Warna biru menyatakan penggunaan strategi additional yaitu 7,2 siswa yang menggunakan strategi ini, di sisi lain 18,8 siswa menggunakan strategi
linguistik yang ditunjukkan oleh warna merah. Warna hijau menunjukkan strategi fungsional yaitu sebesar 27,6.
G. Pemecahan Masalah dengan Menggunakan Pendekatan Holistik
Dari empat puluh enam siswa yang diuji, terdapat rata-rata 39,1 siswa mengunakan strategi ini. Diantaranya terdapat 21 siswa menjawab dengan
benar dan 18,1 siswa menjawab dengan salah. Berikut akan dipaparkan jawaban siswa menggunakan pendekatan holistik yang menjawab dengan benar
maupun salah. Soal nomor satu
1. Dalam sebuah gedung pertemuan terdapat 5 baris kursi. Pada baris
pertama terdapat 8 baris kursi, baris kedua 12 kursi, dan seterusnya pada baris berikutnya bertambah 4 kursi. Tentukan banyak kursi seluruhnya
dalam gedung itu
Gambar 1 Dari gambar 1 dapat dianalisis bahwa siswa mengerjakan soal nomor satu
menggunakan pendekatan holistik. Siswa memandang soal secara keseluruhan sebagai sesuatu yang utuh serta tidak menggunakan rumus dalam
menyelesaikan soal namun menggunakan pemahamannya terhadap soal. Dalam gambar tersebut juga terlihat bahwa jawaban siswa adalah benar. Berbeda
dengan gambar di atas, gambar di berikut ini akan menunjukkan kesalahan siswa dalam menggunakan pendekatan holistik.
Gambar 2
Berdasarkan gambar 2 di atas terlihat bahwa siswa mengggunakan pendekatan holistik namun menghasilkan jawaban yang salah. Ada
kemungkinan siswa kurang hati-hati dalam memahami soal atau siswa tidak dapat memahami soal. Dari gambar tersebut juga tampak bahwa siswa hanya
mengambil angka-angka yang ia temukan dalam soal lalu mengoperasikannya, dalam hal ini siswa mengalikannya. Catatan yang dapat diambil dari gambar di
atas adalah siswa juga belum dapat melakukan perkalian bersusun dengan benar.
Soal nomor dua 2.
Gambar berikut terbentuk dari batang korek api. Tentukan barisan bilangan yang menyatakan banyak batang korek api dari gambar berikut Berapakah
jumlah korek api pada pola selanjutnya?
Gambar 3 Gambar 3 di atas adalah salah satu contoh pekerjaan siswa yang menjawab
menggunakan pendekatan holistik dengan benar. Siswa menjawab dengan melihat soal secara umum kemudian menghitung rusuk dari masing-masing
susunan balok secara manual, kemudian siswa melihat pola yang terbentuk yaitu dijumlahkan dengan beda angka 8 pada setiap pola, setelah itu siswa
menentukan jumlah korek api pada pola selanjutnya. Pada tipe soal seperti ini memang dapat digunakan cara pengerjaan yang
demikian, namun akan menjadi masalah jika pola yang dihitung mencapai ratusan bahkan ribuan.
Gambar 4 Gambar 4 di atas merupakan pekerjaan siswa yang menggunakan
pendekatan holistik namun tidak teliti dalam membaca dan memahami soal sehingga ia menjawab dengan salah. Siswa tersebut melihat soal secara umum,
namun salah mengartikan. Angka 6 x 6 dimungkinkan adalah enam sisi dikalikan dengan enam batang korek api, sedangkan untuk selanjutnya ia mengalikan
dengan dua karena dia menganggap ada dua kubus yang terdapat pada gambar dan selanjutnya ia mengalikan dengan tiga karena ia melihat ada tiga kubus
dalam gambar tersebut. Padahal jika dicermati dengan lebih teliti, ada beberapa batang korek api yang bertumpukan jika dalam pola dua dan tiga dihitung murni
sebagai kubus utuh. Untuk itu mengerjakan dengan sistem ini memang baik, namun apabila tidak memahami soal hasilnya juga akan menjadi salah.
Soal nomor tiga 3.
Sebuah pipa paralon disusun sedemikian hingga untuk membentuk segitiga. Jika ditumpuk menjadi enam tumpukan berapakah jumlah paralon
yang dibutuhkan? Dan jika ditumpuk menjadi 10 tumpukan berapakah jumlah paralonnya?
Gambar 5
Dari gambar 5 di atas terlihat bahwa dalam menjawab soal nomor tiga menggunakan pendekatan holistik, siswa menjawab dengan benar. Sebagian
besar siswa mengerjakan soal nomor tiga menggunakan pendekatan seperti gambar di atas. Siswa memahami soal kemudian menggambarnya sesuai
dengan apa yang ia pahami kemudian menjumlahkan bulatan-bulatan yang diandaikan tumpukan pralon tersebut.
Gambar 6 Serupa dengan gambar 5, pada gambar 6 di atas ini siswa mengerjakan
dengan menggunakan pendekatan holistik karena siswa memandang soal sebagai satu kesatuan yang utuh dan mengartikannya dalam pemahamannya
sendiri, namun siswa kurang teliti dalam menjawab soal sehingga jawaban yang dihasilkan pun menjadi salah. Siswa mengartikan segitiga dibentuk dari tiga
pralon, sehingga ketika ditanyakan enam tumpukan ia berpikir singkat dengan mengalikannya dengan enam.
H. Pemecahan Masalah dengan Menggunakan Strategi Fungsional