al-Tariqah al-Safawiyah al-Mukaththafah Intensive- Tariqah al-Madkhal al-Wadzifiy

38

15. Al-Tariqah al-Taulifiyah al-Intiqaiyah

Pada dasarnya, metode pembelajaran bahasa Arab ini merupakan metode memadukan beberapa metode sebelumnya yang dianggap efektif, yang disesuaikan dengan kemampuan seorang guru mengaplikasikan suatu metode pembelajaran bahasa Arab agar terhindar dari kejenuhan belajar, mengefektifkan serta mengefisiensikan hasil yang harus dicapai. Dalam perkembangannya, metode ini berkembang dengan dua macam metode barru yang masyhur dipakai dalam pembelajaran bahasa, antara lain :

a. al-Tariqah al-Safawiyah al-Mukaththafah Intensive-

Oral-Scientific-Method Metode ini merupakan salah satu metode pembelajaran bahasa Arab yang diambil dari unsur- unsur metode pembelajaran bahasa Arab yang lain yang memprioritaskan kemampuan berbicara dipadukan dengan menggunakan latihan membaca dan menulis setelah diyakini pembelajar sudah mampu mengungkapkan bahasa tersebut dengan baik dan benar. 16 16 Mahmud Kamil al-Naqoh, Ta’lim al-Lughoh al-‘Arobiyah …, 108. 39

b. Tariqah al-Madkhal al-Wadzifiy

Metode ini dipergunakan karena semata-mata untuk lebih memprioritaskan pembelajar yang disesuaikan dengan kemampuan dan kecendrungan dalam belajar bahasa Arab, kemudian dicarilah metode yang sesuai dengannya. Secara berurutan, tujuan pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode ini, antara lain agar pembelajar mampu : mendengar, berbicara, membaca dan menulis. 17 17 Mahmud Kamil al-Naqoh, Ta’lim al-Lughoh al-‘Arobiyah …, 89. 40

BAB II PEMBELAJARAN KETERAMPILAN

BAHASA ARAB

A. Pendahuluan

Sejak seorang bayi lahir dari rahim ibunya dan mulai berinteraksi dengan alam sekitar serta individu lainnya, maupun berdirinya suatu komunitas bangsa dan mengikrarkan diri untuk menjalin hubungan bilateral maupun multilateral dengan komunitas bangsa lain, maka kebutuhan pertama yang paling signifikan bagi dirinya ialah bagaimana ia mampu mengungkapkan keinginannya dan memahami ungkapan-ungkapan seseorang di sekitarnya. Kebutuhan seseorang terhadap suatu bahasa biasanya tergantung pada sejauh mana aktivitas kesehariannya yang memaksanya untuk mengaplikasikan bahasa itu sendiri. Oleh karena itu, amat sangat tidak relevan jika sistem pembelajaran bahasa asing yang diberikan kepada peserta didik tidak memperhatikan sedikitpun terhadap maksud dan tujuaannya belajar bahasa tersebut, dan jika ini di paksakan, maka yang muncul kemudian adalah sikap antipati mereka dan statemen yang salah bahwa belajar bahasa asing itu sangatlah sulit.