Studi Pendahuluan yang Telah Dilaksanakan

80 b. Bagi keluarga ekonomi bawah, program alternatif kunjungan rumah lebih berhasil dalam hal pelibatan orang tua dan keluarga daripada program mewajibkan orang tua berkunjung ke sekolah. c. Ketika keluarga sering menerima dan berkomunikasi efektif tentang sekolah atau program, keterlibatan mereka meningkat, evaluasi keseluruhan mereka tentang pendidik lebih tinggi, dan sikap mereka terhadap program lebih positif. d. Orang tua dan keluarga sangat mungkin menjadi terlibat ketika pendidik menganjurkan dan membantu mereka dalam membantu anak mereka dengan pekerjaan sekolah. e. Ketika orang tua dan keluarga dianggap sebagai mitra dan menerima informasi yang relevan tentang sesuatu hal yang menyenangkan, mereka akan meletakkannya ke dalam praktek strategi keterlibatan mereka untuk siap mengetahui. f. Kolaborasi dengan keluarga merupakan komponen yang esensial dalam strategi perbaikan, namun ini bukanlah pengganti untuk program kualitas pendidikan yang tinggi atau perbaikan sekolah secara komprehensif.

G. Studi Pendahuluan yang Telah Dilaksanakan

Studi pendahuluan dilakukan dengan melibatkan beberapa SMP Negeri di wilayah Kabupaten Bantul. Studi ini dilakukan untuk mengetahui secara garis besar tentang kondisi peran orang tua, sekolah, dan masyarakat dalam hal pendidikan anak, serta bagaimana sekolah dalam menentukan target kualitas pendidikan. Di samping itu, studi pendahuluan ini juga untuk mengidentifikasi fenomena yang ada di sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Bantul. Studi pendahuluan tersebut menghasilkan informasi sebagai berikut. Pertama , peran orang tua, sekolah, dan masyarakat dalam pendidikan anak di beberapa sekolah menunjukkan variasi baik secara umum maupun pada masing-masing aspek. Secara umum, jika diurutkan dari yang paling berperan dalam pendidikan anak, dapat diidentifikasi bahwa yang paling kuat adalah sekolah, kemudian orang tua, dan yang paling lemah adalah masyarakat. Peran 81 keluarga hampir sama kekuatannya dengan peran sekolah, sedang peran masyarakat dapat dikatakan sangat lemah. Apabila dicermati peran pada masing- masing aspek, diperoleh gambaran bahwa peran orang tua yang paling kuat adalah pada aspek mengawasimembimbing kebiasaan anak belajar di rumah, peran sekolah yang paling kuat pada aspek membimbing dan mendukung kegiatan akademik anak, sedang peran masyarakat yang terkuat adalah pada aspek mengarahkan aspirasi dan harapan akademik anak. Kedua , dalam menentukan target kualitas pendidikan, sekolah mengakomodasi kepentingan berbagai unsur, antara lain: sekolah dan dewan sekolah, orang tua siswa, masyarakat atau tokoh masyarakat, kebijakan-kebijakan pemerintah baik daerah maupun pusat. Apabila dilihat dari derajat kekuatan terakomodasinya kepentingan masing-masing unsur tersebut, antara sekolah satu dengan lainnya menunjukkan perbedaan. Namun demikian, kepentingan sekolah cenderung lebih kuat sebagai penentu target kualitas pendidikan dibandingkan dengan kepentingan orang tua, masyarakat, maupun kebijakan dinas atau pemerintah. Fenomena tersebut menjadi makin menarik untuk dipelajari lebih lanjut dengan pemikiran bahwa kualitas sekolah secara utuh harus terus diperjuangkan agar mampu memberi kepuasan dan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat. Di sisi lain, pengaruh pendidikan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat perlu mendapat perhatian serius karena akan memberi kontribusi terhadap kualitas pendidikan. Oleh karena itu, perlu diupayakan untuk menemukan atau menghasilkan pola konfigurasi pendidikan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat yang harmonis, kondusif, dan produktif untuk berlangsungnya proses pendidikan yang efektif dan pada akhirnya dapat mencapai kualitas hasil pendidikan yang tinggi sesuai dengan spesifikasinya dan kebutuhan masyarakat.

H. Roadmap dan Sistematika Penelitian