89 b. SMP N 2 Kretek bertempat di daerah pantai, tepatnya di Depok, Desa
Parangtritis, Kecamatan, Kretek, Bantul. Fenomena yang ada antara lain orang tua siswa sangat bervariasi baik dari latar belakang pendidikan,
pekerjaan, maupun asal daerah. Di wilayah ini banyak orang tua perantau yang anaknya sekolah di SMP N 2 Kretek. Sebagian besar orang tua
menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada sekolah. Prestasi non- akademik siswa cukup baik.
c. SMP PGRI Kasihan, beralamatkan di Jl. PGRI 1105 Sonopakis, Ngestiharjo, Kasihan Bantul, merupakan lokasi perbatasan Kecamatan
Kasihan dengan Kota Yogyakarta. Fenomena yang menonjol adalah siswa sekolah tersebut sering tawuran, prestasi siswa kurang, demikian pula
perhatian orang tua terhadap pendidikan kurang. d. SMP N 1 Bantul, beralamatkan di Jl. Kartini 44 Trirenggo Bantul, sebagai
sekolah favorit yang banyak diminati oleh orang tua dari dalam maupun luar daerah Bantul. Peranserta orang tua dan masyarakat dalam pendidikan
tinggi, demikian pula prestasi siswa tinggi baik akademik maupun non- akademik. SMP N 1 Bantul merupakan salah satu RSBI.
3. Keempat sekolah tersebut terbuka untuk kegiatan penelitian maupun kegiatan- kegiatan lain yang konstruktif untuk perbaikan pendidikan.
Sesuai dengan informasi tentang keadaan lapangan tersebut, maka SMPN 3 Imogiri, SMPN 2 Kretek, SMP PGRI Kasihan, dan SMPN 1 Bantul akan
dijadikan kancah penelitian ini. Selanjutnya, subjek penelitiannya akan melibatkan: kepala sekolah, guru,
staf sekolah, siswa, komite sekolah, orang tua siswa, dan anggota masyarakat sekitar sekolah dari masing-masing sekolah. Informan untuk masing-masing unsur
subjek penelitian tersebut sebanyak satu orang, yang diperoleh berdasarkan saran atau pertimbangan dari key informan dari masing-masing sekolah.
D. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada objek penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Makna kualitas pendidikan difokuskan pada 2 level kualitas baik level individu maupun sistem sekolah, yaitu: 1 kualitas pendidikan pada level
90 individu siswa, mencakup: memahami kondisi siswa, mengetahui pengetahuan
dan pengalaman siswa, membuat relevansi isi pendidikan, menerapkan berbagai proses pembelajaran dan belajar, dan meningkatkan lingkungan
belajar; dan 2 kualitas pendidikan pada level sistem sekolah, meliputi: menciptakan kerangka kerja legislatif, mengiplementasikan kebijakan yang
baik, membangun dukungan administratif dan kepemiminan, menyediakan sumber daya yang cukup, dan mengukur hasil belajar.
2. Makna pola konfigurasi pendidikan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat, dilihat dari tanggung jawab masing-masing lembaga pendidikan tersebut.
a. Pendidikan dalam keluarga difokuskan pada pengasuhan, afeksi, dan variasi kesempatan dalam beberapa aktivitas atau aspek: 1 pemanfaatan
media, menonton TV, dan bermain; 2 agama; 3 kultur; 4 nilai-nilai; 5 kedisiplinan; 6 peran anak di rumah; 7 kesehatan anak; 8
warganegara yang bertanggung jawab; 9 keterampilan sosial; 10 etika dalam berkomunikasi; 11 gizi; 12 keamanan; 13 kesadaran terhadap
obat terlarang; 14 pendidikan seks; 15 pendidikan jasmani; dan 16 pendidikan karakter.
b. Pendidikan di sekolah dikaji melalui aktivitas pendidikan di sekolah yang mendorong perkembangan berbagai keterampilan dan perilaku melalui
kegiatan dan memberi motivasi bagi anak untuk keberhasilan belajar, yang mencakup: 1 muatan akademik; 2 peran anak di sekolah; 3
kedisiplinan; 4 gambaran kesehatan anak; 5 kesehatan pribadi; 6 partisipasi sebagai warganegara; 7 keterampilan sosial; 8 etika dalam
berkomunikasi; 9 gizi; 10 keamanan; 11 kesadaran terhadap obat terlarang; 12 pendidikan seks; 13 pendidikan jasmani; dan 14
pendidikan karakter. c. Pendidikan di masyarakat dikaji melalui berbagai aktivitas interaksi anak
dengan teman sebaya, tetangga, dan media massa, yang mencakup aspek- aspek: 1 kepedulian terhadap tempat-tempat atau fasilitas umum; 2
hukum; 3 layanan kesehatan; 4 warganegara sebagai anggota masyarakat; 5 kehidupan masyarakat yang berorientasi keadilan; 6
keterampilan sosial; 7 etika dalam berkomunikasi; 8 gizi; 9
91 keamanan; 10 kesadaran terhadap obat terlarang; 11 pendidikan seks;
12 pendidikan jasmani; dan 13 pendidikan karakter. 3. Makna keterkaitan pola konfigurasi pendidikan dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat dengan kualitas pendidikan di sekolah. 4. Menemukan pola konfigurasi pendidikan dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat yang baik dan berdampak pada pencapaian kualitas pendidikan yang tinggi di sekolah.
E. Rancangan Desain Penelitian