tiga-tiganya dari tiga pengertian tersebut. Pertama, pembelajaran adab yang dipahami sebagai pembelajaran al- nushush. Maksudnya adalah pembelajaran bahasa Arab yang difokuskan pada kajian tentang sekumpulan teks-teks sastra seperti puisi, syair dan karya sastra tulis lain pada jamannya yang saling memiliki keterkaitan. Kedua, pembelajaran adab yang dipahami sebagai pembelajaran al-balaghat. Maksudnya adalah pembelajaran bahasa Arab yang lebih difokuskan pada kajian tentang sekumpulan aturan yang perlu diperhatikan oleh para sastrawan dalam proses kreatifnya untuk menghasilkan kalimat-kalimat yang indah. Ketiga, pembelajaran adab yang dipahami sebagai pembelajaran al-naqd. Maksudnya adalah pembelajaran bahasa Arab yang lebih diorientasikan pada masalah analisis kritis tentang penerapan aturan-aturan balaghat. Paparan mengenai kelebihan dan kekurangan dari sebuah 70 hasil karya sastra dalam pembelajaran ini merupakan bagian yang tak dapat ditinggalkan. Beberapa langkah berikut dapat dijadikan pertimbangan dalam mempersiapkan pembelajaran sastra dengan baik, yaitu: 1. Pendahuluan Guru menyampaikan judul atau topik kajian sastra yang akan dipelajari dalam kelas. Lalu dia dapat mencoba memancing siswa untuk mencari persoalan di sekitar topik yang paling menarik untuk dibahas. Pembicaraan terhadap persoalan tersebut harus disearahkan dengan materi yang sudah dan akan dipelajari. 2. Penyajian Guru menyampaikan teks-teks karya sastra yang akan dibahas. Teks atau karya sastra yang dimaksud dapat langsung diambil dari buku atau guru membawa sendiri karya sastra lain yang sesuai dengan topik, lalu dituliskan di depan kelas atau dikopikan untuk dibagi kepada para siswa. 3. Pemberian contoh. Setelah karya sastra diberikan, perlu juga dipertimbangkan agar siswa dapat diberikan contoh pembacaan karya sastra tersebut. Langkah ini dapat dilakukan 2 sampai dengan 3 kali dengan menekankan keseiramaan arti dan kaidahnya. Lalu dapat dilanjutkan dengan memerintahkan para siswa untuk menirukannya. 71 4. Penjelasan Tahapan ini dapat dimulai dengan memilih kata- kata yang sulit dimengerti atau susunan kalimat yang baru dikenal, lalu diberikan penjelasan secukupnya. Jangan sampai guru terlalu menghambur-hamburkan makan waktu secara berlebihan dalam menjelaskan, karena akan mengakibatkan kebosanan. 5. Pembacaan bersama Di sini guru menyediakan waktu untuk secara bersama-sama dengan para siswa membaca karya sastra yang baru dijelaskan. 6. Diskusi Pada tahapan ini, sebelum diskusi dimulai guru dapat menyampaikan beberapa pertanyaan sebagai pembuka diskusi. 7. Menumbuhkan Apresiasi Pada langkah terakhir ini, guru harus memberikan perhatiannya terhadap bagaimana siswa dapat memilki kepekaan dan respon yang tinggi terhadap sastra, sehingga dapat menghargai setiap karya sastra dan nilai- nilai yang terkandung di dalamnya. 72

BAB III STRATEGI INOVATIF

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

a. Strategi Umum Pembelajaran Bahasa Arab

Setelah memahami beberapa pendekatan dan metode dalam pembelajaran bahasa Arab, berikutnya penjelasan umum tentang strategi, teknik dan aktifitas dalam pembelajaran bahasa Arab. Strategi yang dimaksud adalah : ceramah, diskusi, demonstrasi, bermain peran, karyawisata dan lain-lain. Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun berdasarkan metode dan pendekatan yang dipilih guru. Di bawah ini akan diuraikan beberapa teknik pembelajaran bahasa, dari teknik yang paling abadi seperti teknik ceramah sampai dengan teknik pembelajaran mutakhir.

1. Teknik Ceramah

Teknik ini digunakan untuk menyampaikan informasi. Bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah, teknik ini diperlukan sebagai latihan keterampilan menyimak.