87 diinternalisasi ke dalam diri subjek
– menjadi terinternalisasi – semuanya merupakan kemamuan subjek, peneliti mendampinginya.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil seting di Sekolah Menengah Pertama SMP di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, baik
berstatus negeri maupun swasta yang tersebar di 17 kecamatan di Kabupaten Bantul. SMP negeri dan swasta dilibatkan dalam penelitian ini dengan
pertimbangan untuk mendapatkan pola konfigurasi pendidikan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat serta kualitas pendidikan yang lebih bervariasi. Peran
keluarga, sekolah, maupun masyarakat dalam pendidikan anak diasumsikan berbeda antara anak yang sekolah di negeri dan yang sekolah di swasta. Di
samping itu, seting penelitian ini juga memperhatikan sekolah berdasarkan lokasi geografisnya misal: kota, desa, pantai. Hal ini dengan pemikiran bahwa
lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap pandangan anggota masyarakatnya terhadap pendidikan anak-anak mereka yang akhirnya berdampak pada pilihan
kualitas pendidikan yang disepakati dan yang dicapai. Semua spesifikasi seting penelitian tersebut di atas secara sendiri atau kombinasi akan mewarnai unsur-
unsur sekolah dalam membangun kualitas pendidikan yang dicerminkan dalam aktivitas pendidikan yang berlangsung di sekolah. Di sisi lain, perbedaan lokasi
geografis juga berdampak pada berbedanya pandangan, sikap, dan perilaku orang tua dan anggota masyarakat dalam mendidik anak. Perbedaan-perbedaan tersebut
akan terlihat dari fenomena-fenomena yang terjadi di sekolah atau masyarakat. Oleh karena itu, sesuai dengan pendekatan penelitian ini, yaitu fenomenologis,
maka kancah penelitian akan ditentukan berdasarkan fenomena khusus yang terjadi di sekolah SMP berkait dengan keterlibatan keluarga, sekolah, dan
masyarakat dalam pendidikan anak dan kualitas pendidikan.
C. Subjek Penelitian
Unit analisis penelitian ini adalah sekolah, sehingga pemilihan subjek penelitiannya berdasarkan sekolah yang menjadi kancah penelitian. Penelitian
88 Wang 2008: 144 tentang hubungan keluarga-sekolah pada orang tua China di
Amerika, memberi indikasi bahwa pola hubungan orang tua dengan sekolah dalam hal memperhatikan pendidikan anak berbeda antara orang tua dari desa dan
orang tua dari kota. Kondisi tersebut juga terdapat di sekolah-sekolah dan masyarakat di Kabupaten Bantul, sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ishartiwi Setya Raharja 2011: 67, bahwa terdapat perbedaan peran keluarga dalam pendidikan anak antara sekolah di kota, desa, dan pantai.
Untuk lebih mendalami kondisi lapangan yang akan menjadi kancah penelitian ini, peneliti telah mengadakan survei ke Dinas Pendidikan Dasar
Dikdas dan beberapa SMP di wilayah Kabupaten Bantul. Melalui survei tersebut, peneliti mengetahui kondisi lapangan berkenaan dengan sekolah yang
menunjukkan fenomena khusus dan menarik berkenaan dengan perhatian sekolah, orang tua, atau masyarakat terhadap pendidikan anak; serta kondisi kualitas
pendidikan yang dicapai sekolah. Berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Dikdas dan Kasi Sarana Bidang SMP Dinas Dikdas Kabupaten Bantul dapat
diidentifikasi sebagai berikut. 1. Di Kabupaten Bantul terdapat SMP negeri maupun swasta, yang berjumlah 86
sekolah, terdiri atas 47 SMP negeri dan 39 SMP swasta berbagai yayasan. 2. Terdapat beberapa SMP yang memiliki fenomena khusus dan menarik
berkenaan dengan dua aspek - keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan dan kualitas pendidikan - yaitu: SMP N 3 Imogiri, SMP N 2
Kretek, SMP PGRI Kasihan, dan SMP N 1 Bantul. a. SMP N 3 Imogiri bertempat di Lenteng, Desa Selopamioro, Kecamatan
Imogiri, Bantul. Lokasi sekolah ini berada di daerah pedesaan perbatasan antara Kecamatan Imogiri dengan Kecamatan Panggang Gunungkidul.
Prestasi siswa menonjol dalam bidang seni, olahraga, dan keagamaan. Ketika anak-anak mengikuti kegiatan lomba dalam bidang tersebut orang
tua merasa senang namun di sisi lain mereka khawatir terhadap prestasi akademik anak-anak mereka. Sementara, masyarakat sekitar sekolah
seolah-olah bersikap dingin terhadap sekolah. Fenomena kawin muda anak-anak lulusan SMP N 3 Imogiri yang beberapa tahun lalu masih
cukup banyak, saat ini sudah berkurang.
89 b. SMP N 2 Kretek bertempat di daerah pantai, tepatnya di Depok, Desa
Parangtritis, Kecamatan, Kretek, Bantul. Fenomena yang ada antara lain orang tua siswa sangat bervariasi baik dari latar belakang pendidikan,
pekerjaan, maupun asal daerah. Di wilayah ini banyak orang tua perantau yang anaknya sekolah di SMP N 2 Kretek. Sebagian besar orang tua
menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada sekolah. Prestasi non- akademik siswa cukup baik.
c. SMP PGRI Kasihan, beralamatkan di Jl. PGRI 1105 Sonopakis, Ngestiharjo, Kasihan Bantul, merupakan lokasi perbatasan Kecamatan
Kasihan dengan Kota Yogyakarta. Fenomena yang menonjol adalah siswa sekolah tersebut sering tawuran, prestasi siswa kurang, demikian pula
perhatian orang tua terhadap pendidikan kurang. d. SMP N 1 Bantul, beralamatkan di Jl. Kartini 44 Trirenggo Bantul, sebagai
sekolah favorit yang banyak diminati oleh orang tua dari dalam maupun luar daerah Bantul. Peranserta orang tua dan masyarakat dalam pendidikan
tinggi, demikian pula prestasi siswa tinggi baik akademik maupun non- akademik. SMP N 1 Bantul merupakan salah satu RSBI.
3. Keempat sekolah tersebut terbuka untuk kegiatan penelitian maupun kegiatan- kegiatan lain yang konstruktif untuk perbaikan pendidikan.
Sesuai dengan informasi tentang keadaan lapangan tersebut, maka SMPN 3 Imogiri, SMPN 2 Kretek, SMP PGRI Kasihan, dan SMPN 1 Bantul akan
dijadikan kancah penelitian ini. Selanjutnya, subjek penelitiannya akan melibatkan: kepala sekolah, guru,
staf sekolah, siswa, komite sekolah, orang tua siswa, dan anggota masyarakat sekitar sekolah dari masing-masing sekolah. Informan untuk masing-masing unsur
subjek penelitian tersebut sebanyak satu orang, yang diperoleh berdasarkan saran atau pertimbangan dari key informan dari masing-masing sekolah.
D. Fokus Penelitian