37 Peneliti beranggapan bahwa metode pretend play sesuai jika
diterapkan kepada anak autistik di SLB Ma’arif Muntilan, khususnya untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial. Hal tersebut dikarenakan dalam
penggunaan metode pretend play akan memberikan pengalaman yang langsung dan nyata kepada anak autistik dalam kehidupan sehari-hari, maka
diharapkan akan lebih mudah mengingat materi yang diberikan. Berdasarkan pemaparan diatas, maka metode pretend play efektif
untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada anak autistik kelas II SDLB di SLB Ma’arif Muntilan.
F. Hipotesis Penelitian
“Metode pretend play efektif untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada anak autistik kelas II SDLB di SLB Ma’arif Muntilan”.
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan Single Subject Research SSR. Alasan peneliti menggunakan Single Subject Researchkarena ingin menguji
efektivitas metode pretend play untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada anak autistik kelas II SDLB di SLB Ma’arif Muntilan.
Penelitian dengan menggunakan Single Subject Research yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan intervensi yang
diberikan pada subyek secara berulang-ulang pada waktu tertentu. Single Subject Research merupakan bagian integral dari analisis
tingkah laku Behaviour Analitic. SSR mengacu pada strategi penelitian yang dikembangkan untuk mendokumentasikan perubahan tentang tingkah laku
subyek secara individual melalui seleksi yang akurat dari pemanfaatan pada design kelompok yang sama, hal ini memungkinkan untuk memperlihatkan
hubungan fungsional antara perlakuan dari perubahan tingkah laku James W. Twaney and David L Gast, 1984: 10.
B. Desain Penelitian
Adapun pola desain Single Subject Research yang dipakai dalam penelitian ini adalah desain A-B-A, yaitu untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari suatu perlakuan intervensi yang diberikan kepada subyek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Alasan peneliti memilih desain
ini adalah adanya penambahan kondisi baseline yang kedua A2
39 dimaksudkan sebagai kontrol untuk fase intrvensi sehingga memungkinkan
untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. Untuk mendapatkan validitas penelitian yang baik, maka
peneliti perlu memperhatikan beberapa hal menurut Juang Sunanto dkk, 2006: 45 adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan perilaku sasaran target behavior dalam perilaku yang
dapat diamati dan diukur secara akurat. 2.
Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline A1 secara continue sampai kecenderungan arah dan level data menjadi stabil.
3. Memberikan intervensi setelah kecenderungan data pada kondisi
baseline stabil. 4.
Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi intervensi B dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil.
5. Setelah kecenderungan arah dan level data pada kondisi intervensi B
stabil mengulang kondisi baseline A2. Berikut merupakan gambaran dari desain penelitian Single Subject
Research SSR pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan : A: Baseline-1, kondisi awal shasil belajar ebelum diberikan intervensi
B: Intervensi, kondisi kemampuan hasil belajar setelah diberikan intervensi dengan penggunaan metode pretend play
A-B-A’ A
1
A
2
A
3
│B
1
B
2
B
3
B
4
B
5
│A’
1
A’
2
A’
3